BAB 98

84 17 11
                                    

Meskipun Taehyung adalah suaminya, Yoona tidak mau lancang menanyakan apa yang ingin Jiwon tanyakan kepada lelaki itu.

"Ya, kamu boleh menemui Taehyung dan menanyakan apapun yang ingin kamu tanyakan padanya." Jawab Yoona.

"Terimakasih." Ucap Jiwon.

"Mau aku antar menemui Taehyung? Dia sedang berada di toko."

"Dia enggak menggantikan Hansung mengajar di universitas?" Jiwon menoleh penasaran.

Yoona menahan senyumnya, "Taehyung pernah mencoba mengajar selama beberapa bulan, tapi karena dia sama sekali tidak ahli dalam Matematika, dia akhirnya menyerah."

"Taehyung keluar dari kampus? Jadi nama Park Hansung sudah bukan nama seorang dosen Matematika lagi?"

"Bukan." Geleng Yoona.

Jiwon masih merasa aneh mengenai ini semua. Tiba-tiba saja lelaki yang ia cintai sudah tak ada lagi di dunia ini. Bukan cuma tubuhnya yang terasa lunglai, tapi juga hatinya. Perasaannya begitu kosong seolah ada sisi yang robek dan tak bisa ia jahit kembali.

Heningnya suasana mobil membuat Yoona menoleh Jiwon. Sang aktris ternama sedang melamun memandangi luar jendela mobil. Yoona harus mengakui kalau Jiwon adalah seorang perempuan yang luar biasa cantik. Tidak perlu digambarkan lagi betapa sempurnanya semua fitur yang ada pada wajah ayunya. Pantas saja almarhum Hansung bisa sampai jatuh cinta kepada wanita itu. Tapi Yoona menjadi heran, mengapa Taehyung tidak tergiur pada kecantikan Jiwon? Padahal jika mau, mudah saja bagi Taehyung untuk memperdayai Jiwon dan merayu sang aktris idola untuk jatuh ke dalam pelukannya.

Tapi benarkah Taehyung tidak pernah tergiur? Hati manusia mana ada yang tahu? Kalaupun Taehyung tergoda pada paras cantik Jiwon, memangnya suaminya itu akan berterus terang kepadanya? Taehyung kan bukan orang bodoh yang sangat naif.

"Eonnie,"

Jiwon segera menoleh.

"Apa kapan-kapan aku boleh menjenguk Narae?"

Jiwon tidak menyangka kalau Yoona akan menanyakan hal itu. "Kamu ingin bertemu Narae?"

"Ya, Narae adalah anak kandung Hansung. Aku berhak dan juga wajib untuk mengenalnya." Meskipun ia tak begitu mau mengakui hal ini secara terang-terangan di hadapan Jiwon, Yoona menambahkan, "Taehyung juga sangat sayang pada Narae. Dia kerap mengkhawatirkan keadaan Narae."

Jiwon terperangah. Ia tahu Taehyung memperlakukan Narae dengan begitu hangat dan penuh kasih sayang. Sebelumnya, ia menyangka Hansunglah yang selama ini selalu berkunjung ke rumah sakit dan ikut menemani Narae di sana, baru setelah ia tahu bahwa yang selalu datang menemui mereka adalah Taehyung, Jiwon merasa terharu atas segala perhatian Taehyung kepada Narae. Sikap Taehyung begitu tulus, padahal lelaki itu tidak memiliki kewajiban untuk memerhatikan Narae apalagi melimpahi anak itu dengan kasih sayang seorang ayah.

"Kamu benar-benar beruntung." Cetus Jiwon. "Kamu memiliki seorang suami sebaik Taehyung. Melihat caranya memperlakukan Narae, aku yakin Taehyung adalah seorang ayah yang sangat baik untuk anak-anak kalian."

Giliran Yoona yang menoleh, "terimakasih." Sahutnya menerima pujian Jiwon untuk sang suami. "Taehyung memang sangat baik. Tapi," ia tersenyum sendu. "Hansung juga sama baiknya dengan Taehyung. Aku tidak akan menampik fakta bahwa selama aku dan Hansung menikah, pernikahan kami sehambar pasir di padang gurun." Yoona termenung mengingat masa lalunya bersama Hansung. "Tapi sebenarnya dia adalah lelaki yang sangat baik. Dan juga ayah tiri yang bertanggung jawab."

Hansung memang hampir tidak pernah berusaha untuk mendekati Taeyoo dan melimpahi bocah itu dengan kasih sayang seorang ayah. Terkadang, Yoona malah melihat tatapan sinis dan sakit hati setiap kali Hansung memandang puteranya itu. Tapi di banyak kesempatan, Yoona juga bisa merasakan bahwa sebenarnya Hansung mengasihi Taeyoo. Pernah suatu ketika, Taeyoo jatuh sakit. Saat itu umur Taeyoo baru tiga atau empat bulan. Biasanya Hansung acuh tak acuh saja pada Taeyoo, tapi malam itu, Hansung juga ikut bergadang menemaninya merawat Taeyoo. Bahkan ketika panas Taeyoo tidak juga mau turun, Hansung langsung mengantar mereka ke dokter. Mantan suaminya itu memang tidak ikut masuk menemaninya di ruang dokter, tapi Hansung tetap menunggui mereka berdua sampai selesai berobat di sana. Dan Yoona tidak akan pernah melupakan bahwa di hari terakhir Hansung hidup ini dunia ini, lelaki itu menunjukkan sikap sayang yang tulus kepada Taeyoo. Entah apa karena Hansung sudah memiliki firasat kalau hidupnya tidak akan lama lagi, atau pada akhirnya dia sudah berdamai dengan segala dendam serta sakit hatinya selama ini, yang jelas pada pagi itu, Hansung tampak tersenyum sambil menimang-nimang Taeyoo penuh kasih sayang.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang