BAB 107

70 16 13
                                    

Setelah dibujuk oleh Taehyung, akhirnya Yoona memutuskan untuk pulang ke rumah dan membiarkan Cha Kiyoung dan seorang wakilnya menemani Taehyung di kantor polisi.

Keesokan paginya, ketika ponselnya berdering, Yoona merasa heran sekaligus senang melihat nama yang tertera di layar ponsel.

"Halo," suara Kim Jiwon yang khas terdengar di ujung sana.

"Halo, Jiwon Eonnie?" Yoona berdehem. Ia dan sang aktris belum lama kenal. Meskipun mereka pernah menghabiskan waktu bersama dan mengobrol dari hati ke hati, Yoona masih merasa sedikit canggung kepada Jiwon. Padahal kalau dipikir-pikir, seharusnya Jiwon-lah yang merasa segan kepada Yoona karena dia pernah berselingkuh hingga menghasilkan seorang anak bersama Hansung----suami sah Yoona pada saat itu.

"Iya." Jiwon menggigit sepotong apel sebelum menyampaikan apa yang membuatnya menelepon bekas isteri Hansung tersebut. "Maaf kalau aku sudah mengganggu kalian pagi-pagi begini, tapi semalam aku memimpikan Hansung...."

Yoona menarik nafas. Untuk apa Jiwon repot-repot meneleponnya kalau hanya untuk mengatakan bahwa Hansung mampir di mimpinya? Pentingkah itu? Apakah Jiwon lupa kalau dia sedang berbicara dengan mantan isteri pria yang pernah menjadi kekasih gelapnya itu? Walaupun tidak pernah ada cinta romantis yang dirasakan oleh Yoona kepada Hansung, rasanya tidak etis jika seorang selingkuhan mengadu tentang pria yang sama-sama pernah singgah di hidup mereka.

Lambatnya respons yang ditunjukkan oleh Yoona dirasakan jelas oleh Jiwon. Sang aktris cantik buru-buru menambahkan, "aku bukan menelepon untuk membuatmu tersinggung. Sudah sering aku memimpikan Hansung di tidurku, tapi semalam, rasanya kehadiran Hansung di mimpiku cukup berbeda."

"Berbeda bagaimana?" Yoona merasa heran sendiri karena ia cukup tertarik untuk mengetahui isi bunga tidur seseorang.

"Hansung bilang... Taehyung sedang berada dalam kesulitan."

Nafas Yoona tercekat, kali ini dua detik lebih lama dari yang pertama. "H-Hansung bilang begitu? Di dalam mimpi?"

"Iya." Jiwon mengangguk. "Mungkin kedengarannya aneh dan enggak masuk akal, ya? Tapi baru tadi malam, Hansung hadir di mimpiku dan tampak bersusah hati." Jiwon termenung selama beberapa saat mengingat mimpinya semalam yang membuatnya terbangun dan terhenyak cukup lama. "Apa Taehyung baik-baik saja? Entah kenapa setelah memimpikan Hansung, aku jadi memikirkan Taehyung. Tolong jangan salah paham, aku sama sekali tidak punya niat untuk mendekati suamimu yang satu itu," Jiwon tersenyum kecut, "makanya aku enggak menghubungi nomor Taehyung, melainkan nomormu. Aku enggak mau kamu berpikir yang bukan-bukan."

Pagi itu Yoona masih berada di atas tempat tidur, sama sekali belum sempat menjejakkan kedua kakinya di atas lantai meskipun jam di dinding sudah menunjukkan pukul enam lebih dua puluh menit. Taeyoo dan Yoomi sudah bangun sejak tadi, sudah dibawa Susi ke ruang makan untuk diberi sarapan dan dimandikan, tapi sang ibu yang masih dirundung keresahan memikirkan nasib suaminya sama sekali belum memiliki gairah untuk memulai hari yang baru. Oleh sebab itu, Yoona menerima telepon Jiwon di atas tempat tidurnya. Dan ia bersyukur karena masih berada di atas ranjang, karena kalau tidak, mungkin pengakuan Jiwon barusan akan membuatnya terjatuh kaget.

"Jiwon Eonnie, kamu tidak bercanda soal kehadiran Hansung di mimpimu, kan?" Dada dan tangan kanan Yoona yang sedang memegang gagang ponsel sama-sama bergetar.

"Tidak. Buat apa aku bercanda?" Dahi Jiwon lantas tertekuk. "Apa kehadiran Hansung di mimpiku memang ada artinya? Apa Taehyung... Ah, masa Taehyung memang sedang dalam kesulitan?"

Baru kali ini airmata Yoona menitik dengan sendirinya. Bukan karena saat ini Taehyung memang sedang dalam kesulitan, melainkan karena kehadiran Hansung di mimpi Jiwon. Jika yang muncul bukanlah arwah Hansung yang asli, darimana Jiwon bisa tahu kalau Taehyung sedang dirundung kesulitan? Yoona sangat percaya bahwa yang mampir ke dalam mimpi Jiwon memanglah roh Hansung yang asli. Bekas suaminya itu ingin memberitahu Jiwon kalau kembarannya tengah tertimpa musibah. Hal itulah yang membuat airmata Yoona menetes. Saat ini ia semakin teryakinkan kalau Hansung sama sekali tidak menyimpan dendam ataupun rasa sakit hati kepada Taehyung meskipun Taehyung sudah mengambil semua yang pernah Hansung miliki semasa hidup. Hati Yoona diguyur oleh sebuah keharuan yang begitu melegakan dadanya mengetahui bahwa meskipun sudah meninggal dunia, ternyata Hansung masih sangat peduli pada Taehyung.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang