"Yoong?"
"K-karena...." Yoona mendekap Taeyoo lebih erat lagi. "Karena aku ingin mengenang kamu, Tae." Ia menatap lelaki yang begitu dicintainya namun yang tak mungkin lagi bisa ia miliki itu dengan penuh ketegaran. "Karena aku kira kamu sudah meninggal dunia."
Taehyung mendesah putus asa. Sebenarnya ia ingin sekali bertanya kenapa Yoona tidak mau menunggunya dan malah cepat-cepat menikah dengan Hansung. Tapi ia merasa pertanyaannya itu tidak akan mengubah apapun. Yoona bukan lagi miliknya dan mustahil bisa ia rebut sekali lagi dari tangan Hansung.
"Terimakasih kamu sudah mau mengenangku." Telunjuk kanan Taehyung mencolek pipi Taeyoo. Ia tersenyum muram, "Taeyoo mengingatkanku pada Kitae." Gumamnya lirih teringat akan anak kandung mereka yang sudah tiada. Ia selalu menyesal karena tidak pernah memiliki kesempatan untuk bisa menjadi ayah bagi Kitae.
Yoona tidak berani menyahut. Bukan cuma Taehyung yang merasa kalau Taeyoo mirip sekali dengan Kitae, Yoona juga. Tapi di antara mereka berdua, cuma ia yang mengetahui secara pasti mengapa kedua anak itu bisa begitu mirip. Karena sesungguhnya, Taeyoo dan Kitae memiliki ayah dan ibu yang sama.
Dahi Taehyung berkerut. Semakin lama ia menatap Taeyoo, semakin tampak jelas kemiripan garis dan fitur wajah si bocah dengan wajahnya sendiri. "Taeyoo mirip sekali denganku ketika aku bayi dulu. Kecuali bagian alis dan telinganya, itu adalah alis dan telingamu."
Hati Yoona bertambah resah. Jika tidak ada Hansung yang mengawasi mereka berdua dari kejauhan, mungkin sudah ia ceritakan kepada Taehyung kalau sebenarnya Taeyoo adalah anak kandung mereka berdua. Tapi lagi-lagi Yoona teringat akan ancaman Hansung satu bulan lalu. Bibirnya pun kembali terkatup rapat. Sejak mereka menikah, Hansung sudah banyak berubah. Hansung bukan lagi seorang lelaki yang lembut dan penuh kasih sayang. Kini pria itu sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Perangainya menjadi kasar dan sinis. Tapi Yoona mengerti. Perubahan sikap Hansung ini bukan tanpa alasan. Semua disebabkan karena rasa sakit hati atas pengkhianatannya dulu.
Tiba-tiba saja Taehyung tertawa kecil. Tawa yang cukup menyedihkan untuk didengar. "Tentu saja Taeyoo mirip sekali denganku. Aku lupa kalau ayah Taeyoo adalah Hansung----kembaranku sendiri."
Ingin sekali Yoona mengoreksi kesalah-pahaman Taehyung. Tapi ia hanya bisa bungkam. Mungkin suatu saat nanti, entah kapan, ia akan bisa berkata jujur pada Taehyung mengenai asal-usul Taeyoo, bahwa anak itu adalah anak mereka berdua, darah daging Taehyung sendiri. Tapi saat itu bukanlah sekarang.
Taehyung menoleh Yoona. Sejak tadi bekas pacarnya itu tidak banyak bicara. "Yoong," panggilnya, "aku senang melihat Taeyoo sehat begini. Tapi kesan yang sama tidak aku temukan pada dirimu. Kamu kelihatan lebih kurus dan pucat dibandingkan waktu terakhir kali kita bertemu." Kedua alis Taehyung yang hitam tebal tertekuk dalam. "Kamu enggak kenapa-kenapa, kan? Enggak sakit?"
Yoona memaksakan sebuah senyuman. "Aku enggak kenapa-kenapa, Tae. Beginilah perempuan kalau sudah punya anak. Semua energiku terkuras habis untuk mengurus Taeyoo."
Taehyung mengangguk-angguk. Ia paham apa yang dikatakan oleh Yoona. Mengurus anak kecil tidaklah semudah mengurus diri sendiri. Ada banyak hal yang harus dikorbankan, salah satunya adalah tenaga dan waktu istirahat.
"Kamu pasti sering kelelahan." Celetuk Taehyung bersimpati pada keadaan Yoona. "Aku harap, kamu akan selalu sehat dan... Bahagia." Doanya tulus.
Yoona memandang wajah Taehyung yang begitu tampan. Kedua mata lelaki itu bersinar jujur tanpa ada sakit hati apalagi dendam karena telah ditinggal kawin oleh wanita yang seharusnya tetap setia kepadanya.
Hati Yoona mendadak terasa begitu sakit melihat tatapan Taehyung kepadanya. Saat itulah ia menyadari perbedaan sifat yang paling mendasar antara Taehyung dan Hansung. Kedua-duanya pernah ia tinggalkan, tapi hanya Taehyung yang tidak mendendam kepadanya, yang tidak pernah membuang rasa cinta dan juga rasa hormat untuknya dengan alasan sakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]
ФанфикLim Yoona melakukan kesalahan terbesarnya saat ia bertemu dengan Kim Taehyung dalam sebuah pendakian ke kaki Gunung Everest. Setelah menghabiskan waktu bersama di sebuah negeri yang begitu asing, Yoona dan Taehyung terlibat dalam sebuah hubungan asm...