Kecelakaan

557 14 0
                                        

Gema dan Naya masih berada di ruangan kepala sekolah, Gema sedang menyandarkan tubuh nya di sofa kemudian dia menutup wajah nya dengan tangan nya sambil terdiam sedangkan Naya hanya melihat Gema dan tidak berniat mengajak Gema ngobrol karena Naya tau Gema butuh waktu menenangkan dirinya. Naya akhirnya berniat keluar duluan karena merasa tidak enak berduaan apalagi ini ruangan kepala sekolah, Naya berdiri dan baru melangkah satu kali tangan nya langsung di pegang oleh Gema.

" Mau kemana? Temenin gue di sini dulu," ucap Gema pelan menatap Naya kemudian Naya pun akhirnya mengangguk dan ia diam di tempat.

Gema memajukan badan nya kemudian langsung memeluk perut Naya membuat Naya menegang, bayangan-bayangan mereka di kamar hotel kembali melintas di pikiran Naya. Gema memeluknya seakan tidak merasa bersalah, ia memeluk Naya dengan erat sedangkan Naya masih kaku di peluk Gema, mukanya juga sudah tegang.

" Gema, jangan seperti ini tidak enak kalau ada yang masuk," ucap Naya berusaha melepas pelukan Gema.

" Sebentar saja Nay, gue nggak tau mau bersandar sama siapa lagi kalau bukan sama lo."

" Tapi Gem_"

" Please Nayanika," ucap Gema memohon  dan terus memeluk perut Naya dan akhirnya Naya pasrah saja karena sejujurnya ia kasian melihat Gema tapi ia takut ketahuan dan bayangan itu terus muncul semakin buat ia takut.

" Gue keras banget ya ke bokap gue?" Tanya Gema akhirnya setelah beberapa menit diam.

" Tidak ada yang keras kok, semua sesuai apa yang kamu rasakan dan telah lalui. aku tau kamu begini bukan karena kamu membenci papa kamu, kamu sangat menyayangi beliau tapi kamu di kecewakan sehingga rasa kecewa itu menyelimuti kamu sampai menutupi rasa sayang kamu ke beliau."

" Tapi dia sudah jahatin bunda dan gue, gue nggak bisa terima itu."

" Iya, tidak ada yang membenarkan perlakuan papa kamu tapi bukan kah semua manusia itu pernah melakukan kesalahan? Tapi manusia yang baik itu yaitu manusia yang penuh kesalahan tapi berani mengakui kesalahan nya dan meminta maaf dan sebaik-baik nya manusia yang mau berlapang dada menerima permintaan maaf itu."

" Tapi berat."

" Semua terasa berat kalau hati kita belum ikhlas Gema, coba ikhlaskan semua yang telah terjadi anggap itu sebagai pelajaran hidup dan jangan sampai itu terjadi lagi entah sama papa kamu atau sama diri kamu sendiri. Kamu kan yang mengajarkan aku untuk bisa menerima semua perlakuan orang tua aku, jadi kamu juga harus bisa menerima Gema. Ingat kamu masih beruntung punya bunda yang sangat sayang sama kamu sedangkan aku, hanya orang yang tidak ada hubungan darah nya yang menyayangi aku, jadi bersyukur lah Gema, kita semua pasti punya cobaan namun kadar nya saja yang berbeda-beda dan cara melewati cobaan itu."

" Gue akan berusaha berdamai dengan keadaan."

Gema akhirnya melepas pelukan nya ke Naya kemudian dia mendongak menatap Naya.

" Lo mau terus menemani gue kan menjalani kehidupan ini?" Tanya Gema tiba-tiba membuat Naya kaget, jujur Naya tidak tau mau jawab apa.

" Naya gue minta maaf ya soal kejadian yang lalu, gue sudah memikirkan nya, apapun yang terjadi sama lo nanti gue akan tanggung jawab dan mengakui kesalahan gue."

Naya semakin di buat kaget oleh pengakuan Gema, ia tidak siap kalau kejadian itu di bahas lagi.

" Jadi Naya, lo mau terus menemani gue kan?" Naya akhirnya hanya tersenyum karena ia tidak tau mau jawab apa kemudian Gema pun juga ikut tersenyum membuat Naya rasa nya terhipnotis oleh senyuman Gema yang sangat jarang bahkan tidak pernah Naya lihat itu.

Setelah itu mereka pun keluar dari ruangan kepala sekolah dan beruntung sekitaran di situ sepi jadi tidak ada yang melihat mereka keluar bersama, mereka berpencar agar tidak menimbulkan kecurigaan. Naya kembali ke kelas setelah mendapat pesan dari Mia kalau ia sudah berada di kelas sedangkan Gema kembali ke kantin.
Di kelas Naya sudah di tunggu oleh Mia dan Aska kemudian Naya pun langsung ikut bergabung.

Nayanika ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang