BAB 62

133 22 55
                                    

Setelah perselingkuhannya dengan Jiwon, Hansung banyak sekali merenung. Ternyata ia dan Yoona hampir tidak ada bedanya. Ia juga lemah terhadap godaan hawa nafsu.

Apakah ia mencintai Jiwon? Tentu. Apakah ia ingin bisa bersama-sama Jiwon? Mungkin. Apakah ia ingin hidup bersama Jiwon? Ini yang Hansung belum tahu. Jiwon adalah isteri pria lain. Kenyataan ini bukan saja menohok hati Hansung, melainkan membuat ia jijik pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa mencumbu isteri orang lain, berbagi ranjang dengan isteri orang lain, dan mendambakan isteri orang lain?

Hansung menyisiri rambut dengan jari-jari tangannya. Belum pernah ia merasa begitu berdosa seperti sekarang ini. Jiwon memang mencintainya, memujanya, dan sangat menginginkannya. Tapi ini semua salah. Tidak seharusnya kenangan dan perasaan yang dulu pernah hadir di antara mereka berdua diwujudkan dengan cara seperti ini.

"Hansung, syutingku sudah beres. Kamu mau ikut aku ke Jeju?" Jiwon memainkan dada Hansung yang tengah berbaring di sampingnya.

Hansung menoleh, "kamu akan pulang ke Jeju?"

Jiwon mengangguk. "Tapi aku masih akan bolak-balik Seoul-Jeju untuk keperluan pasca-produksi. Kamu mau kan berlibur ke Jeju?"

Hansung menatap langit-langit kamar hotel yang disewa oleh Jiwon sebagai tempat kencan mereka berdua. "Untuk sekarang belum bisa. Aku masih harus mengajar."

"Apa bukan karena kamu takut sama isterimu?" Jiwon menekuk bibir senewen. Ia memang paling cemburu pada Yoona.

Hansung melirik, "enggak. Aku enggak pernah takut sama Yooma." Ia memang berkata jujur. Ia tidak khawatir Yoona akan curiga apalagi marah jika tahu ia telah berselingkuh dengan Jiwon. Ia hanya tidak bisa meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang dosen.

"Betapa beruntungnya isterimu, Sung. Dia bisa melihat dan memelukmu setiap hari." Jiwon menghela nafas panjang. Satu-satunya pria yang paling ia inginkan dalam hidup ini adalah Park Hansung----pangeran SMA mereka. Si pintar yang sedikit pendiam. Namun sayangnya, tak peduli secantik apapun dirinya, setenar apapun namanya, dan secemerlang apapun karirnya, Jiwon tidak pernah bisa memiliki Hansung.

Hansung mendengus geli lalu tertawa. Ia tertawa karena apa yang diceletukkan oleh Jiwon barusan justru kebalikan dari keseharian rumah tangganya bersama Yoona.

"Kenapa tertawa, Sung? Kamu mengejekku?" Jiwon mencubit dada Hansung yang sangat bidang. "Menyebalkan. Aku cemburu setengah mati sama isterimu, tapi kamu malah menertawakanku."

Hansung menarik tubuh Jiwon ke atas dadanya, "kamu enggak perlu cemburu pada siapapun." Ia mencium bibir Jiwon yang seksi.

"Tapi aku cemburu." Jiwon menatap manja. "Seharusnya, aku yang menjadi isterimu, bukan perempuan lain."

Hansung menekuk alisnya dengan serius. "Kamu mau menjadi isteri seorang dosen yang enggak punya apa-apa?"

Jiwon tersenyum----sedikit tawar. "Otakmu sangat pintar, Sung. Kamu juga benar-benar ganteng dan bersuara merdu. Kamu bisa punya pekerjaan yang lebih baik daripada menjadi seorang dosen."

"Maksudmu, menjadi seorang pengusaha?"

"Atau aktor dan penyanyi terkenal."

Hansung menggeleng. Ia melepaskan pelukannya. "Sejak dulu aku cuma mau jadi dosen. Enggak pernah kepikiran untuk mencari pekerjaan lain. Kamu pasti enggak bakalan mau punya suami miskin seperti aku." Terus terang, Hansung sedikit kecewa mendengar jawaban Jiwon.

"Soal uang bukan jadi masalah. Masih ada harta suamiku. Kalaupun aku cerai dari dia, aku berhak untuk mendapatkan harta gono-gini yang sangat banyak. Kamu masih bisa mengajar sampai kamu pensiun nanti tanpa perlu memikirkan uang."

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang