Ketika Yoona dan Taehyung tiba di Busan, nenek Yoona sudah dibawa dan dirawat di rumah sakit.
"Gula darah nenek drop. Sepertinya nenek kelelahan karena kemarin dia membantu paman Jungmyeon. Anak paman Jungmyeon kan mau menikah besok." Deokhwan-----anak paman Seungsoo sekaligus sepupu Yoona yang memegang toko meubel di Busan----memberi laporan begitu Yoona dan Taehyung tiba di rumah sakit. "Penyakit asma nenek juga kambuh. Tadi pakai inhaler juga enggak mempan."
"Sekarang bagaimana keadaan Nenek?" Yoona memandang kakak sepupunya dengan gelisah. Berulang kali ia melongok melalui celah jendela yang dipasang di pintu kamar rawat.
"Sudah mendingan. Nenek sedang diuap. Tapi kata dokter, nenek harus menginap di rumah sakit untuk malam ini. Besok mau cek laboratorium lagi. Kamu mau jaga di rumah sakit atau cukup Bibi Yeongja saja yang jaga?" Bibi Yeongja adalah pembantu rumah tangga yang sudah belasan tahun mengabdi di rumah nenek Yoona.
"Aku yang akan menjaga nenek malam ini. Oppa tidak usah khawatir. Aku masuk dulu, ya. Mau lihat keadaan nenek." Yoona membuka pintu kamar rawat.
"Eh, Hansung. Apa kabar?" Begitu Yoona berada di dalam kamar rawat, Deokhwan mengulurkan tangannya kepada Taehyung. Karena pikiran Yoona sedang kalut mencemaskan kondisi kesehatan neneknya, ia tidak sempat memberitahu Deokhwan kalau yang datang bersamanya bukanlah Hansung, melainkan Taehyung.
"Ehem. Baik." Taehyung balas menyalami Deokhwan. Ia juga tidak mau repot-repot mengklarifikasi kekeliruan lelaki itu. Sejak tadi pagi, ia sudah terbiasa berpura-pura menjadi Hansung. Ia malas jika harus menjelaskan kepada semua orang siapa dirinya dan kenapa baru sekarang mereka diberitahu bahwa ternyata Hansung mempunyai seorang saudara kembar.
"Kalau kamu mau masuk, masuk saja ke dalam. Enggak apa-apa, kok. Nenek cuma sedang di-uap." Ujar Deokwan.
"Biar saya tunggu di sini saja." Taehyung berdiri menyandar ke tembok rumah sakit.
"Hansung, aku mau pulang dulu, ya. Toko enggak ada yang mengawasi. Tadi aku sudah pamit sama nenek mau cek toko kalau Yoona sudah datang." Deokhwan menambahkan, "sekalian aku mau merokok. Sudah enggak tahan." Cengirnya.
Taehyung mengangguk dan ikut nyengir. Ia tahu seperti apa rasanya tersiksa oleh keinginan untuk merokok.
"Aku tinggal dulu, ya. Kalau ada apa-apa, tolong suruh Yoona untuk telepon aku."
"Oke." Taehyung mengangguk pada Deokhwan yang bergegas pergi meninggalkan lorong rumah sakit. Taehyung memandangi lelaki itu sampai dia benar-benar tidak kelihatan lagi. Dari wajah dan perawakannya, Deokhwan terlihat hanya beberapa tahun lebih tua dari dirinya sendiri. Wajah lelaki itu tidak begitu mirip dengan Yoona, tapi mereka berdua memiliki garis wajah yang setipe dan gen yang sama, yakni tubuh langsing dan kulit yang putih bersih.
Taehyung menyilangkan kedua lengannya sambil menyandar pada tembok. Rasa bosan membuatnya sesekali menengok ke dalam ruang rawat melalui celah kaca di pintu masuk.
Nenek Moonsook tak sengaja melihat Taehyung melalui celah kaca pintu. Ia menoleh Yoona yang sedang berdiri di sampingnya. "Ajaklah Hansung masuk." Ujar nenek pelan. "Masakah dia kamu suruh untuk menunggu di luar?"
"Enggak apa-apa, Nek. Sebentar lagi juga dia pulang." Yoona tidak mau capek-capek menjelaskan kalau yang sedang berdiri di luar sana bukanlah Hansung, melainkan Taehyung. Neneknya tidak boleh sampai tahu tentang Taehyung dan siapa lelaki itu sebenarnya.
"Jangan begitu, Yoona. Ajaklah Hansung masuk. Dan bilang padanya untuk menginap saja di rumah. Jangan pulang sekarang. Nanti dia bisa sakit karena kecapekan. Busan-Seoul kan jauh sekali." Kata Nenek dari balik masker oksigen yang menempel di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]
FanfictionLim Yoona melakukan kesalahan terbesarnya saat ia bertemu dengan Kim Taehyung dalam sebuah pendakian ke kaki Gunung Everest. Setelah menghabiskan waktu bersama di sebuah negeri yang begitu asing, Yoona dan Taehyung terlibat dalam sebuah hubungan asm...