Yoona merogoh saku celananya. Untuk sesaat, ia merasa bimbang. Haruskah ia perlihatkan foto-foto Kitae yang tersimpan rapi di dalam ponselnya?
Hansung menanti antara sabar dan tidak sabar.
"Hansung," Yoona tidak jadi mengeluarkan ponselnya, "aku enggak pernah punya niat untuk menyakitimu ataupun membuatmu kecewa."
Hansung memundurkan punggungnya. "Apa maksudmu, Yoona? Masa lalumu... Meskipun sangat mengejutkanku, itu bukan salahmu...." Ia berkata tanpa nada yang meyakinkan. Batinnya terpecah antara moralitas dan keinginan untuk berbesar hati. Ia masih percaya kalau Yoona bukanlah seorang perempuan nakal. Sikap gadis itu selama satu tahun ini sudah membuktikan bahwa tunangannya itu adalah seorang perempuan baik-baik. Jikapun Yoona sempat tergelincir ke dalam dosa, pasti semuanya tidak dia sengaja. Semoga saja....
"Ayah kandung Kitae adalah seseorang yang begitu kucintai." Akhirnya Yoona memutuskan untuk berterus terang. Dusta tidak akan membuat segalanya menjadi lebih baik. Jika ia memang ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Hansung, sebaiknya ia berkata jujur tanpa ada yang ditutupi.
Paras Hansung memucat. Tubuhnya seolah baru saja kehilangan setengah dari bobotnya. "Jadi, kamu enggak dilecehkan? Enggak dipaksa?"
Yoona menggeleng. "Aku dan ayah Kitae memang khilaf. Tidak ada yang memaksaku." Ia menurunkan pandangannya. "Itu adalah yang pertama kalinya untukku...." Dan semalam adalah yang kedua kalinya....
Rasa cemburu, kecewa, dan juga amarah mengasapi hati Hansung----melahirkan kepingan-kepingan bara api yang begitu menyesakkan dada. Tak terbilang betapa pedihnya hati ini mendengar pengakuan wanita yang hendak ia persunting tiga minggu lagi itu.
Yoona ingin menyentuh tangan Hansung, tapi lelaki itu sengaja menjauhkan kedua lengannya. Ia memandang ke arah lain tanpa berkata apa-apa.
Yoona dan Hansung terjebak dalam kesunyian yang memekakkan telinga mereka berdua.
"Sekarang kamu sudah tahu mengapa aku menutup diri selama ini." Yoona memecahkan kebisuan di antara Hansung dan dirinya. "Aku tidaklah sebaik yang kamu kira selama ini."
Siku kanan Hansung bertelekan pada pinggiran sofa sementara kepalan tangannya menyangga dagunya yang klimis. Hatinya perih. Juga sangat kecewa. Mungkin perlu waktu lama untuk mengembalikan kesempurnaan bayangan Yoona yang selama ini ia yakini.
Calon isterinya ternyata bukan seorang perawan. Lalu kenapa? Entah sudah berapa kali Yoona berbagi ranjang dengan lelaki lain. Lantas? Dia bahkan sampai melahirkan anak di luar nikah.
Hansung menoleh, "lalu di mana ayah kandung Kitae? Kamu bilang kamu melahirkan anakmu di luar nikah. Kenapa laki-laki itu enggak mau bertanggung jawab?"
"Dia dipaksa untuk menikahi perempuan lain."
Hansung tertawa sinis. "Itukah alasan dia? Dia rela meninggalkanmu dan anak kandung kalian karena dipaksa kawin dengan perempuan lain? Bagus sekali sikapnya." Hansung mendengus sangsi. "Mungkin itu cuma dalihnya saja. Apa dia juga bilang padamu kalau perempuan yang dia nikahi itu hamil oleh laki-laki lain?"
Yoona tercenung. Bagaimana Hansung bisa menebak?
Hansung menatap Yoona dengan tatapan kasihan yang diselipi oleh sebuah cibiran yang begitu halus. "Kamu percaya ucapan laki-laki itu? Apa ada buktinya kalau perempuan yang dia nikahi memang hamil oleh pria lain? Hmm, enggak ada, ya?"
Yoona terdiam. Bukan hanya karena sikap sinis Hansung yang baru pertama kali ini ia lihat, melainkan karena apa yang Hansung katakan barusan bisa jadi sebuah kenyataan. Apa ada buktinya kalau Taehyung menikahi Hayoon karena dipaksa? Bukan karena perempuan itu terlanjur mengandung anaknya? Taehyung adalah seorang pembohong, juga pengkhianat. Bagaimana kalau kali ini, Taehyung juga mendustainya mentah-mentah-----seperti empat tahun lalu?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]
FanfictionLim Yoona melakukan kesalahan terbesarnya saat ia bertemu dengan Kim Taehyung dalam sebuah pendakian ke kaki Gunung Everest. Setelah menghabiskan waktu bersama di sebuah negeri yang begitu asing, Yoona dan Taehyung terlibat dalam sebuah hubungan asm...