BAB 97

89 17 13
                                    

"Maksudmu?" Dada Jiwon berdebar-debar cemas. "Tidak pernah kembali bagaimana? Siapa yang tidak kembali----" ia tersentak. "Apakah itu Hansung? Hansung yang tidak pernah kembali lagi? Apa yang terjadi dengan dia? Di mana Hansung sekarang?"

Yoona merasa sangat iba melihat kekalutan dan juga rasa putus asa yang tercermin di wajah cantik Jiwon. Seandainya saja ia dapat berbohong dan mengatakan bahwa Hansung baik-baik saja, bahwa lelaki itu hidup dengan bahagia di suatu tempat dan sedang menantikan kedatangan anak serta bekas kekasihnya itu, ia pasti akan mengatakannya dengan senang hati. Tapi Yoona tidak pernah bisa berbohong. Bagian paling sulit dari mengatakan kebenaran adalah saat kita mengetahui bahwa kebenaran itu hanya akan menghancurkan hati serta harapan seseorang. Kini Yoona baru memahami mengapa Taehyung masih enggan untuk memberitahu ibu Hansung bahwa dirinya bukanlah anak angkat wanita itu. Pasti Taehyung selalu merasakan apa yang saat ini ia rasakan. Batin Yoonapun mengeluh lirih.

"Yoona, di mana Hansung sekarang? Apa yang terjadi padanya? Apa dia tidak ada di Seoul?" Jiwon tiba-tiba saja mencelat dari atas sofa dan duduk tepat di samping Yoona. Walaupun mereka berdua baru saling bertatapan muka tak sampai satu jam lalu, tanpa canggung ia memegangi tangan wanita yang selama ini ia kenal sebagai isteri sah Park Hansung----lelaki yang teramat ia cintai. "Tolong katakan padaku."

"Hansung ada di Seoul." Yoona merasa kesal pada dirinya sendiri. Mengapa ia tidak langsung mengatakan terus terang kalau Hansung sudah tidak ada lagi di dunia ini? Sebelum Jiwon sempat menghela nafas lega, Yoona cepat-cepat menambahkan, "kuburannya ada di Seoul...."

Tangan Jiwon yang tengah memegangi tangan Yoona mengejang. Kedua bola matanya membelalak. Tak lama kemudian, bola mata yang bening itu perlahan-lahan berubah menjadi kemerahan.

"Tidak. Tidak." Jiwon menggelengkan kepalanya. "Hansung tidak mungkin mati. Dia pasti masih hidup----"

"-----Jiwon Eonnie," dengan sikap bersahabat, Yoona meremas lembut tangan Kim Jiwon yang tiba-tiba saja terasa begitu dingin, "Hansung sudah meninggal dunia. Kecelakaan maut itu merenggut jiwanya. Dia bahkan sudah pergi sebelum jasadnya tiba di rumah sakit." Kedua bola mata Yoona ikut berkaca-kaca. Seperti apapun hubungannya dengan Hansung semasa laki-laki itu masih hidup, kematian Hansung selalu menjadi sebuah sembilu yang mengiris-iris hati Yoona. Ada banyak sekali penyesalan dan kata-kata yang tidak sempat ia sampaikan pada Hansung. Seandainya ia diberi waktu untuk bertemu Hansung lagi, ia ingin meminta maaf kepada mendiang suaminya itu. Yoona memang tidak pernah mencintai Hansung, tapi ia ingin lelaki itu tahu bahwa ia memiliki sebuah rasa sayang yang tulus untuknya.

Tangis Jiwon tiba-tiba saja pecah. Wanita yang selama ini selalu tampil ceria dan tegar itu akhirnya ambruk dihantam oleh kenyataan pedih mengenai nasib mantan kekasihnya dan juga takdir cinta mereka yang begitu pahit.

Yoona hampir saja memeluk Jiwon dan membiarkan wanita itu menangis di bahunya, tapi mengingat bahwa mereka berdua baru saja saling kenal, ia mengurungkan niatnya itu. Yoona hanya mampu memandangi Jiwon yang bercucuran airmata. Batinnya sendiri terasa pilu. Ia berharap Hansung tahu bahwa di dunia ini ada seorang wanita yang mencintainya, yang menangisi kepergiannya, dan mungkin yang akan selalu merindukan dirinya untuk selama-lamanya.

Setelah beberapa saat, Jiwon mengumpulkan sisa-sisa ketabahan yang ada di dalam dirinya. Ia menyusut airmatanya dengan beberapa lembar tisu sebelum akhirnya berkata, "kalau memang Hansung sudah tiada, tolong tunjukkan padaku di mana makamnya."

_______________________________________


Yoona membawa Jiwon menyusuri kompleks pemakaman umum yang terletak cukup jauh dari rumahnya. Karena tahu sang aktris tidak akan sanggup menyetir sendiri dalam keadaan terpukul seperti ini, Yoona membawa Jiwon menggunakan mobilnya.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang