BAB 50

134 20 14
                                    

Sebelum ayam jantan berkokok, Taehyung mengendap-endap keluar dari dalam rumah Nenek Moonsook sambil membawa Bobo dan selembar foto Kitae yang ia minta dari Yoona. Ia mesti kucing-kucingan dengan Bibi Yeongja yang ternyata sudah bangun dan sedang mengambil sapu di dapur.

"Cepat keluar sebelum Bibi Yeongja kembali dari dapur." Bisik Yoona sambil mendorong punggung Taehyung melewati ruang tamu rumah neneknya.

Taehyung membuka pintu depan yang sudah dibuka oleh Bibi Yeongja sebelumnya. Ia tiba-tiba saja berhenti.

"Kenapa lagi?" Yoona menjadi gemas sendiri.

"Sepatuku mana?" Taehyung celingukan mencari-cari sepasang sepatu miliknya yang tidak ada di rak sepatu di ruang tamu.

Yoona ikut-ikutan mencari sepatu Taehyung di kolong meja dan kursi tamu. "Enggak ada. Mungkin kamu taruh di luar."

"Oh iya, lupa." Taehyung menoleh nyengir setelah melihat sepasang sneaker miliknya tergolek di teras rumah Nenek Moonsook.

"Pakai sepatunya di mobil saja." Yoona menoleh ke belakang. Takut kalau-kalau Bibi Yeongja muncul di ruang tamu atau neneknya tiba-tiba saja keluar dari kamar tidur.

"Kamu mau aku nyeker?" Protes Taehyung.

"Cuma sampai mobil saja."

"Tapi dingin sekali, Yoong." Lantai rumah Nini yang terbuat dari marmer asli hampir terasa seperti balok es saat bersentuhan dengan telapak kaki Taehyung.

"Enggak begitu dingin, kok."

Taehyung memungut kedua sepatunya. Ia menatap Yoona sekali lagi. "Kenapa kita mesti kucing-kucingan seperti ini, sih?"

"Karena aku enggak mau nenekku dan Bibi Yeongja tahu kalau kamu menginap di sini." Yoona menyelinap ke teras sambil menutup pintu ruang tamu.

"Dan sudah bercinta serta tidur bareng sama kamu." Seringai Taehyung bangga.

"Kamu memang menyebalkan." Jewer Yoona. "Sekarang aku benar-benar menyesal."

"Ah, masa menyesal?" Taehyung mencolek dagu Yoona yang lancip. "Bukannya malah senang? Pinggangku sampai pegal, lho."

"Diam, Tae." Yoona melotot. "Cepat pulang sana sebelum kita berdua kena sidang nenek."

Taehyung cekikikan. "Iya-iya. Aku pulang sekarang juga." Ia menjinjing sepatunya. Tapi baru satu langkah, ia berbalik, "eh, lupa."

"Apa lagi?" Kali ini kalau mereka berdua sampai kepergok oleh Bibi Yeongja atau neneknya, Keira sudah tidak tahu harus memberi alasan apa.

"Lupa belum cium kamu." Cuuup. Taehyung mengecup kening Yoona.

Yoona bersemu-semu menerima kecupan Taehyung.

"Kita pulang ke Seoul berdua?" Tanya Taehyung sebelum masuk ke dalam mobilnya yang semalaman diparkir di luar pagar rumah Nenek Moonsook.

"Mobilku?"

"Minta salah satu pegawai nenekmu untuk kirim ke Seoul."

Yoona menggeleng. "Kita bertemu di Seoul saja."

Taehyung menekuk bibir bawahnya. "Kapan?"

"Setelah aku bicara pada Hansung." Teringat akan tunangannya, hati Yoona diaduk oleh rasa sedih dan sesal. Ia masih belum tahu bagaimana caranya berterus terang kepada Hansung tanpa harus menyakiti hati lelaki itu. Hati yang begitu lembut dan tulus.

"Jangan ditunda-tunda ngomongnya." Jika ada yang Taehyung cemaskan, itu adalah perasaan Yoona sendiri. Ia takut Yoona akan berubah tidak tega setelah bertemu langsung dengan Hansung.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang