BAB 14

108 23 17
                                    

"Kenapa, Yoong? Kamu mau minum kopi?" Tanya Taehyung heran karena Yoona tiba-tiba saja menariknya ke dalam sebuah coffee shop.

Yoona baru sadar kalau tempat yang mereka masuki adalah sebuah kedai kopi.

"Tadi aku lihat Franz dan Meylin." Yoona menunjuk ke luar jendela.

Taehyung ikut melongok di jendela bersama Yoona. Mereka cekikikan memerhatikan Franz dan Meylin yang sedang melintas di luar.

Taehyung melirik Yoona, "mumpung kita ada di coffee shop, kamu mau pesan apa?"

Yoona berbalik, ia melihat deretan papan menu yang digantung di atas meja counter. Selain kopi, coffee shop itu juga menjual berbagai jenis pastry.

"Aku mau strawberry shortcake dan cappuccino. Kalau kamu?"

"Hot chocolate dan blueberry shortcake." Taehyung membaca papan menu sambil berjalan menuju meja counter.

"Tae," saat keduanya sedang duduk sambil menunggu pesanan mereka diantarkan, Yoona tiba-tiba saja tertarik untuk mengetahui sesuatu, "kenapa kamu enggak mau jalan bareng Meylin?"

"Meylin?" Alis Taehyung terangkat kaget dan heran, "apa aku enggak salah dengar?"

"Enggak. Aku mau tahu kenapa kamu enggak tertarik untuk mengganggu dan menempel padanya seperti yang kamu lakukan padaku sejak pertama kali kita kenalan? Meylin kan cantik."

"Lebih cantik kamu."

"Dia pintar bicara."

"Lebih menarik cara bicaramu yang apa adanya."

"Meylin tinggi dan langsing, seperti aktris-aktris dari Hong Kong."

"Kamu juga."

"Meylin lebih ramah dan supel padamu."

"Tapi aku sudah terlanjur cinta sama seorang gadis Korea," Taehyung menyunggingkan senyum patennya, "namanya adalah Yoona."

Kedua pipi Yoona terasa begitu hangat meskipun cuaca di Namche begitu dingin. "Yoona siapa? Kamu bahkan enggak tahu apa nama lengkapnya." Ujarnya acuh tak acuh.

"Kalau begitu, kasih tahu, dong." Tanpa merasa sungkan, Taehyung meraih tangan Yoona yang kebetulan sedang bersandar di atas meja kafe.

"Bukannya kamu enggak peduli dengan nama lengkapku?" Yoona masih ingat kata-kata Taehyung siang tadi.

"Aku peduli." Jawab Taehyung. "Aku ingin tahu semua tentangmu. Ultahmu. Makanan kesukaanmu. Warna favoritmu. Apa yang biasa membuatmu marah atau menangis. Dan juga golongan darahmu. Aku ingin tahu semuanya." Ibu jari Taehyung mengelus lembut punggung tangan Yoona yang begitu halus.

Biasanya, Yoona akan merasa jengah jika ada lelaki yang menyentuh apalagi sampai mengelus-elus tangannya dengan mesra. Terkecuali mantan-mantan pacarnya yang hanya tiga orang itu, ia tak pernah memberi kesempatan pada siapapun untuk memegangi tangannya seperti yang sedang Taehyung lakukan sekarang ini. Tapi entah mengapa, bagaikan tersihir, Yoona sama sekali tidak merasa keberatan tangan kanannya dielus-elus oleh Taehyung. Entah punya magnet atau daya magis apa sehingga Taehyung mampu membuatnya seperti ini. Sudah jatuh hatikah ia kepada pemuda tampan yang satu itu?

"Ah, katamu kamu enggak perlu tahu siapa nama lengkapku karena nanti juga kamu akan tahu kalau kita----"

"-----Sama-sama duduk di kantor catatan sipil atau di depan pendeta." Taehyung mengulum senyum manisnya.

Yoona berusaha untuk mengusir dan meredam deburan jantungnya. Semakin lama, senyum Taehyung semakin membuat perasaannya tak karuan. Mendadak saja ia ingin senyum lelaki itu hanya tertuju untuknya saja.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang