BAB 49

184 21 30
                                    

Meskipun percintaan mereka sudah sejak tadi usai, Taehyung masih terus saja menciumi Yoona. Bibir, pipi, kening, dagu, leher, juga pundak gadis itu. Tak ada satupun yang luput dari kecupannya yang begitu panas.

Yoona tertawa kegelian. "Sudah, Tae." Beliaknya pura-pura marah sambil menahan wajah Taehyung. "Pulang sana sebelum nenekku menyadari kalau kamu masih ada di sini."

"Enggak mau." Taehyung menangkap tangan kiri Yoona. "Aku mau menginap di sini."

"Apa?" Yoona membelalak. "Mana boleh?" Bisiknya. "Nenek bisa mengamuk kalau tahu apa yang kita lakukan."

"Ah, biar saja." Taehyung menggigit manja punggung tangan Yoona. "Kalau nenek memergoki kita sekarang, paling-paling besok pagi kita langsung dikawinkan. Dan itu adalah mauku. Minimal aku enggak usah keluar uang sama sekali untuk resepsi nikahan kita." Cengirnya.

Yoona memukul pipi Taehyung dengan sangat pelan. "Setan." Ujarnya gemas. "Aku belum memaafkanmu, Monyet."

"Lho, tadi katanya kamu rela memaafkan aku demi Kitae?" Taehyung mendekap tubuh Yoona yang hanya ditutupi oleh selembar selimut. Dada dan pinggang gadis itu terasa begitu hangat.

"Itu kan tadi. Sekarang aku berubah pikiran." Yoona menowel-nowel bibir Taehyung yang merah. Bibir yang begitu ia puja dan rindukan.

"Kenapa berubah pikiran?" Taehyung mengerutkan kedua alisnya.

"Aku belum bisa percaya padamu."

"Aku janji enggak akan meninggalkan kamu lagi."

"Bukan soal itu."

"Lalu soal apa?"

"Siapa perempuan yang jalan sama kamu di mall waktu itu?"

"Heh, mall mana? Perempuan apa?" Seingat Taehyung, ia tidak pernah bertemu dan berkenalan dengan wanita manapun selama berada di Korea Selatan.

Yoona menceritakan kejadian beberapa bulan lalu saat ia tak sengaja melihat Taehyung sedang bersama seorang perempuan berambut keriting di dalam sebuah mall di Seoul.

"Ooh itu!" Taehyung tertawa. "Dia Umi. Umi Wilson. Temanku."

"Cuma teman?" Tatap Yoona curiga. "Sepertinya kalian lebih dari teman, soalnya akrab sekali." Cubitnya. Ia gemas melihat betapa santainya Taehyung menanggapi kecemburuannya ini.

"Umi itu production assistant di Wild Geo. Karena kami satu-satunya orang Asia di Wild Geo, aku memang lebih nyaman berteman dengan dia daripada dengan kru Wild Geo lainnya." Taehyung menjelaskan. "Kamu cemburu pada Umi?" Towelnya senang.

"Aku enggak tahu apa aku berhak untuk merasa cemburu atau enggak." Yoona berbalik badan.

"Kamu berhak, Yoong." Taehyung mencium pundak Yoona yang bersih mulus. "Aku malah senang kalau kamu cemburu dengan semua perempuan yang dekat denganku."

"Kamu dekat dengan Umi? Sempat pacaran?"

"Dekat, iya. Pacaran? Enggak pernah."

"Kenapa enggak? Dia cantik. Hitam manis, eksotis. Kelihatannya juga anaknya lincah."

"Memang iya." Sahut Taehyung. "Tapi sejak empat tahun lalu, hatiku sudah kamu bawa pergi." Lelaki yang amat tampan itu membalikkan tubuh Yoona agar menghadap ke arahnya lagi. "Aku enggak bisa mencintai orang lain lagi setelah aku bertemu dan mengenal kamu."

"Bagaimana dengan Hayoon? Dia kan pernah jadi isterimu."

"Setetespun aku enggak pernah mencintai Hayoon."

"Tapi kamu pasti pernah tidur dengannya."

"Enggak pernah. Sumpah."

"Bohong."

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang