"Anakku?" Taehyung melongo.
Jiwon menyambut dan langsung menggendong Narae yang datang menghampiri mereka berdua. Sambil berdiri di hadapan Taehyung, ia menjawab, "ya. Narae adalah anak kandungmu. Anak kandung kita berdua."
Taehyung menatap Narae dan Jiwon secara bergantian. Rasa kagetnya mengetahui hubungan asmara yang pernah terjalin di antara saudara kembarnya dengan aktris cantik itu belum juga usai, sekarang ia kembali dikejutkan dengan kehadiran seorang balita yang diakui oleh ibu sang bocah sebagai anak kandung Hansung.
Melihat sosok Taehyung yang selama ini belum pernah dijumpainya, Narae langsung memeluk ibunya dan membaringkan kepalanya di dada sang ibu. Namun kedua matanya yang bulat mencuri-curi pandang ke arah Taehyung.
"Masuklah, Sung. Ada banyak hal yang harus kita bicarakan." Setelah menutup pintu, Jiwon berjalan menuju bagian dalam apartemennya yang super mewah.
Sewaktu kemarin Jiwon menghubungi dan memintanya untuk datang, Taehyung sama sekali tidak menyangka kalau tujuan wanita itu adalah untuk memperkenalkan Narae... sebagai anak kandung Hansung. Taehyung merasa ia baru saja terjatuh ke dalam sebuah perangkap dan ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
"Aku tahu kamu pasti kaget dan bingung." Jiwon menurunkan Narae di atas sofa. Bocah berusia dua tahun itu langsung duduk anteng sambil menonton TV, tapi sesekali kedua matanya melirik Taehyung yang masih berdiri kaku di ambang pintu.
"Sejujurnya, ya. Aku benar-benar kaget." Hansung yang asli juga pasti akan kaget sekali. Bisik hati Taehyung.
"Kamu mau minum apa?" Jiwon berdiri di antara ruang TV dan area ruang makan. "Masih suka kopi, kan? Aku akan buatkan."
"Tidak usah." Cegah Taehyung. "Aku bukan datang untuk minum atau makan."
Jiwon tak jadi melangkahkan kaki ke arah dapur. Ia duduk di samping Narae yang sepertinya memiliki kebiasaan untuk langsung bersandar pada sang ibu. "Duduklah, Sung. Kamu tidak usah khawatir akan ada yang menguping pembicaraan kita. Enggak ada siapa-siapa di sini selain kamu, aku, dan Narae." Ia mengelus rambut dan kening anaknya. "Aku sengaja meninggalkan Yulhee----baby sitter Narae----di rumah orangtuaku agar kita bisa mengobrol bebas di sini."
Ternyata Jiwon sudah memperhitungkan semuanya. Batin Taehyung. Ada sedikit perasaan menyesal yang muncul karena ia telah memberikan nomor teleponnya begitu saja kepada wanita itu tempo hari. Tapi di sisi lain, kehadiran Narae merupakan sesuatu yang memang harus diketahui olehnya.
Mula-mula Taehyung duduk di kursi sebelah sofa yang ditempati oleh Jiwon dan Narae. Tapi sosok balita dua tahun itu sangat menarik perhatiannya. Ia otomatis pindah ke samping dara cilik itu.
"Kamu boleh menggendong Narae kalau mau. Dia tidak pernah rewel atau menangis kalau didekati orang asing." Jiwon memberikan isyarat agar Taehyung sudi memangku anak itu.
Naluri kebapakan Taehyung langsung timbul. Dengan lembut----agar tidak mengagetkan anak itu----ia meraih tubuh Narae dan mengangkatnya. Ditatapnya wajah bocah itu lekat-lekat.
"Rambut Narae sedikit kecokelatan mengikuti warna asli rambutku." Celetuk Jiwon seolah takut pria di sampingnya itu akan menolak untuk mengakui sang balita sebagai anak kandungnya.
Taehyung tidak begitu menghiraukan ocehan Jiwon. Wujud Narae sendiri terlalu menarik hatinya. Dengan rambut kecokelatan yang dipotong pendek, kulit wajah yang begitu putih mulus, hidung yang bulat mancung, sepasang bibir yang merah merekah, dan kedua pipi yang gembil, Narae tampak seperti sebuah boneka yang lucu menggemaskan. Taehyung mendelu dalam hati, Narae bahkan lebih pantas menjadi kakak kandung Yoomi. Kedua anak itu benar-benar mirip----seolah terlahir dari benih yang sama. Hanya ada sedikit perbedaan yang diwarisi kedua bocah itu dari ibu mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]
FanficLim Yoona melakukan kesalahan terbesarnya saat ia bertemu dengan Kim Taehyung dalam sebuah pendakian ke kaki Gunung Everest. Setelah menghabiskan waktu bersama di sebuah negeri yang begitu asing, Yoona dan Taehyung terlibat dalam sebuah hubungan asm...