BAB 45

141 25 49
                                    

"Anakmu?" Nenek Moonsook memandang Taehyung yang masih ia sangka adalah Hansung dengan bingung. "Bagaimana mungkin? Kamu dan Yoona baru berkenalan tahun kemarin. Sedangkan Kitae lahir tiga tahun yang lalu."

Sambil bersimbah airmata, Taehyung memegangi tangan Nenek Moonsook. "Saya bukan Hansung, Nek." Ujarnya tercekat. "Saya Taehyung. Saudara kembar Hansung. Empat tahun lalu, saya dan Yoona bertemu di Nepal. Kami terus bersama-sama selama berada di sana. Dan... Dan..." Taehyung menelan ludah yang bercampur airmata. "Saya dan Yoona berbuat khilaf. Maafkan saya, Nek. Saya sama sekali tidak tahu akan begini akibatnya."

Oh Moonsook sontak menarik tangannya yang dipegang oleh Taehyung. Ia menatap pemuda itu dengan syok, dengan bingung, dengan tidak percaya, dan dengan perasaan marah. "Kamu... Kamu bukan Hansung?"

Taehyung menggeleng. "Hansung adalah saudara kembar saya. Baik Hansung maupun saya sama-sama tidak tahu kalau kami berdua adalah anak kembar. Baru beberapa bulan lalu kami bertemu kembali."

"Yoona tahu soal ini?" Bisik Nenek Moonsook.

Taehyung mengangguk. "Yoona sempat mengira kalau Hansung adalah saya." Taehyung menutup wajah dengan sebelah tangannya. Bahunya terguncang hebat. "Saya benar-benar tidak tahu. Oh, Tuhan. Betapa berdosanya aku. Aku sudah meninggalkan anakku sendiri. Anak kandungku."

Melihat pemuda di hadapannya itu menangis tanpa malu, Nenek Moonsook mulai memahami semuanya. Inikah sebabnya Yoona sempat ragu untuk menerima lamaran Hansung? Inikah juga sebabnya ketika gadis itu datang bulan lalu bersama pemuda bernama Taehyung ini ke rumah sakit, Yoona terlihat seperti yang tengah menyimpan bara amarah dan kekecewaan? Karena pemuda inilah yang dulu telah menghamili dan meninggalkannya. Karena pemuda inilah ayah Kitae yang sebenarnya.

Kitae...oh Kitae. Ayahmu sudah datang, Nak. Mengingat sang cicit, nenek Yoona kembali menangis tersedu-sedu. Sambil menyusut airmatanya, ia bertanya pada Taehyung, "kalau memang kamu yang telah menodai Yoona, kenapa kamu tinggalkan dia? Tidakkah dulu kamu pernah mencintai cucuku? Ataukah kamu hanya berbuat iseng?"

Taehyung tersentak. Ia mengangkat muka. "Saya sama sekali tidak berbuat iseng. Saya sangat mencintai Yoona."

"Lalu kenapa kamu malah meninggalkan dia? Membiarkan dia menderita selama bertahun-tahun?"

"Saya terpaksa, Nek." Bahu Taehyung terkulai lemas. "Empat tahun lalu saya terpaksa meninggalkan Yoona demi kedua orangtua saya." Ia mulai menceritakan kisah hidupnya selama empat tahun ke belakang. "Saya sungguh menyesal. Jika saja saat itu saya tahu kalau Yoona hamil, apapun yang orangtua saya katakan, saya tidak akan pernah menikahi wanita lain. Saya pasti akan langsung datang dan menikahi Yoona."

Nenek Moonsook mengerjapkan pelupuk matanya. "Yah, manusia boleh saja berangan-angan, tapi segalanya sudah terlanjur terjadi." Ia bangkit berdiri seolah-olah sudah muak berhadapan dengan pemuda yang telah membuat cucu perempuannya menderita selama ini.

"Maafkan saya, Nek." Taehyung ikut berdiri. "Saya benar-benar menyesal." Ratapnya tak berdaya.

"Kalau kamu memang ayah kandung Kitae, kamu harus meminta maaf pada Yoona. Dosamu kepada Yoona banyak sekali." Nenek Moonsook merapihkan bolero yang membungkus pakaian yang ia kenakan dan perlahan-lahan berjalan menuju kamar tidurnya. "Kamu sudah membuat dia begitu menderita."

"Saya pasti akan minta maaf pada Yoona. Saya bahkan bersedia untuk mencium kakinya. Saya sungguh-sungguh, Nek." Taehyung membiarkan airmata terus jatuh membasahi dagunya.

Nenek Yoona seolah tak peduli. Baginya sudah cukup ia melihat seperti apa wajah ayah kandung Kitae----lelaki yang sempat membuat kacau keluarganya. Lelaki yang telah menghancurkan segala perasaan cucu perempuannya. "Pergilah. Kamu sudah mengakui dosamu. Kamu juga sudah tahu kalau Kitae adalah anakmu."

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang