BAB 69

111 22 26
                                    

Yoona tidak jadi mengikuti acara misa requiem untuk mendiang Paman Seung-Ryong. Begitu mendapat telepon dari ayah mertuanya, diantar oleh Deokhwan dan Hyeyoung, ia langsung pergi meninggalkan rumah Nenek Moonsook bersama Taeyoo dan Susi.

Sepanjang perjalanan, bibirnya tak henti-hentinya memanjatkan doa. Sambil menciumi Taeyoo yang ia pangku, airmata Yoona terus-menerus jatuh bercucuran. Ia tahu salah satu dari Taehyung atau Hansung sudah dinyatakan meninggal dunia begitu kedua lelaki itu dibawa di rumah sakit, hanya saja ayah mertuanya tidak memberitahu siapa yang meninggal. Hal ini yang semakin membuat jantung Yoona resah tak terhingga.

Bukan karena ia mengharapkan Taehyung yang hidup atau sebaliknya, namun ketidak-tahuannya tentang siapa yang selamat dan siapa yang tidak, itu yang paling menyiksa perasaannya saat ini. Yoona harus tahu untuk siapa ia mesti berduka dan atas keselamatan siapa ia harus bersyukur.

Meskipun ia mencintai Taehyung dengan segenap hati dan jiwanya, arti seorang Hansung juga tidaklah kecil bagi Yoona. Tak peduli semasam apapun pernikahan yang mereka jalani, Hansung banyak sekali berjasa kepadanya. Yoona tulus menyayangi Hansung walaupun rasa sayang itu jauh berbeda dari rasa cinta yang ia miliki untuk Taehyung. Bagaimanapun juga ia tetap tidak mau kehilangan Hansung.

Tapi bagaimana kalau yang tidak selamat adalah Taehyung? Rasanya, Yoona hampir tidak sanggup membayangkannya tanpa merasa separuh nyawanya juga ikut melayang. Taehyung memang bukan suaminya, bukan juga berstatus sebagai pacarnya. Tapi lelaki itu adalah seluruh jiwa raganya. Dan Taehyung adalah ayah kandung Taeyoo. Saat ini saja, hati Yoona sudah remuk lebur membayangkan kemungkinan terburuk yang terjadi kepada bekas kekasih itu.

Mungkin itu sebabnya ayah mertuanya tidak mengatakan kepadanya siapa yang meninggal karena mertuanya tahu berita kematian Taehyung pasti akan menghancurkannya.

Barulah ketika Yoona dan Hyeyoung tiba di rumah sakit, mereka akhirnya paham mengapa ayah Hansung tidak menyebutkan siapa yang selamat dan siapa yang meninggal dunia.

"Tidak ada yang bisa membedakan antara Hansung dan Taehyung...." Tuan Park berdiri termangu. Wajahnya yang pucat tampak basah oleh keringat dan juga airmata. "Salah satu dari mereka yang selamat masih dalam keadaan syok dan tidak mau bicara."

"Kenapa bisa begitu, Pak?" Yoona tak habis pikir. "Walaupun Hansung dan Taehyung adalah kembar identik, dari gaya berpakaian mereka saja sudah ketahuan bedanya."

Tuan Park menggeleng. Sepasang mata tuanya tampak redup. "Entah mengapa, hari ini mereka berdua memakai pakaian yang sama persis."

Yoona ternganga. "Maksud Abeonim, pakaian mereka tidak bisa dibedakan?"

Ayah mertuanya mengangguk. "Padahal jarang sekali Hansung memakai kaus t-shirt kalau mau pergi ke suatu tempat, tapi hari ini tak tahu kenapa dia memilih pakaian seperti itu."

Yoona ikut terdiam bingung. Ketika tadi pagi ia meninggalkan rumah, Hansung memang masih memakai kaus warna putih dan celana panjang gelap. Itu adalah pakaian yang sering suaminya kenakan di kala santai. Namun jika hendak pergi ke luar, biasanya Hansung lebih suka memilih untuk memakai setelan kemeja.

"Di mana mereka berdua sekarang?" Tanya Yoona akhirnya. Tanpa mengetahui siapa yang masih bernafas di antara Taehyung dan Hansung, airmatanya sudah sejak tadi meleleh. Siapapun yang pergi meninggalkannya pasti akan ia tangisi. Kedua saudara kembar itu sama-sama mengisi hatinya dengan cara yang berbeda. "Saya ingin bertemu dengan mereka."

Ayah Hansung hanya bisa menunjuk sebuah ruang rawat yang berada tak jauh dari lorong rumah sakit tempat mereka mengobrol.

Diiringi oleh Hyeyoung, Yoona melangkah cepat menuju ruang rawat yang ditunjuk oleh ayah mertuanya.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang