BAB 66

146 21 42
                                    

"Aku rindu sekali padamu, Sung." Begitu Hansung masuk ke dalam kamar hotelnya, Jiwon langsung memeluk lelaki itu. "Kenapa belakangan ini kamu selalu enggak mau diajak bertemu?" Aktris terkenal itu menekuk bibirnya dengan gusar. "Masakah aku mesti datang ke kampusmu dulu biar kamu mau menemuiku? Kamu enggak kangen lagi padaku?"

Hansung melepaskan pelukan Jiwon. Tidak kasar memang, tapi lebih dari cukup untuk membuat Jiwon merasa tersinggung.

"Hansung, ada apa denganmu?" Alis Jiwon tertekuk kesal. "Baru bulan lalu kamu menghujaniku dengan seribu satu kata cinta, sekarang sikapmu sudah berbeda. Kamu sudah bosan padaku?"

"Wonnie," Hansung merasa kasihan sekaligus kesal dengan kekasih gelapnya itu, "aku memang sudah bosan. Mau sampai kapan kita begini terus?"

Jiwon terdiam, tak mampu menjawab. Ia takut emosinya akan terbakar jika ia membuka mulut.

"Kita berdua sama-sama punya pasangan. Apa yang kita lakukan sekarang ini salah. Dosa." Sambung Hansung.

"Kamu enggak pernah menyinggung-nyinggung soal dosa sewaktu meniduriku." Sudut bibir Jiwon tergores jengkel. "Kenapa baru sekarang kamu sadar tentang dosa?"

"Aku enggak bilang kalau aku enggak pernah sadar apa yang kita lakukan selama ini adalah dosa."

"Lalu? Kenapa baru sekarang kamu ungkit-ungkit soal ini?" Jiwon berjalan menuju ruang duduk kamar president suite yang ia sewa. "Apa karena kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan? Karena kamu sudah enggak penasaran lagi bagaimana rasanya bercinta denganku?"

"Bukan itu." Hansung mengikuti langkah Jiwon.

"Lantas apa? Kenapa aku merasa hanya aku sendiri yang mengejar-ngejarmu sedangkan kamu malah jual mahal?"

"Aku sama sekali tidak jual mahal." Hansung menarik tangan Jiwon. "Sejak dulu aku cuma punya satu pertanyaan untukmu."

"Apa?"

"Mau sampai kapan kita terus begini?"

"Aku enggak tahu, Sung." Jiwon menjawab setengah menahan rasa kesal dan juga gamang. Pertanyaan yang sama selalu ia tanyakan kepada dirinya. Tapi jawabannya tak juga ia dapatkan.

"Kamu cinta padaku?" Tanya Hansung.

"Pertanyaan tolol! Tentu saja cinta. Aku bukan wanita murahan yang mau tidur dengan siapa saja." Jiwon menghentakkan tangannya yang dipegangi oleh Hansung. "Apa kamu sendiri mencintaiku? Atau cuma senang karena dikejar-kejar oleh Kim Jiwon si artis terkenal?"

Hansung mengatupkan bibir. "Aku enggak pernah memandang kamu sebagai artis. Sejak dulu, buatku kamu adalah Jiwon, perempuan lincah yang tidak pernah pilih-pilih teman, yang mempunyai hati yang begitu tulus."

Kegusaran yang Jiwon rasakan surut begitu saja mendengar jawaban Hansung. Salah satu alasan kenapa ia sulit sekali berhenti mencintai lelaki tampan itu adalah karena dari semua orang yang ia kenal, cuma Hansung yang memahaminya, yang melihat dia sebagai seorang Jiwon, gadis periang yang sesungguhnya menyimpan sejuta kerisauan, yang selalu merasa kesepian di tengah-tengah ribuan orang yang menyanjungnya. Cuma Hansung yang tidak pernah kikuk atau silau melihat statusnya sebagai seorang selebritis. Dan cuma Hansung juga yang melihatnya sebagai seorang manusia biasa.

"Kamu cinta padaku, Sung?" Jiwon mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan suara yang begitu pelan.

"Ya, aku sangat mencintaimu." Hansung mengangguk tanpa ragu. "Tapi aku juga mencintai Yoona."

Jiwon sontak mendongak. Ia memang belum pernah satu kalipun bertemu muka dengan Yoona, namun wanita itu seolah menjadi momok untuknya, seseorang yang membuat seorang Kim Jiwon cemburu setengah mati.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang