Sudah mau mundur?

623 18 0
                                    

Andai kita bisa memilih akan menjatuhkan hati dengan siapa, Naya jelas tidak akan memilih Gema jika tau akan sesusah ini memiliki seorang Gema.  Terlalu rumit jalan yang Naya harus tempuh untuk meraih cinta nya, memang kata orang cinta itu butuh pengorbanan tapi pengorbanan itu akan semakin kuat jika apa yang kita lakukan bisa di hargai. Kalau apa yang kita lakukan seakan tak terlihat? Itu bukan pengorbanan namanya tapi perbudakan.

Naya sedang membuka-buka halaman buku Matematika yang ia pinjam namun pikirannya berkelana ke kejadian di kelas tadi. Gema bahkan tidak pernah menatapnya hingga ia pergi meninggalkan kelas, seperti nya jalan Naya memang sudah buntuh untuk menuju Gema. Apakah ini saat nya Naya mundur saja? Ya Naya rasa, ia sudah bisa mundur pelan-pelan dengan di mulai menjauhi Gema. Anggaplah Naya pengecut karena tiba-tiba mundur di tengah-tengah perjuangannya namun Naya memilih di anggap pengecut dari pada ia semakin lama tersakiti oleh pilihannya sendiri. Naya berhak mencari kebahagiaan lain, mungkin anggapan nya selama ini tentang Gema salah, ternyata bahagianya bukan pada Gema.

" Nay, bentaran ya, aku mau ke toilet dulu." Mia pamit ke toilet setelah Naya mengangguk dan meninggalkan Naya di tempat duduk mereka seorang diri.

Langkah kaki tegap seseorang memasuki  perpustakaan yang sepertinya kali pertamanya ia masuki itu. Ia masuk dengan diam dan berjalan ke tengah-tengah perpustakaan menjadikan ia pusat perhatian karena mereka baru melihat Gema memasuki perpustakaan yang entah apa tujuannya itu. Gema mengedarkan pandangan nya ke meja-meja berisikan orang-orang yang menatapnya bingung sampai penjaga perpustakaan bertanya.

" Cari siapa ya?" Gema menoleh dan menggelengkan kepalanya lalu keluar dari perpustakaan tanpa mengambil atau menyimpan sesuatu.

" Astaga, ngapain sih Gema pake cara masuk perpus segala, untung aku gercep lihatnya dan bersembunyi. Aku tidak mau niat nya cari buku malah terhenti karena melihatku di sini," gumam Naya yang masih bersandar di rak buku karena bersembunyi dari Gema tadi.

Setelah itu Naya pun balik ke meja tempat ia menunggu Mia tadi dan tak lama, Mia pun datang membawa tas Naya karena Naya mengirimkan Mia pesan kalau Mia sebaiknya mengambil tas mereka di kelas karena sepertinya proses pembelajaran hari ini akan lambat karena sudah jam setengah 10 dan belum ada proses pembelajaran terjadi.

" Di kelas masih ramai nggak Mi?"

" Lumayan, cuman kebanyakan anak-anak cowok nya yang lagi tinggal main game."

" Selain itu ada orang lain di kelas kita nggak ?"

" Kenapa emangnya? Kayaknya nggak ada deh, cuman teman-teman sekelas kita saja."

" Beneran?"

" Emang kenapa sih Nay? Kamu sebenarnya mau nanyain siapa? Gema? Gema Cs nggak ada di kelas, Nayanika."

" Ihh, siapa yang nanyain dia. Nggak ya."

Mia memicingkan alisnya sebelah mendengar kalimat Naya, tumben Naya kedengarannya cuek kalau soal bahas Gema. Ada apa ini? Pikir Mia namun tidak mau pusing, Mia kembali melanjutkan catatan nya yang ia tulis tadi.

Mereka berdua saling diam karena sibuk mencatat sampai terdengar bunyi kresek-kresek microphone.

" Pengumuman-pengumuman, sekolah hari ini di pulangkan lebih cepat karena guru masih mau melanjutkan rapat terkait Pensi yang tidak akan lama lagi akan di adakan. Jadi sekiranya setelah bel pulang di bunyikan, siswa siswi harap segera pulang."

Tringggggggg

Bel panjang beneran di bunyikan dan orang-orang di perpus sudah grasak grusuk untuk keluar perpus dan segera pulang begitu pun dengan Mia dan Naya.

" Baru juga masuk sekolah, udah di pulangin cepat lagi."

" Iya nih. Oh Mi,ini kan baru jam 10. Kemana ya kita bagusnya?"

" Pulang aja gimana?"

" Malas ahhh, nanti saja pulangnya. Kamu tau kan kalau aku sudah pulang ke rumah, yang ada aku akan mengeram dalam kamar ku seorang diri."

Mia tiba-tiba terbahak-bahak mendengar kalimat Naya membuat Naya cemberut melihat Mia menertawainya.

" Iya, iya sorry. Ya sudah kamu hubungi mbak Mira saja dulu baru setelah itu kita  pikirkan akan kemana."

Naya pun sambil jalan di koridor sekolahan mulai menelpon Mira dan tanpa Naya tau, seseorang tengah memandanginya dengan jarak yang cukup jauh.

" Hee Brader, kemana kita setelah ini?"

" Kemana lagi kalau bukan basecamp."

" Orang baru juga mau lama-lamaan di sekolah, malah di pulangkan cepat lagi."

Semua beramai-ramai menoyor kepala Leo kecuali Gema, gemes mereka mendengar kalimat Leo.

" Kesambet apaan lo, seorang Leo mau berlama-lama di sekolahan?"

" Fandi jahat banget lo, selama ini lo pikir gue ngapain ha di sekolahan kalau nggak tinggal?"

" Iya lo tinggal tapi di rooftop atau kantin, bukan kelas."

" Tapi kan tetap sekolahan namanya, kan masih area sekolah."

" Ya Sakarep mu lah Singa."

" Itu Lion ya, bukan Leo. Orang ganteng macam gini di samakan sama hewan bercambang kek gitu, strawberry mangga apel, sorry nggak level."

Eric,Vadi dan Fandi segera berlari meninggalkan Leo yang kelakuannya semakin menjadi setiap hari.

" Lari Gema, Leo semakin gila tuh," teriak Vadi saat mereka masih berlari.

" Gema, lo masih mau temenan sama gue kan? Lo nggak mau ninggalin gue kek mereka kan?" Tanya Leo dengan sok lembut kemudian menunjuk Vadi dll yang semakin menjauh.

Namun Gema hanya menatap Leo membuat Leo garuk-garuk kepala dan akhirnya tutup mulut.

Akhirnya Leo dan Gema sampai juga di parkiran sedangkan 3 orang itu sudah menunggu di atas motor mereka.

" Langsung ke Basecamp nih?" Tanya Eric

" Yoi." Sahut mereka semua namun Gema hanya mengangguk namun sebelum mereka berangkat, Hp Gema berdering dan memberi kode untuk mereka diam dan jangan jalan dulu.

" Hallo Bund, Assalamu Alaikum. Ada apa?"

" Abang pulang jam berapa?"

" Kenapa emangnya bun?"

" Ini bund minta tolong mau di antar ke pasar nanti kalau abang sudah pulang sekolah."

" Ini abang sudah pulang sekolah kok bun."

" Heh kok bisa? Abang bolos ya atau di skors?"

" Astaga nggak bund, emang sekolahan abang lagi di pulangin cepat karena ada rapat guru."

" Oh kirain abang bolos, hampir saja bunda kena jantungan. Ya udah abang pulang dulu ya antar bunda ke pasar, nanti saja main nya sama Vadi dll."

" Iya bund."

Setelah salam, panggilan dari bunda nya pun terputus.

" Kenapa?"

" Ini kalian duluan saja ke Basecamp nya soal nya gue mau antar bunda belanja dulu ke pasar."

4 orang itu pun mengangguk lalu pergi terlebih dahulu meninggalkan Gema yang akan pulang terlebih dahulu di rumahnya.

Tak lama Gema pun sampai di rumahnya dan bunda nya sudah siap ke pasar dan sudah duduk menunggu Gema di ruang tamu.

" Berangkat sekarang bun?"

" Kamu ganti baju aja dulu nak, besok kan masih di pakai baju sekolahannya."

Gema pun lalu ke kamar mengganti pakaian dengan menggunakan celana jeans panjang dan baju kaos putih di tutupi jaket hitam.

" Nggak makan dulu?"

" Ntar aja bun, abang masih kenyang habis makan di kantin."

" Ya udah,yuk berangkat."

Gema pun ke Garasi dan mengeluarkan mobilnya yang jarang terpakai karena Gema lebih senang menggunakan motor jika keluar sendirian kecuali ia sedang bersamw bundanya baru ia naik mobil karena bundanya menolak di boncengi oleh Gema menggunakan motor KLX nya itu.
Setelah itu Gema pun mengendarai mobilnya dan mengantarkan bundanya untuk ke pasar membeli perlengkapan Catering nya.

Nayanika ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang