"Kenapa fitting bajunya harus sekarang? Apa enggak bisa ditunda beberapa hari lagi?" Yoona menaruh piring bekas ia sarapan di atas bak cuci piring. Susi cepat-cepat mengambil alih piring itu dari tangan majikannya.
"Penjahitnya bisanya sekarang, Yoona." Jihyun menyahut dari ujung sambungan telepon. "Cuma fitting saja. Kalau-kalau ada yang harus diperbaiki." Jihyun adalah teman Yoona yang bekerja di sebuah butik bridal tempat Yoona memesan gaun pengantinnya.
"Tapi Hansung masih berada di Hanoi sampai Sabtu besok." Yoona mengelap tangannya. Sudah jam delapan pagi. Jika tidak bergerak cepat, ia akan kalah dari padatnya lalu lintas ibukota dan baru akan sampai di toko jam sepuluh nanti.
"Tadi aku sudah telepon Hansung. Dia bilang ok."
"Hah?" Telepon yang Yoona selipkan di antara telinga dan pundaknya itu hampir saja meluncur jatuh. "Oke bagaimana? Mau fitting jarak jauh?"
"Enggak tahu. Aku pikir Hansung ada di Seoul." Jihyun terdengar tak kalah bingungnya.
"Ting! Tong!"
Bel rumah Yoona berbunyi. Gadis cantik itu menoleh Susi yang baru beres mencuci piring. "Tolong lihat siapa yang datang, Sus."
"Baik, Bu." Susi berjalan cepat menuju ruang tamu. Tak sampai satu menit kemudian ia kembali ke ruang makan. "Ada Tuan Hansung."
Yoona mengerjapkan mata dua kali mendengar perkataan Susi. "Hansung? Enggak mungkin." Ia beranjak dari kursi makan walaupun jeruk yang ia pegang belum beres ia kupas. Apa diam-diam Hansung sudah pulang dari Hanoi dan ingin memberinya kejutan?
"Hei, kucing. Kamu bulunya bagus amat." Seorang lelaki maha tampan berjongkok di teras rumah Yoona sambil menggaruk-garuk perut seekor kucing putih abu berbulu panjang yang sedang berbaring santai di atas ubin. "Tapi nama kamu jelek sekali. Chikin. Nama apaan, tuh? Kamu kan kucing. Bukan ayam." Ia membaca bandul yang menggantung di kalung si kucing. "Kalau aku yang kasih nama, kucing sebagus kamu bakalan aku panggil Romeo. Atau Leo. Leonardo Da Vinci." Taehyung tersenyum puas. "Leo saja, ya? Mulai sekarang namamu Leo, bukan Chikin." Ia mengangkat si kucing gemuk dan menggendongnya manja.
Yoona segera berlari menaiki anak tangga rumahnya begitu mengetahui siapa yang ada di teras rumah. Tapi lelaki itu keburu melihatnya.
"Yoong!" Taehyung refleks melemparkan si Chikin ke pekarangan rumah Yoona dan mengejar gadis itu. "Hei, kenapa pagi-pagi begini kamu malah ngajak main kejar-kejaran?"
"Aku enggak mau ketemu sama kamu!" Desis Yoona galak dari tengah anak tangga.
"Hansung yang menyuruhku untuk datang ke sini."
Yoona melotot mendengar alasan Taehyung. "Hansung? Jangan mengarang-ngarang alasan. Dia sedang ada di Hanoi."
"Justru karena itu dia menyuruhku untuk datang ke rumahmu. Kalian mau fitting baju pengantin, kan?" Taehyung menengadah karena posisi Yoona yang sedang berdiri di atas anak tangga jadi lebih tinggi dari dirinya. "Hansung minta aku untuk menggantikan dia fitting baju."
Pahamlah Yoona. Pantas saja tadi Hansung bilang 'ok' pada Jihyun. Ternyata tunangannya itu berencana untuk mengutus Taehyung fitting baju menggantikan dirinya. Sebagai kembar identik, Taehyung dan Hansung memang tidak ada bedanya jika hanya ditilik dari bentuk dan ukuran fisik mereka.
Yoona menggeleng tegas. "Enggak ada fitting baju untuk kamu. Semuanya batal."
"Pernikahan kalian batal?" Taehyung mengedipkan kedua matanya. Walaupun wajahnya sengaja ia polos-poloskan, Yoona tahu lelaki itu tengah menggodanya.
Plok! Yoona menoyor kepala Taehyung dan bergegas menaiki anak tangga. Ia benar-benar tidak mau berhadapan dengan Taehyung pagi itu.
Tapi si bengal Taehyung malah mengekor di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]
FanfictionLim Yoona melakukan kesalahan terbesarnya saat ia bertemu dengan Kim Taehyung dalam sebuah pendakian ke kaki Gunung Everest. Setelah menghabiskan waktu bersama di sebuah negeri yang begitu asing, Yoona dan Taehyung terlibat dalam sebuah hubungan asm...