BAB 75

124 21 25
                                    

Yoona menduga 'Hansung' pasti akan pulang ke rumah dengan wajah cemberut. Mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, terlebih jika sang pengajar sama sekali tidak menguasai materi yang mesti dia sampaikan.

Tapi dugaan Yoona ternyata salah. Ketika malam harinya Hansung pulang, lelaki itu malah bersiul-siul riang keluar dari dalam taksi online yang mengantarkannya dari kampus.

Yoona yang sejak tadi menunggu kedatangan Hansung----memerhatikan tingkah lelaki itu dari dalam ruang tamu. Dahinya berkerut-kerut heran melihat sang 'suami' tampak riang gembira----seperti seorang pemuda yang baru saja pulang apel dari rumah gadis pujaannya.

Karena menyangka tidak ada seorangpun yang mengawasinya dari balik kaca jendela, begitu melihat Chikin yang sama-sama baru pulang, 'Hansung' spontan menyapa kucing peliharaan Yoona itu.

"Hei, Leo! Dari mana kamu? Habis kawin dengan kucing tetangga sebelah, ya?" Hansung berjongkok untuk menguwel-uwel leher serta kepala si Chikin. Ia cengengesan menengok tembok rumah di sampingnya lalu berbisik pada si Romeo, "kamu enggak diusir sama tante sebelah, kan? Hati-hati, jangan mau kalau dikasih makanan apapun juga, jangan kamu sentuh, ok? Siapa tahu isinya racun tikus. Hehehe."

Hah! Yoona hampir saja bertepuk tangan penuh kemenangan begitu mendengar Hansung menyebut Chikin dengan nama Leo. Cuma Taehyung yang memanggil kucing gendut itu dengan nama Leo. Sedangkan Hansung? Hansung malah alergi pada Chikin. Sebisa mungkin dia tidak akan berinteraksi dengan hewan berbulu tebal itu.

Namun saat Yoona hampir menerobos ke luar rumah, 'Hansung' sudah lebih dulu menyingkirkan Chikin jauh-jauh. Begitu mendengar bunyi kunci rumah diputar, ia spontan melemparkan si kucing ke bawah kolong mobil----membuat kucing peranakan itu mengomel-ngomel tak jelas.

"Baru pulang?" Yoona melirik kolong mobilnya. Chikin sudah ngeloyor ke luar pagar.

"I-iya." Hansung nyengir. Ia menjatuhkan pantatnya ke atas kursi teras dan mencopot kedua sepatunya. "Tumben kamu pulang cepat? Hari ini tokomu enggak laku, ya?"

"Sembarangan." Yoona menjitak ubun-ubun Hansung. "Aku sengaja pulang cepat karena kangen sama Taeyoo." Karena agendanya hari itu disibukkan dengan kedatangan customer nomor satu Ryu Furniture-----perwakilan dari pengembang dan pengelola beberapa apartemen di ibukota----ia sengaja tidak membawa Taeyoo ke toko. Seharian penuh bayi itu dititipkannya pada Susi.

"Ah, Taeyoo!" Wajah Hansung spontan bertambah cerah teringat akan anak lelakinya. "Mana dia? Aku juga kangen." Ia langsung melesat masuk ke dalam rumah. "Taeyoo, yuhuu! Papa sudah pulang. Papa bawa oleh-oleh buat Taeyoo."

Mendengar suara bariton ayahnya, Taeyoo yang sedang anteng menonton film kartun di ruang TV bersama Susi sontak menoleh. Sambil tertawa riang, ia mencoba berdiri dan berjalan menuju ruang tamu. Sebelum ia terjatuh, dengan sigap Susi menggendongnya dan membawanya ke ruang tamu.

"Taeyoo." Hansung mengambil alih sang anak dan memutar-mutarnya di udara. "Tebak Papa bawa apa?" Ia mengangkat Taeyoo tinggi-tinggi----membuat bocah sembilan bulan itu tertawa melengking. "Ya ampun, air liurmu, Tae. Menetes, nih." Hansung terkekeh karena keningnya kejatuhan air liur Taeyoo. Sambil mendekap si bayi, ia menoleh Yoona. "Waktu hamil Taeyoo, kamu mengidam apa? Air liur dia banyak sekali."

"Ngidam bapaknya." Yoona berjalan sambil membawa masuk tas ransel milik Hansung yang lelaki itu tinggalkan di teras rumah.

Hansung mesem-mesem. Yoona menduga senyuman 'suaminya' itu menyiratkan rasa bangga sekaligus rasa sesal. Tapi tidak ada secuilpun kekesalan yang terpendam di hati lelaki itu. Padahal secara logika, Hansung seharusnya marah dan tersinggung mendengar jawaban isterinya barusan. Tapi karena yang sedang menggendong Taeyoo bukanlah Hansung yang asli, melainkan ayah kandung anak itu sendiri, 'dia' tidak punya alasan sama sekali untuk merasa tersinggung.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang