BAB 2

173 29 16
                                    

"Barang bawaan saya banyak. Saya tidak yakin kamu bisa memanggul semuanya." Yoona berdalih agar penolakannya tidak sampai menyinggung si pemuda.

"Berapa tas yang kamu bawa dan berapa kilo masing-masing?" Tanya si pemuda.

"Entah, mungkin dua puluh kilo."

"Kamu mau naik gunung apa pindah rumah?"

Yoona tidak tertawa mendengar pertanyaan si pemuda.

Si pemuda menatap Yoona dengan seringai lucu, "jangankan cuma dua puluh kilo, menggendongmu naik sampai ke puncak Everest saja saya sanggup."

Yoona sontak melirik. Kurang ajar sekali lelaki yang satu ini. Pikirnya. Padahal belum ada sepuluh menit mereka saling bertukar kata tapi si pemuda sudah berani menggodanya.

"Saya Taehyung. Siapa namamu?" Tanya si pemuda sambil mengulurkan tangannya.

Eh, ternyata dia orang Korea juga. Batin Yoona mulai menyesali pertemuannya dengan pemuda itu. Karena ia tak mau dicap sombong jika tak mengacuhkan telapak tangan yang sedang terjulur ke arahnya itu, terpaksalah Yoona membalas uluran tangan si pemuda. "Yoona." Jawabnya sambil menyalami Taehyung. Secepat mungkin ia menarik kembali tangannya dan menyembunyikannya rapat-rapat di balik saku jaketnya.

"Aha! Kamu orang Korea juga ternyata!" Kedua mata Taehyung berkedip-kedip gembira. "Korea Selatan apa Korea Utara?" Tanyanya penuh semangat.

"Yang pasti bukan dari Nepal." Jawab Yoona tak acuh.

Sikap tawar Yoona menggelitik hati Taehyung. Biasanya ia paling malas melihat perempuan yang bersikap arogan atau pura-pura jual mahal kepadanya. Namun gadis yang duduk di bangku sebelahnya itu sungguh sangat menarik. Taehyung curiga kalau sikap tawar Yoona bukan disebabkan oleh sifat arogan si gadis, melainkan karena si gadis merasa was-was kepadanya.

"Biar saya tebak, Korea Utara?" Tanya Taehyung iseng.

"Saya terlihat seperti orang Korea Utara?" Yoona balas bertanya. Penasaran.

"Yang jelas kamu bukan orang Nepal." Taehyung menyindir jawaban Yoona yang tawar beberapa detik lalu.

"Hmmm." Yoona berusaha untuk tidak menanggapi ocehan pemuda yang duduk di dekatnya itu.

"Atau Korea Selatan, ya?" Taehyung berceloteh sendiri. "Orang Korea lagi beken lho sekarang. Banyak yang mengira saya ini anggota boyband Korea." Si pemuda tampan terkekeh bangga.

Duuh pedenya! Cibir Yoona dalam hati. Tapi kalau dilihat-lihat, pemuda yang satu itu memang sangat ganteng. Tidak heran kalau dia sampai dikira artis atau anggota boyband terkenal.

"Tapi saya tidak merasa kamu mirip anggota boyband." Timpal Yoona berpura-pura heran melihat tingkah si pemuda yang terlalu percaya diri dan blak-blakkan itu.

Taehyung cekikikan. "Saya pikir kamu juga bakal mengira kalau saya ini artis Korea. Soalnya sejak tiba di Kathmandu, banyak yang minta foto bareng dan tanya kalau saya ini anggota boyband Kpop terkenal mana."

"Terus kamu jawab apa?"

"Saya jawab saja kalau saya ini anggota BTS."

"Ada yang percaya?"

"Banyak. Buktinya mereka langsung minta tandatangan saya."

"Kamu bikin jelek nama BTS."

"Biar saja. Enggak ada yang tahu ini." Jawab Taehyung santai. Ia merongoh saku celana pendeknya dan mengeluarkan satu pak permen dingin rasa mint. "Mau? Kepala saya suka pusing kalau jalannya belok-belok seperti ini." Ia mengunyah beberapa butir permen dingin tadi dan menyodorkannya pada Yoona.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang