BAB 12

155 27 24
                                    

Ternyata Yoona tidak begitu menyukai tambahan anggota baru di rombongan mereka. Jelas-jelas Meylin terlihat gandrung pada Taehyung. Sebentar-sebentar, gadis Tionghoa itu menyusul langkah Taehyung atau justru menunggu sampai Taehyung mendekat. Selama berjam-jam, Meylin terus saja menyerocos membicarakan apapun yang ingin diobrolkannya kepada Taehyung.

"Meylin cepat sekali akrab dengan Taehyung, ya?" Franz sengaja berjalan lambat agar Yoona bisa menyamai langkahnya. Taehyung dan Meylin sudah tertinggal jauh di belakang.

"He-eh." Sahut Yoona tanpa minat. Jalur mereka kini banyak dipenuhi oleh batu-batu besar yang cukup sulit untuk dilewati.

"Kamu tidak mau menunggu mereka?" Tanya Franz.

"Tidak perlu. Nanti juga mereka akan menyusul kita."

"Kamu tidak marah, kan?"

"Marah kenapa?" Yoona melirik Franz sekilas.

"Karena Meylin dekat-dekat dengan pacarmu."

"Hmmm, kalau Taehyung merasa punya pacar, dia tidak akan dekat-dekat dengan perempuan lain." Yoona merasa sedikit kaget mendengar kata-katanya sendiri yang sarkastis. Sejak kapan ia jadi sinis begini? Dan apa urusannya kalau Taehyung ingin dekat-dekat Meylin? Toh Taehyung bukan siapa-siapa untuknya.

Franz membantu Yoona melewati sebongkah baru besar yang berada di antara puncak undakan. "Kamu benar. Jika Taehyung ingin menjaga perasaanmu, dia tidak akan dekat-dekat dengan Meylin."

"Mungkin memang begitulah sifat laki-laki." Sahut Yoona. "Kalian mudah sekali mengatakan kata-kata rayuan tapi begitu melihat perempuan lain, kalian mendadak lupa ingatan."

"Hahaha." Franz tertawa mendengar gerutuan Yoona. "Aku akui, kami memang sering begitu. Sudahlah, jika Taehyung tidak cemburu melihatmu bersamaku, kita tinggalkan saja mereka berdua. Aku masih bisa menemanimu sampai Everest Base Camp."

Yoona tersenyum. "Taehyung tidak punya hak untuk cemburu pada kita. Dan aku ragu dia akan merasa cemburu."

"Tapi Taehyung begitu perhatian padamu. Aku tak yakin jika dia tidak akan marah melihatmu dekat-dekat dengan lelaki lain."

"Franz, sebenarnya aku dan Taehyung----" Yoona hampir saja berkata terus terang kalau ia dan Taehyung sebenarnya tidak ada hubungan apa-apa, bahwa mereka berdua baru berkenalan tiga hari lalu. Tapi mengingat bahwa ia telah berbagi kamar dengan Taehyung selama dua malam berturut-turut, Yoona menelan kembali kata-katanya. Ia tak mau Franz sampai berpikir kalau ia adalah seorang gadis murahan yang mudah saja untuk tidur satu kamar dengan seorang lelaki yang baru dikenalnya. Belum lagi ia sudah membiarkan Taehyung memijati pundaknya, mengelus kepalanya, dan menyentuh wajahnya di depan banyak orang. Ah, murahan sekali aku. Sesal Yoona dalam hati. Pipinya memerah mengingat semua perlakuan intim Taehyung kepadanya.

"Kalian tidak sedang punya masalah, kan?" Franz menatap Yoona lekat-lekat. "Tapi, kulihat Taehyung begitu perhatian padamu di kedai tadi." Ia menoleh Taehyung, dan sedikit tertegun. Dari kejauhan saja ia bisa melihat betapa tajamnya tatapan Taehyung kepada mereka. "Ah, lihatlah. Ternyata Taehyung memang marah melihat kita berdua-duaan." Tawanya.

Yoona menoleh ke belakang. Walaupun Meylin masih terus menyerocos dan mengajak Taehyung mengobrol, namun yang diajak bicara malah tak menanggapi. Taehyung justru memandang Yoona. Bibirnya yang merah tertekuk dalam. Yoona mengerjapkan mata dua kali untuk memastikan apakah Taehyung memang sedang cemberut menatapnya atau ia hanya salah duga saja.

"Sebaiknya kita tunggu sampai Taehyung dan Meylin menyusul kita. Sekalian kita memanjangkan kaki sebentar." Saran Franz. Ia menyandar pada batu tebing di sampingnya dan menyapa Bhisnu yang sejak tadi berdiri menunggu mereka berempat.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang