BAB 37

127 23 45
                                    

Yoona menoleh Taehyung dengan kaget. Ia syok. "J-jadi... Kamu... Kamu sudah menikah? Punya isteri dan... Anak?" Tak dapat dipungkiri, pengakuan Taehyung membuat hatinya sakit. Sakit yang tak terperikan. Ternyata, Taehyung memang sudah menjadi milik wanita lain....

Yoona memalingkan wajahnya ke jendela mobil, hanya untuk menutupi perasaannya yang sakit.

Taehyung mengangguk. "Selama dua tahun."

"Dua tahun? Apa yang terjadi pada isteri dan anakmu?" Yoona kembali menoleh.

"Anak itu meninggal begitu dilahirkan. Dia perempuan." Senyum Taehyung sedih. "Namanya Emily. Bukan aku yang memilihkan nama. Aku kan cuma ayah pajangan saja."

"Lalu isterimu? Dia masih menunggu di Boston?"

Taehyung menggeleng.

_______________________________________


Empat Tahun Lalu

Song Hayoon merasa begitu terhina karena ayahnya memaksanya untuk kawin dengan seorang laki-laki yang tidak dikenal apalagi dicintainya hanya karena ia hamil tanpa seorang suami. Ayahnya tidak tahu kalau lelaki yang ia cintai----ayah dari anaknya---adalah Bruce Wagner----dosennya sendiri. Sayang, Bruce masih punya isteri dan lelaki itu telah meninggalkannya untuk selamanya.

Dua hari setelah Hayoon mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung, ia dan Bruce bertengkar hebat. Bruce tidak mau punya anak karena itu hanya akan menghancurkan pernikahan dan nama baiknya sebagai seorang dosen yang terhormat. Tapi Hayoon juga tidak mau menggugurkan kandungannya. Anak itu adalah benih cintanya dengan Bruce. Buntut dari pertengkaran mereka, Bruce melarikan mobilnya dengan penuh emosi. Dia tidak melihat truk semen yang tengah terparkir di pinggir jalan.

Kematian Bruce mengguncang Hayoon. Ia tak mungkin bisa datang menemui isteri dan keluarga Bruce lalu mengatakan bahwa ia sedang mengandung anak lelaki itu. Dunianya mendadak runtuh saat itu juga. Pikirannya yang pendek mendesaknya untuk menyayat pergelangan tangannya demi menyusul Bruce.

Tapi ternyata ia tidak mati. Ketika Hayoon membuka mata dan terbangun di atas ranjang rumah sakit, ayah-ibunya malah menyodorkan seorang suami untuk ia nikahi.

Kim Taehyung! Samar-samar Hayoon teringat akan seorang bocah nakal berumur delapan tahun yang gemar bercanda, yang selalu mengejeknya dengan sebutan 'si Itik Buruk Rupa'. Dulu Hayoon pernah dibuat menangis oleh Taehyung. Namun herannya, ia juga suka pada bocah itu. Tawa Taehyung begitu bebas dan menular. Senyumnya tampak jahil sekaligus memikat hati. Taehyung yang mahir memanjat pohon tetangga seperti seekor monyet tak pernah pelit membagi hasil curiannya kepada teman-temannya, termasuk pada Hayoon.

"Kamu naksir aku, ya?" Tanya Taehyung suatu sore di Pantai Jeju.

Hayoon hampir saja mengangguk, tapi si badung yang hobi memakai celana pendek itu malah lanjut berkata, "jangan naksir aku sekarang, soalnya kamu masih jelek. Nanti saja kalau kamu sudah jadi cantik." Taehyung lalu pergi bersama kawan-kawannya sambil tertawa-tawa, meninggalkan Hayoon yang tersedu-sedu sendiri di pinggir lapangan bola.

Dan bocah itu yang kini disodorkan ayahnya untuk ia nikahi? Anak lelaki yang selalu mengejeknya? Yang gemar menyebutnya jelek?

Hayoon bertambah geram. Bukan karena ia menyimpan dendam kepada Taehyung---masa kecil mereka telah lama tersingkir dari ingatannya. Melainkan karena orangtuanya menganggapnya lemah dan memalukan tanpa seorang suami.

Apa yang akan Taehyung katakan padanya jika kini pemuda itu melihatnya hamil tanpa ada seorang laki-laki manapun yang mau maju untuk bertanggung jawab selain dirinya? Oh, Taehyung pasti akan mengejeknya, menertawakannya, mencemoohnya, dan juga  menghinanya. Hayoon merasa malu sekaligus gusar.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang