BAB 3

143 26 15
                                    

Yoona ikut berdiri dan menguping dekat teman-teman seperjalanannya. Dari obrolan mereka, ia mengetahui kalau cuaca di Lukla sedang buruk sehingga semua penerbangan mesti ditunda.

"Sampai kapan?" Seorang pria bule bertanya kepada petugas bandara.

"Kami tidak bisa memastikan. Kita harus menunggu sampai cuaca di Lukla menjadi cerah dan aman untuk diterbangi." Jawab si petugas bandara.

Yoona memutar tubuhnya untuk kembali duduk. Rasanya percuma saja berdiri menguping jika tidak ada kejelasan kapan pesawatnya akan datang.

Saat menuju bangku yang tadi ia duduki, Yoona tak sengaja melihat Taehyung yang datang sambil menenteng banyak camilan dan kaleng minuman. Ia menghampiri Yoona.

"Ngemil dulu, yuk." Ia mengangkat plastik cemilan yang entah darimana ia dapatkan. "Pesawatnya delay, kan?" Cengirnya seolah-olah senang karena prediksinya tadi pagi terbukti benar.

Yoona mengangguk. "Kata petugas bandara, cuaca di Lukla sedang buruk."

"Sudah biasa." Taehyung duduk di bangku yang paling dekat dengan dirinya. "Lebih baik kita ngemil." Ia membongkar seluruh isi jajanannya di atas kursi di sebelahnya. "Kamu suka kentang apa singkong?" Ia mengangkat dua bungkus keripik kentang dan keripik singkong.

"Di sini ada singkong juga?" Tanya Yoona sambil duduk di depan Arius.

"Tulisannya cassava. Berarti memang ada." Taehyung membaca label salah satu bungkus cemilan yang ia pegang. "Kamu suka singkong?" Tanyanya sambil merobek bungkus keripik singkong.

"Tadi saya dikasih bekal oleh pihak hotel." Yoona teringat bekal sarapan yang tadi subuh diberikan oleh resepsionis hotel kepadanya. Ia mengeluarkan wadah styrofoam dari dalam kantung plastik yang sejak pagi dijinjing-jinjing olehnya.

"Apa isinya?" Taehyung melongok memerhatikan bekal milik Yoona sambil memasukkan sepotong keripik singkong ke dalam mulutnya.

"Roti isi selai stroberi. Dan buah jeruk." Yoona menunjukkan isi wadah styrofoam miliknya kepada Taehyung.

"Minta rotinya sepotong. Saya barter dengan cemilan manapun yang kamu suka." Kata Taehyung.

"Tidak usah barter, ambil saja." Yoona menyodorkan wadah styrofoam-nya yang berisi empat potong roti dan dua butir jeruk.

Tanpa malu-malu, Taehyung mencomot sepotong roti dan melahapnya seperti orang yang sedang kelaparan. "Sebentar lagi jam makan siang, kita makan berat, yuk."

"Makan di mana?"

"Di kantin. Ada kantin di sebelah bandara. Mereka jual nasi dan mie goreng. Semua jajanan ini saya beli di sana."

"Kalau pesawatnya datang?"

"Kalau pesawatnya datang, kita akan dengar pengumumannya dari kantin."

Jujur saja, perut Yoona memang sudah menderita menahan lapar. Roti selai dan jeruk sama sekali tidak cukup untuk mengganjal lambungnya yang kosong. Begitu juga dengan keripik-keripik yang Taehyung beli tadi.

Setelah menghabiskan semua camilannya, Taehyung berdiri dan bertanya kepada petugas bandara kapan pesawat mereka akan tiba. Si petugas memberikan jawaban yang sama seperti yang ia berikan kepada penumpang-penumpang lainnya, bahwa mereka masih belum bisa memastikan.

Taehyung menoleh ke arah Yoona, "makan siang dulu, Yoong. Pesawatnya entah kapan akan datangnya."

Tanpa menolak, Yoona cepat-cepat berdiri. Keengganannya untuk berurusan dengan Taehyung kalah dari kebutuhannya untuk makan.

Kantin yang dimaksud oleh Taehyung ternyata tak lebih dari sebuah warung tenda di samping bandara. Meskipun sangat sederhana, kantin tersebut memiliki oven pemanggang dan juga kulkas tempat menyimpan minuman dingin.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang