"Kenapa saya dituduh sudah menghilangkan nyawa saudara kembar saya sendiri?" Taehyung jarang sekali merasa marah, namun baru kali ini kesabarannya benar-benar terkikis habis karena tuduhan yang tidak masuk akal itu. "Hansung meninggal karena kecelakaan mobil. Dia sendiri yang menyetir mobil yang kami tumpangi. Mana mungkin saya bisa menghilangkan nyawanya!"
"Nanti semuanya bisa Anda jelaskan di kantor polisi." Inspektur yang sejak tadi berbicara pada Taehyung mengeluarkan sebuah kertas yang dilipat rapi. "Ini surat pemanggilan Anda untuk ikut kami ke kantor polisi."
Taehyung merenggut surat yang dikeluarkan oleh pihak Kepolisian dengan kasar. Kedua biji matanya seperti yang hendak tersedot keluar membaca setiap baris kalimat yang diketik rapi di atas selembar kertas yang tengah dipegangnya itu.
"Taehyung, ada apa?" Yoona cepat-cepat masuk ke ruang tamu setelah menguping pembicaraan suaminya dengan petugas polisi yang mendatangi rumah mereka pagi itu. Ia menoleh sekilas pada para aparat negara yang sedang berdiri di hadapannya.
"Bukan apa-apa." Taehyung melipat kembali surat dari kepolisian tadi, namun rahangnya yang mengeras menunjukkan betapa geramnya hati pria tampan itu. "Kamu jaga anak-anak. Biar aku bereskan semua kesalahpahaman ini."
Sebelum Taehyung sempat memasukkan kertas yang digenggamnya ke dalam saku celananya, Yoona langsung merampasnya.
"Yoong."
"Aku juga mau baca." Yoona tak memedulikan protes suaminya yang hendak merebut kembali surat tersebut. Wajah cantik Yoona sontak terangkat untuk menatap polisi di depannya. "Ini tuduhan gila! Taehyung bukan pembunuh! Hansung murni meninggal karena kecelakaan. Kalian sama sekali tidak berhak untuk membawa suami saya ke kantor polisi."
"Harap Nyonya tidak menghalangi proses penyelidikan atau Nyonya bisa dikenai sanksi berat." Sang polisi berkata dengan nada lembut sekaligus mengancam. "Tapi bolehkah saya menanyakan satu hal saja pada Anda?"
"Silahkan tanya apapun yang kalian mau." Yoona menggertakkan gerahamnya dengan jengkel.
"Apakah benar selama ini Tuan Kim menggunakan identitas Park Hansung? Termasuk mengaku sebagai suami Anda?"
Yoona sama tersinggungnya dengan Taehyung mendengar pertanyaan kedua yang dilontarkan oleh sang petugas polisi. "Taehyung bukan mengaku-ngaku sebagai suami saya. Dia memang suami saya yang sah. Kami sudah menikah secara legal di Boston sejak dua tahun lalu."
Alis kanan sang polisi terangkat sedikit.
Taehyung lebih memahami situasi rumit yang mereka hadapi dibandingkan Yoona. Tak ingin isterinya itu ikut terseret, ia cepat-cepat menyela, "untuk meluruskan semua masalah ini, saya bersedia untuk ikut kalian ke kantor polisi."
"Tae!" Yoona melotot tidak setuju. Tidak sedikitpun ia rela Taehyung digiring ke kantor polisi, apalagi sampai ditahan dan dipenjarakan.
"Tenang saja, Yoong. Aku enggak bersalah. Hari ini juga aku pasti akan pulang." Taehyung berusaha untuk menenangkan isterinya. "Tapi, tolong telepon Pengacara Cha. Minta dia agar datang ke kantor polisi untuk mendampingiku."
Yoona mengangguk-angguk beberapa kali, namun rasa cemas dan kalut membuatnya merasa seperti seorang zombie yang tak bisa berpikir apa-apa.
Karena Taehyung bersedia untuk ikut secara sukarela, para petugas polisi tadi bersikap lebih lunak kepadanya. Ia tidak digelandang naik sedan yang bertuliskan 'POLISI' seperti seorang tersangka kejahatan pada umumnya, melainkan dipersilahkan untuk menumpang mobil MPV milik sang inspektur.
Walaupun begitu, tetangga-tetangga di sepanjang blok yang sama dengan rumah Yoona, merasa penasaran dan langsung keluar dari rumah masing-masing. Sambil saling berbisik-bisik, mereka semua menonton sampai dua buah mobil polisi tadi meninggalkan rumah Yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]
FanfictionLim Yoona melakukan kesalahan terbesarnya saat ia bertemu dengan Kim Taehyung dalam sebuah pendakian ke kaki Gunung Everest. Setelah menghabiskan waktu bersama di sebuah negeri yang begitu asing, Yoona dan Taehyung terlibat dalam sebuah hubungan asm...