Mula-mula Hansung hanya merasa syok saat menyadari bahwa ayah kandung Kitae adalah Taehyung----saudara kembarnya sendiri----tapi satu detik kemudian kemarahannya pun meledak.
"Kalian berdua... Kalian..." Saking sesaknya dada Hansung, ia hampir-hampir tidak bisa mengeluarkan suara. "Kalian berdua sudah... Sudah menipuku mentah-mentah!"
"Bukan begitu, Sung." Yoona tidak mau Hansung salah paham. "Kami tidak pernah menipumu. Sejak berpisah di Nepal empat tahun lalu, aku dan Taehyung tidak lagi saling kontak. Taehyunglah yang memutus komunikasi di antara kami." Yoona merasa getir sendiri mengingat masa lalunya. "Saat kamu mengundang Taehyung ke rumahmu beberapa bulan lalu, itu adalah pertama kalinya kami bertemu lagi."
Hansung mendengus sangat keras. "Kalian berdua memang pintar bersandiwara. Di depanku, kamu dan Taehyung bersikap seolah-olah tidak saling akrab. Tidak tahunya... Itu semua cuma kedok untuk membohongiku!"
Yoona tidak mau membela diri, ia juga tidak bisa menyangkal tudingan Hansung.
"Aaargh!" Dengan kasar, Hansung menjatuhkan tubuhnya ke atas kursi. "Kalian menipuku! Menipuku! Bukan cuma kamu, tapi juga Taehyung." Raungnya frustasi. Ia teringat saat pertama kali bertemu dengan saudara kembarnya beberapa bulan lalu. Waktu itu ia bertanya apakah Taehyung bertemu dengan seseorang yang menarik hatinya. Kembarannya itu menjawab kalau dia tidak seberuntung itu. Betapa lihainya Taehyung berdusta! Yoona juga. Berulang kali ia bertanya apakah Yoona masih mau bertemu Taehyung, tapi jawaban tunangannya itu selalu tidak. Dia tidak mau lagi bertemu dengan Taehyung.
Hansung mendongak, "seharusnya aku sudah sadar sejak dulu kalau Taehyung memiliki arti yang begitu istimewa untukmu. Reaksimu saat kamu menyangka bahwa aku adalah Taehyung bukan reaksi yang wajar diperlihatkan oleh orang yang hanya kenal sepintas lalu. Kamu benar-benar syok waktu itu. Kalau aku ingat-ingat, kamu bahkan hampir menangis saat kubilang kalau aku tidak pernah mengenalmu. Pasti yang kamu bayangkan saat itu adalah Taehyung----kekasihmu yang sudah pergi." Hansung menelan ludah yang teramat pahit. "Jadi, hutang-hutang Taehyung yang dulu kamu bilang adalah... Itu bukan soal uang, kan?"
Yoona menggeleng lemah. "Bukan. Semuanya bukan soal uang. Tidak pernah tentang uang."
"Jadi, soal hutang apa?"
"Hutang janji."
"Apa janji Taehyung padamu?"
"Taehyung berjanji akan menikahiku jika nanti dia datang ke Korea." Yoona menunduk. Hatinya terasa sangat pilu. Jika saja dulu Taehyung menepati janjinya, tidak mungkin kekacauan ini akan terjadi. Meskipun kelak ia bertemu Hansung, hubungan mereka bertiga tidak akan menjadi rumit dan berantakan seperti ini.
"Jadi, akulah yang bodoh..." Hansung meremas rambut bagian belakangnya seperti orang yang sedang depresi. "Aku yang telah salah menafsirkan semuanya. Aku yang tidak bisa melihat tipuan di balik sandiwara kalian berdua." Ia mencengkeram buku-buku jari tangannya. "Kamu cuma membiarkan kekeliruanku begitu saja." Kedua mata Hansung tiba-tiba saja menusuk Yoona dengan tajam. "Berarti, kamu memang berniat untuk membodohiku sejak awal."
Yoona menggeleng. Ia tersinggung. "Aku enggak pernah berniat untuk menipu apalagi membodohimu, Sung. Aku harus bagaimana saat kamu bilang kamu adalah saudara kembar Taehyung? Saat kamu mengundangnya ke rumahmu untuk mempertemukan kami berdua? Haruskah aku menjadi histeris karena aku akan bertemu dengan Taehyung lagi?"
"Bukan, Yoona!" Sentak Hansung. "Seharusnya kamu jujur padaku. Seharusnya kamu ceritakan padaku tentang hubunganmu dengan Taehyung. Seharusnya kamu bilang kalau kamu dan Taehyung pernah punya seorang anak!" Nafas Hansung memburu oleh emosi yang ia tahan sebisa mungkin. Ia tidak mau menjadi kalap dan bertindak kasar kepada Yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]
FanfictionLim Yoona melakukan kesalahan terbesarnya saat ia bertemu dengan Kim Taehyung dalam sebuah pendakian ke kaki Gunung Everest. Setelah menghabiskan waktu bersama di sebuah negeri yang begitu asing, Yoona dan Taehyung terlibat dalam sebuah hubungan asm...