BAB 95

109 18 20
                                    

Setibanya di rumah, Yoona meminta Susi untuk memandikan Taeyoo di kamar mandi lantai bawah sementara ia akan memandikan Yoomi di kamar mandi lantai atas.

Selagi menunggu kedua wanita itu beres memandikan anak-anak, Taehyung menggasak sisa sarapan yang masih tersedia di atas meja makan.

"Sus, nanti kamu bawa Taeyoo dan Yoomi ke mini market untuk jajan, ya. Tidak usah buru-buru pulang, kamu ajak mereka jalan-jalan berkeliling. Nanti saya kasih bekal uang yang banyak." Begitu Susi dan Taeyoo keluar dari kamar mandi, Taehyung buru-buru mencegat mereka berdua.

Susi tertawa kecil, "Tuan mau gencatan senjata dengan Nyonya, ya?"

"Hush, kamu tidak perlu tahu." Taehyung mengeluarkan dompet dari saku celananya dan memberikan beberapa lembar uang kepada Susi. "Sekalian saja makan siang di luar. Pesan taksi kalau perlu."

"Kapan kita beli bola buat Taeyoo?" Taeyoo yang cuma mengenakan handuk menengadah menatap ayahnya.

"Ah, iya betul!" Taehyung menyeringai riang, "nanti Taeyoo cari bola bersama Susi noona di mall, ya!" Kepada Susi, ia berkata, "saya tambah uang jajan kalian. Kamu bawa anak-anak ke mall dekat sini. Tapi jangan bilang apa-apa sama Nyonyamu. Nanti dia tidak bakalan kasih izin."

"Lho, nanti Nyonya bisa marah sama saya." Protes Susi.

"Tidak akan. Saya yang nanti kasih tahu Nyonyamu itu."

Susi angkat bahu lalu menaiki anak tangga bersama Taeyoo.

Setelah memandikan dan mendandani Yoomi, Yoona pergi mandi. Kesempatan ini Taehyung gunakan untuk menyuruh Susi dan kedua anaknya untuk cepat-cepat pergi ke mall. Kemudian ia mengangkut semua bunga di dalam mobil yang tadi pagi dibelinya dan menata semuanya di kamar tidur Yoona. Tak lupa, Taehyung menaruh buket tulip merah serta satu kaleng cokelat di atas tempat tidur.

Begitu Yoona keluar dari kamar mandi, ia tertegun melihat kamar tidurnya ramai oleh karangan bunga dan kaleng cokelat.

"Apa-apaan kamu? Bikin kamarku berantakan saja." Yoona melotot sewot.

"Jangan marah-marah, aku cuma ingin minta maaf dan menjelaskan semua kesalahpahamanmu padaku."

Yoona tak menghiraukan Taehyung, ia mengambil hairdryer dari atas meja rias dan mencolokkan kabelnya ke stop kontak di dinding, lalu mulai mengeringkan rambutnya yang basah.

"Yoona, aku memang bersalah karena sudah membiarkan Jiwon memeluk dan menciumku. Tapi aku sama sekali tidak bermaksud----"

Yoona tak acuh sama sekali. Suara Taehyung tenggelam di antara bisingnya suara mesin pengering rambut.

"Yoona," Taehyung meraih tangan Yoona dan mematikan hairdryer yang tengah dipegang oleh isterinya itu, "kamu bilang sikapku kekanak-kanakan, tapi sikapmu sekarang juga kekanak-kanakan."

Yoona menarik kembali tangannya. Namun saat ia menyalakan hairdryer-nya, Taehyung mencabut kabut pengering rambut itu.

"Maumu apa?" Tegur Yoona. "Sudah siap untuk memberikan jawaban?" Yoona memeluk kedua lengannya. "Nah, coba katakan padaku, mau aku atau kamu yang memasukkan gugatan cerai? Aku tahu kamu pasti sudah tidak sabar untuk segera menikahi Jiwon."

Taehyung menggeleng. "Kalau aku memang mencintai Jiwon, apa kamu pikir aku akan menyusulmu ke mari? Apa aku akan repot-repot membujukmu seperti ini?"

"Lalu kenapa kemarin kamu malah mencium Jiwon, Brengsek!" Yoona melemparkan hairdryer-nya ke muka Taehyung.

Untunglah Taehyung sempat berkelit sehingga hairdryer yang masih panas itu hanya mengenai telinganya----dan bukan wajahnya.

"Yoona!" Taehyung membelalak. Ia menoleh hairdryer di atas lantai yang menjadi somplak akibat lemparan Yoona barusan.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang