BAB 42

88 22 14
                                    

Taehyung masih termangu di depan pintu. Kitae? Siapa Kitae? Bekas pacar Yoona atau... Bekas suaminya?

Ada terlalu banyak kemungkinan. Ada banyak hal yang masih Yoona tutupi darinya. Dan juga dari Hansung.

Taehyung memang tidak banyak tahu tentang kehidupan Yoona, terutama kehidupan gadis itu empat tahun ke belakang. Tapi ia yakin Kitae adalah sosok yang sangat penting untuk gadis itu. Nenek Moonsook tidak mungkin memaksa Yoona untuk menceritakan tentang Kitae kepada Hansung jika lelaki yang bernama Kitae ini bukan tokoh yang penting bagi mereka.

Taehyung mesti menahan rasa penasarannya sampai keesokan harinya. Ketika nenek Moonsook sedang dicek di bagian radiologi, Taehyung menarik Yoona ke lorong rumah sakit untuk berbicara empat mata dengan gadis itu.

"Yoong, siapa Kitae?" Tanyanya tanpa basa-basi.

Yoona tersentak kaget. Wajahnya mendadak pucat pasi. "K-kamu tahu darimana soal Kitae?"

"Semalam aku enggak sengaja menguping----"

Ekspresi kaget Yoona berubah menjadi sebuah rasa marah, "kerjaan kamu sekarang jadi tukang nguping, heh?" Ia melengos pergi.

Tapi Taehyung otomatis menahan siku Yoona. Melihat rasa kaget yang tadi sempat mewarnai wajah Yoona, Taehyung yakin gadis itu memang menyimpan sebuah rahasia besar. "Jawab aku, Yoong. Siapa Kitae?"

Yoona menarik lengannya dengan kasar. "Lupakan soal Kitae. Kamu enggak kenal dia dan enggak berhak untuk tahu siapa dia."

"Kalau Kitae adalah seseorang yang penting dan berharga untuk kamu, Hansung berhak untuk tahu. Kenapa kamu masih merahasiakan dia dari Hansung?"

"Enggak usah khawatir, Tae. Aku pasti akan memberitahu Hansung tentang Kitae." Yoona berkata sinis. "Tapi aku enggak akan mengatakan sepatah katapun tentang dia padamu."

Taehyung mengatupkan rahangnya. Sekarang ia sangat yakin kalau Kitae memegang peran yang sangat penting di hidup Yoona. Siapakah dia? Mantan pacar? Mantan suami? Tiba-tiba saja Taehyung dibakar oleh api kecemburuan.

"Apa kamu sama Kitae pernah kawin?"

Yoona memutar langkahnya. "PLAAAK!" Ia menampar Taehyung keras-keras.

"Tutup mulutmu!" Desisnya geram. "Pergilah, Tae. Enggak ada gunanya kamu terus berada di sini. Pergi dan enggak usah muncul lagi seperti yang empat tahun lalu kamu lakukan padaku. Aku enggak butuh kamu sama sekali. Aku juga enggak mau Hansung salah paham tentang kita. Cukup sekali kamu mengacaukan hidupku, jangan kamu kacaukan hubunganku dengan Hansung juga."

Untuk pertama kalinya Taehyung merasa marah. Bukan karena Yoona menamparnya. Bukan pula karena gadis itu mengusirnya. Ia marah karena Yoona lebih memilih Hansung daripada dirinya.

"Aku akan pergi. Kamu enggak akan melihat mukaku lagi untuk selamanya." Taehyung melangkah dengan perasaan tersinggung. Tapi baru empat langkah, ia tiba-tiba saja berbalik dan tertawa keras. "Oh, aku salah. Kamu akan selalu melihat wajahku, Yoong. Kamu akan melihatnya setiap hari sampai kamu bosan. Karena kamu memilih laki-laki yang mempunyai muka yang sama denganku sebagai suamimu." Ia tersenyum mengejek, "apa kamu yakin yang kamu cintai itu Hansung? Bukan aku?"

Yoona merasa hati dan matanya pedih luar biasa. Kata-kata Taehyung barusan benar-benar menyakitinya dengan cara yang tidak bisa ia jelaskan. Tapi Yoona tidak mau Taehyung sampai membaca perasaannya yang sebenarnya. Ia memunggungi Taehyung dan bergegas pergi. Tak lama kemudian ia mendengar suara langkah sepatu Taehyung semakin lama semakin menjauh darinya.

Yoona menoleh. Taehyung sudah tidak ada lagi di sana. Lelaki itu sudah pergi dari rumah sakit. Yoona menghampiri salah satu dinding di lorong itu dan duduk bersandar. Ia memeluk kedua lututnya sambil membenamkan kepalanya dalam-dalam.


LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang