BAB 7

121 26 11
                                    

Yoona melotot. "Penginapan ini punya banyak kamar, kenapa mesti satu kamar denganku lagi?"

"Mau mengirit uang akomodasi." Jawab Taehyung santai. "Toh setiap kamar punya dua tempat tidur. Enggak masalah, kan?"

"Masalah, dong." Protes Yoona. "Aku ingin privasi. Lagipula kita berdua bukan siapa-siapa."

Taehyung menahan tawa, "aku janji enggak akan berbuat apa-apa sama kamu."

"Enggak, pokoknya kamu harus cari kamar yang lain."

"Ada apa ini?" Franz melongok ke dalam kamar Yoona yang berada tepat di sebelah kamarnya.

"Yoona sedang bingung memilih tempat tidur." Taehyung menjawab asal.

"Kukira kalian berdua tidur satu ranjang, jadi yang manapun tidak masalah, bukan?" Franz menggaruk rambutnya yang lembab oleh udara malam yang dingin.

Yoona melirik tajam ke arah Franz. Bule itu memang tidak tahu apa-apa.

"Mengalah saja, deh." Usul Franz kepada Taehyung.

"Dia mau aku tidur di luar biar dia bisa menguasai kedua ranjang ini." Seloroh Taehyung.

Franz manggut-manggut bingung, "kenapa?" Tanyanya pada Yoona. "Tidakkah satu ranjang sudah cukup?" Ia menoleh Taehyung, "kalau Yoona ingin tidur sendiri, kamu boleh tidur di kamarku, tapi nanti kita patungan bayar kamar. Oke?"

"Dengar tuh, Yoong. Si Franz saja ingin patungan bayar kamar. Masa kamu enggak?" Kata Taehyung dalam bahasa Korea, "perjalanan kita masih panjang. Semakin ke atas, semakin tidak ada ATM. Kita harus pintar-pintar menghemat pengeluaran. Kalau kehabisan uang di tengah jalan kan gawat."

Yoona menggigit bibir bawahnya. Ia tergiur untuk patungan bayar kamar, tapi ia enggan tidur di ruangan yang sama dengan Taehyung sekali lagi.

"Atau kamu lebih suka berbagi kamar dengan Bhisnu?"

Yoona baru teringat akan nasib porternya. Di manakah pria malang itu akan tidur? Di salah satu bangku restoran?

"Where are you gonna sleep?" Tanya Yoona pada Bhisnu.

"Don't worry about me," Bhisnu cepat-cepat menjawab, "they have provided me a place to sleep. All porters get a room to sleep."

Yoona merasa lega mendengarnya.

"So, do you want another room?" Pemilik penginapan memandang Yoona dan Taehyung secara bergantian.

"Yakin mau bayar kamar sendiri? Padahal kalau kita bagi dua, lumayan hemat, loh." Taehyung melipat kedua lengannya yang berotot.

Yoona menghitung cepat sisa uang yang dipegangnya saat ini. Tarif satu kamar sebenarnya sangat murah, cuma sekitar lima ribu sampai sepuluh ribu won, tapi harga makanan di sini yang cukup mahal. Yoona menduga, semakin ke atas, harga-hargapun akan semakin melambung tinggi. Ia tidak boleh gegabah menggunakan uangnya. Benar apa kata Taehyung, bagaimana jika nanti ia kehabisan uang di tengah jalan dan tak ada mesin ATM yang tersedia? Haruskah ia puasa sampai kembali ke Lukla?

"Oke, kita patungan bayar kamar." Yoona mengalah pada tawaran Taehyung untuk yang kedua kalinya.

"We'll take this room." Taehyung berkata pada Bhisnu dan sang pemilik penginapan dengan nada ceria.

Sang pemilik pondok mengangguk lalu ngeloyor pergi menuruni anak tangga.

"Tidak jadi berbagi kamar denganku?" Franz sedikit terlihat kecewa.

"Lain kali saja, Franz." Taehyung tertawa dan siap untuk menutup pintu kamarnya. "Yoona suka mendadak minta aku keloni setiap malam."

"BUUUK!!!" Yoona melemparkan sepatu yang baru saja ia copot ke punggung Taehyung.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang