BAB 38

92 23 19
                                    

"Aku tidak percaya." Bisik Yoona gamang.

"Aku tidak berdusta."

Yoona menggeleng. Ia membuka pintu mobil cepat-cepat.

"Yoong!" Taehyung mengejarnya.

"Selamat pagi, Nona Lim."

Taehyung menahan langkah dan seruannya saat seorang pegawai butik menyapa mereka di pintu masuk.

"Selamat pagi, Tuan Park." Senyum sang pelayan ramah. "Tuan  Lee sudah menunggu di dalam."

Taehyung tersenyum----sedikit tawar----sekedar membalas sambutan sang pelayan butik. Tapi basa-basi yang Yoona lakukan pada sang pelayan memberinya kesempatan untuk mendekati gadis itu dan merangkul pinggangnya.

Yoona sedikit terkejut dengan kelancangan Taehyung, namun air mukanya sama sekali tidak berubah. Ia meraba tangan Taehyung yang melingkar di pinggangnya. Sambil mengobrol dengan pelayan butik, ia mencubit punggung tangan Taehyung keras-keras.

"Sakit, Sayang." Bisik Taehyung di telinganya.

Yoona menoleh Taehyung. Masih dengan sebuah senyuman di bibirnya, ia balas berbisik, "singkirkan tanganmu dulu."

Tapi Taehyung membandel. Biarpun Yoona sudah memelintir ibu jari dan telunjuknya sampai 90 derajat, lelaki itu tetap tidak mau juga melepaskan tangannya dari pinggang Yoona. Ia malah menarik tubuh gadis itu lebih rapat dengannya.

"Hello, Yoona!" Seorang pria berkemeja hitam dan bercelana jeans keluar dari bagian dalam butik. Dengan gaya sedikit kemayu, ia merentangkan tangannya untuk memeluk Yoona. "Aih aih, makin cantik saja kamu!" Pujinya kagum sambil memandangi Yoona dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ia menoleh Taehyung, "Hansung ssi, di mana kamu menemukan wanita secantik ini? Bikin iri saja."

"Lho, Anda masih berminat sama perempuan?" Ceplos Taehyung. Ia tidak sedang bergurau. Melihat gaya lelaki tadi yang kenes, ia cukup kaget juga mendengar komentarnya barusan. Ia kira laki-laki itu hanya tertarik pada sesama spesies berbatang.

"Aish, kamu bisa saja, deh." Lelaki tadi menepuk lengan Taehyung dengan genit. "Saya kan masih lelaki tulen."

"Hah?" Taehyung melongo. Ia benar-benar merasa sangsi.

"Maafkan Hansung, ya, Gamdoknim." Yoona meremas jari-jari Taehyung yang masih menempel di pinggangnya seperti lem tikus. "Dia sedang gemar bercanda. Enggak tahu kenapa. Mungkin dia salah makan."

"Oooh," lelaki kemayu itu mengerling genit pada Taehyung. "Pantas!" Towelnya di lengan Taehyung. "Yuk, ah. Kita masuk ke dalam." Ia melangkah dengan gaya yang lebih gemulai daripada seekor model catwalk.

"Kamu yakin dia bukan gay?" Taehyung memandangi si kemayu tanpa berkedip.

"Jangan kurang ajar." Delik Yoona. "Dia Lee Namwoo----suaminya Jessica Kwon---pemilik butik bridal ini. Anaknya saja sudah dua."

"Lelaki modelan begitu bisa beranak juga?" Taehyung garuk-garuk kepala. "Dia sedang berobat jalan, ya?"

Yoona menyikut rusuk Taehyung agar bekas kekasihnya itu menutup mulutnya yang usil.

"Eh, Yoona." Ketika Yoona dan Taehyung masuk ke bagian dalam butik, Jihyun menghampiri mereka berdua. Ia menoleh Taehyung. "Bukannya katamu Hansung masih ada di Hanoi?" Ia menatap Yoona sebelum kembali menoleh Taehyung. "Kok sudah sampai Seoul lagi?"

"Pilotnya ngebut." Jawab Taehyung asal.

Jihyun mengerutkan alis. Baru kali ini ia mendengar Hansung bercanda.

Yoona berbisik pada Jihyun, "dia bukan Hansung, tapi Taehyung. Saudara kembar Hansung."

"HAH?" Jihyun membelalak. Ia spontan melongo menatap Taehyung dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Kembar? Aku baru tahu kalau calon suamimu ternyata anak kembar. Tapi kok bisa mirip sekali? Benar-benar tidak ada bedanya." Ujarnya tak percaya.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang