BAB 4

166 33 11
                                    

Setelah mengambil tas ransel dan bawaan masing-masing, Yoona serta Taehyung pergi meninggalkan Bandara Ramechhap bersama tujuh orang lainnya, termasuk Franz. Mereka berjalan kaki menelusuri jalanan desa yang lengang dan berdebu mengikuti salah seorang perwakilan maskapai yang akan menunjukkan sebuah penginapan untuk mereka semua.

"Capek?" Tanya Taehyung yang berjalan di samping Yoona.

Yoona menggeleng. Kalau cuma berjalan kaki seperti ini saja ia sudah merasa capek, sebaiknya ia batalkan saja niatnya untuk mendaki kaki Gunung Everest yang maha tinggi.

"Kalau kamu mau, aku bisa menenteng ranselmu sampai ke penginapan." Taehyung menawarkan diri.

"Baru juga jalan segini," sahut Yoona, "belum naik gunung."

"Aku tahu kamu kuat," lirik Taehyung, "aku cuma enggak mau pacarku kecapekan."

"Tae." Yoona sontak menoleh. Pipinya sedikit bersemu merah.

"Ya, Sayang?"

"Kamu tahu kan aku cuma bilang ke Franz kalau kita pacaran karena aku enggak mau Franz mengira aku pergi ke Everest seorang diri?"

"Enggak. Aku enggak tahu." Taehyung tersenyum jahil. "Yang jelas, sejak siang tadi, kita berdua sudah resmi pacaran. Kamu sendiri yang mengakuiku sebagai pacarmu. Sekarang tanggung jawab, ya. Ayo genggam tanganku, Sayang."

"Ngaco!" Dengus Yoona. "Siapa suruh kamu menguping obrolanku dengan Franz? Bukannya seharusnya tadi kamu tidur, heh?"

"Memangnya kamu mengobrol sama si Franz? Yang aku dengar sih, cuma dia seorang yang nyerocos sendiri."

Yoona menahan tawa. Kata-kata Taehyung memang tidak salah. Memang cuma Franz yang asyik membicarakan tentang dirinya sendiri sampai Taehyung ikut menimbrung. Sementara dirinya cuma dijadikan kambing congek dan pendengar setia.

"Omong-omong, sekarang kita sudah ber-aku-kamu dan bukan ber-saya-kamu, lagi ya?" Taehyung memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Yoona lebih jelas lagi.

"Kalau begitu, sebaiknya kita kembali ber-saya-kamu lagi saja."

"Eh, jangan. Aku lebih suka begini. Mana ada orang pacaran yang ber-saya-kamu?"

"Siapa yang pacaran? Kita kan cuma pura-pura." Sahut Yoona.

"Beneran pacaran juga enggak apa-apa." Taehyung tertawa.

"No, thank you."

"Apa kamu lebih suka diganggu sama Franz ketimbang sama aku?" Lirik Taehyung.

"Dua-duanya bukan pilihan yang enak."

"Tapi paling enggak, aku bersedia untuk jaga kamu sampai kapanpun juga."

"Taehyung, kamu jago menggombal, ya? Pacarmu pasti banyak." Komentar Yoonaa setengah menyindir, setengah penasaran.

"Sampai tadi siang, aku masih single." Jawab Taehyung. "Sumpah." Ujarnya menambahkan setelah melihat rona sangsi yang muncul di wajah Yoona. "Aku enggak doyan pacaran."

"Hmm."

"Kamu enggak percaya?"

"Enggak."

"Kenapa enggak percaya?"

"Karena tampangmu...."

"Kenapa tampangku? Terlalu ganteng untuk menjomblo?"

"Bukan, tapi tampangmu seperti...."

"Seperti apa? Seperti playboy?"

Yoona menggeleng, "seperti laki-laki mesum." Ia tertawa keras.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang