Yoona merasa resah melihat Franz dan Bhisnu mengira ia telah berbuat asusila bersama Taehyung. Apapun yang ia katakan, kedua orang itu kelihatannya tidak percaya. Seumur hidupnya, Yoona belum pernah berbuat mesum, bahkan bersama semua mantan pacarnya sekalipun ia tak pernah berani atau tergoda untuk melakukan hal-hal yang terlalu di luar batas. Kini, ketika kesuciannya diragukan, Yoona merasa cukup gusar.
"Kok cemberut terus dari tadi?" Taehyung menegur setelah satu jam lamanya wajah Yoona tertekuk masam.
"Aku sedang kesal." Yoona sengaja menghentak-hentakkan trekking pole-nya setiap kali ia melangkah. Rasanya, ia jadi ingin menusuk kaki Taehyung.
"Kesal kenapa? Cuacanya terlalu panas? Kamu capek? Lapar?"
"Bukan."
"Terus kenapa?"
Yoona menatap Taehyung galak, "kamu senang ya Franz dan Bhisnu mengira bahwa semalam kita berbuat macam-macam?"
"Oh soal itu," Taehyung nyengir, "jadi kamu cemberut cuma gara-gara itu?"
"Cuma gara-gara itu?" Yoona melotot, tidak terima Taehyung menganggap enteng urusan yang teramat peka untuknya ini. "Harga diriku tercoreng, Tae."
"Tercoreng apanya?" Taehyung kurang mengerti. "Mereka cuma salah paham. Bukan hal yang harus dibesar-besarkan."
"Tapi buat aku, itu hal yang besar."
"Kenapa?"
"Karena aku perempuan. Punya harga diri. Dan aku masih... Masih..."
"Masih apa?" Lirik Taehyung. "Masih perawan?"
Merah padam wajah Yoona. "Kamu paham kan betapa sensitifnya hal ini untukku?"
Taehyung tertawa cekikikan. "Yoona, Yoona. Memangnya kenapa kalau Franz dan Bhisnu mengira kamu sudah enggak perawan lagi? Mukamu jadi jelek? Badanmu jadi penuh kurap? Bopeng-bopeng? Enggak, kan?"
"Namaku yang jadi jelek." Sungut Yoona.
"Kalau seperti itu pikiranmu, namaku juga jadi jelek, dong? Kan mereka mengira kamu berbuat mesum denganku."
Yoona menggebuk lengan Taehyung dengan sangat keras.
"AUUW!" Taehyung meringis. "Bapakmu Mike Tyson, ya? Mukul kok keras amat?"
Seruan nyeri Taehyung membuat Franz dan Bhisnu yang sepuluh langkah di depan mereka menoleh.
"Kalian tidak kenapa-kenapa?" Teriak Franz.
"Tidak apa-apa." Balas Taehyung sambil memberi isyarat agar Franz dan Bhisnu lanjut berjalan dan tak usah menghiraukan Yoona dan dirinya.
"Kamu pasti enggak peduli, kan, dianggap sudah berbuat cabul?" Tanya Yoona sinis.
"Kalau berbuat cabulnya sama kamu, aku oke-oke saja."
"Tuh, kan."
"Tuh, kan apa?" Taehyung menyingkirkan sebuah batu kerikil menggunakan trekking pole miliknya.
"Kamu enggak peduli." Dengus Yoona.
"Aku peduli... Padamu." Senyum Taehyung. "Tapi aku sama sekali enggak peduli sama anggapan Franz atau Bhisnu tentang kita."
"Aku yang peduli. Aku bisa merasakan mereka berdua menertawakanku." Yoona menendang-nendang batu-batu kecil yang menghalangi jalannya. "Mungkin mereka anggap aku perempuan murahan."
"Yoona," Taehyung menahan laju Yoona, "percayalah, Franz dan Bhisnu enggak menertawakan kamu apalagi sampai menganggap kamu perempuan murahan."
"Kamu tahu darimana? Memangnya mereka bilang sama kamu?" Yoona menatap kedua bola mata Taehyung seperti seorang anak kecil yang sedang menuntut untuk minta dibelikan mainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]
FanfictionLim Yoona melakukan kesalahan terbesarnya saat ia bertemu dengan Kim Taehyung dalam sebuah pendakian ke kaki Gunung Everest. Setelah menghabiskan waktu bersama di sebuah negeri yang begitu asing, Yoona dan Taehyung terlibat dalam sebuah hubungan asm...