BAB 77

144 22 35
                                    

Yoona menutup buku doa yang barusan ia baca dan menaruh sebuah buket bunga segar di atas makam Hansung.

"Maafkan aku, Sung." Yoona memandangi batu nisan mendiang suaminya. "Selama kita menikah, aku belum pernah berbuat baik padamu ataupun memberimu kebahagiaan." Matahari pagi menyinari wajah Yoona yang begitu cantik memesona. Namun hatinya dinaungi oleh sepotong awan kelam. "Jika tahu akan begini, lebih baik dulu kita tidak usah bertemu dan saling kenal. Aku dan Taehyung hanya menyakitimu saja." Yoona menyingkirkan bunga-bunga yang sudah layu dari samping makam. Itu adalah bunga yang ia bawa dan taruh di atas makam Hansung beberapa hari lalu.

Walaupun yang Yoona cintai hanyalah Taehyung seorang, ia tak pernah absen berziarah ke makam Hansung setiap harinya. Selain Taehyung, hanya dirinya yang tahu pasti jasad siapa yang sebenarnya tengah terbaring di bawah batu nisan ini. Perasaan bersalah dan juga rasa kehilangan benar-benar merajam hati Yoona. Baginya, Hansung bukan cuma sekedar seorang suami dan ayah tiri untuk Taeyoo, melainkan juga seorang teman dan saudara. Yoona sangat menyayangi dan menghormati Hansung. Cuma satu yang tidak bisa ia rasakan, yakni perasaan cinta seperti yang ia miliki untuk Taehyung. Seringkali Yoona termenung menyesali betapa pahitnya biduk rumah tangga yang pernah ia bina bersama Hansung. Sungguh sayang pernikahan mereka yang seumur jagung cuma berlaku di atas kertas saja.

Tapi jika seandainya keadaannya lain, jika seandainya tidak pernah ada rasa marah dan kecewa yang Hansung rasakan kepadanya, andai suaminya itu tetap bersikap selembut seperti saat Taehyung belum muncul di hidup mereka, akankah pernikahannya dengan Hansung menjadi lebih indah? Mungkin iya untuk Hansung, tapi untuknya? Yoona sendiri merasa ragu.

Sebaik apapun Hansung, lelaki itu tetap tidak bisa menggantikan Taehyung di dalam hatinya. Dan seburuk apapun Taehyung, tetap dialah yang Yoona puja dan inginkan.

Cinta memang sangat aneh. Yoona menghela nafas. Ia menatap batu nisan yang masih bertuliskan nama Kim Taehyung. "Aku sangat berharap kamu mau memaafkan aku dan Taehyung dari tempatmu sekarang, Sung. Aku yakin kamu pasti sudah damai di sana." Sebelum ia berdiri, Yoona mengelus makam Hansung sekali lagi. "Tolong jaga Kitae, ya. Aku tahu kamu pasti tidak akan membiarkannya seorang diri."

Setelah Taehyung mengakui kebohongannya beberapa malam lalu, Yoona sangat berharap kekasihnya itu akan segera menemui kedua orangtua Hansung dan mengatakan yang sejujurnya. Ayah dan ibu Hansung berhak untuk mengetahui kalau putera yang begitu mereka sayangi telah tiada. Yoona yakin kenyataan ini tidak akan mudah untuk diterima oleh kedua mertuanya, tapi sepahit apapun itu, kejujuran selalu lebih baik daripada sebuah dusta.

Selain itu, Yoona sangat berharap hubungannya dengan Taehyung bisa segera disahkan. Ia ingin menjadi seorang isteri yang sesungguhnya untuk Taehyung, bukan sekedar seseorang yang ikut bersandiwara di depan semua orang. Ia ingin bergandengan tangan dengan Taehyung, ingin berpelukan, berciuman, dan bercumbu dengan lelaki itu tanpa ada perasaan berdosa. Ia tak ingin mereka berdua tinggal di bawah satu atap tanpa ada ikatan apapun. Taehyung memang kekasihnya----dulu maupun sekarang----tapi Yoona ingin dinikahi secara resmi. Ia ingin membesarkan Taeyoo sebagai isteri seorang Kim Taehyung, bukan isteri Hansung gadungan.

Keinginan Yoona ini ia tunjukkan dengan sungguh-sungguh. Sejak sandiwara Taehyung berhasil ia kuliti tempo hari, Yoona 'mengusir' Taehyung dari kamar tidur mereka. Ia sengaja memindahkan boks Taeyoo ke dalam kamarnya dan menyiapkan sebuah kasur lipat untuk Taehyung di kamar anak mereka itu.

"Yoong, selama hampir tiga bulan ini kita selalu tidur bersama." Taehyung berdiri sambil memeluk bantal dan guling yang Yoona berikan untuk ia bawa ke dalam kamar Taeyoo. "Kenapa sekarang kamu tidak mau lagi tidur bersamaku?"

"Karena kita bukan suami-isteri, Tae." Jawab Yoona santai. Ia menyusui Taeyoo yang langsung terkekeh melihat wajah memelas sang ayah.

"Bukan suami-isteri? Tapi kita sudah punya anak. Bukan cuma satu, tapi dua." Taehyung tersenyum senewen. "Kita juga sudah beberapa kali bercinta----"

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang