BAB 114

72 15 18
                                    

Taehyung, Yoona beserta Taeyoo dan Yoomi menemani Narae yang sedang mendoakan arwah ayah dan ibu kandungnya yang sudah tiada. Mereka berlima berdoa dengan sangat khusyuk. Selagi mendoakan Hansung dan Jiwon, Taehyung sempat menoleh saat kedua telinganya menangkap suara langkah kaki seseorang. Ia menoleh dan melihat Son Sukku yang berdiri tak jauh di belakang mereka. Lelaki berkacamata yang bibir serta dagunya dipenuhi oleh kumis dan cambang yang dipotong dengan sangat rapi itu mengenakan sebuah kemeja putih dan celana panjang hitam. Tanpa berniat mengusik kekhusyukan keluarga Kim yang tengah berdoa, Son Sukku menunggu gilirannya untuk berdoa dengan sabar.

Taehyung cepat-cepat menyelesaikan doanya dan undur diri untuk menemui mantan suami Kim Jiwon tersebut.

Selain keluarga Park dan keluarga kecil Taehyung sendiri, Son Sukku adalah orang yang paling sering menziarahi makam Jiwon dan Hansung. Setidaknya, setiap peringatan ultah Jiwon dan juga hari kepergian wanita itu, Sukku selalu datang dengan membawakan karangan bunga kecil untuk ia letakkan di makam bekas isterinya itu.

Taehyung melemparkan sebuah senyum hangat kepada Son Sukku. Ia selalu mengagumi rasa cinta dan kebesaran hati Son Sukku kepada mendiang Jiwon. Dulu, sewaktu Jiwon masih hidup, Taehyung seringkali melontarkan nasihat agar Jiwon kembali kepada Sukku. Namun keteguhan hati Jiwon tak tergoyahkan lagi. Entah cinta sebesar apa yang Jiwon simpan untuk Hansung sehingga tidak ada lagi ruang di dalam hatinya untuk pria yang memiliki kasih setulus kasih Son Sukku.

Sukku membalas senyuman Taehyung. Semenjak kepergian Jiwon, sepasang mata senjanya tak pernah lagi bersinar seperti dulu. Kedua bola mata itu hanya akan bercahaya setiap kali dia melihat Narae. Namun hampir sepanjang waktu, sorot matanya selalu tampak kelabu.

"Sudah dua tahun Jiwon pergi...." Celetuk Sukku tanpa ditanya. "Aku ingin memberinya bunga ini." Ujarnya menunjukkan buket mawar putih yang dibawanya dari dalam sedan mewah yang ia parkirkan tak jauh dari komplek pemakaman itu.

Taehyung mengangguk. Cinta Sukku untuk Jiwon mungkin seputih mawar yang digenggam oleh pria paruh baya itu.

"Bagaimana Narae?" Sukku menoleh puteri semata wayangnya yang masih berdoa di depan dua batu nisan orangtua kandungnya. Kasih sayang Sukku kepada Narae semakin bertambah besar setelah anak itu ditinggalkan oleh Jiwon. "Dia tidak sesedih tahun kemarin, kan?"

"Tidak." Geleng Taehyung. "Narae anak yang sangat tabah. Dia cepat menjadi dewasa." Taehyung ikut memandangi ponakannya yang telah lama menjadi puterinya juga.

"Syukurlah." Sukku menghela nafas lega. "Berarti Narae tidak berpura-pura gembira saat aku meneleponnya semalam."

Sambil memandangi puteri angkatnya, Taehyung berkata, "sejak semalam, Narae sudah sangat bersemangat. Dia menyiapkan sendiri pakaian dan semua barang-barang yang ingin dia bawa ke Jeju."

"Aku mesti berterimakasih padamu dan pada Yoona." Sahut Sukku. "Kalian berdua membuat segalanya menjadi lebih mudah untuk diterima oleh Narae. Sebenarnya Narae masih terlalu kecil untuk dapat memahami kenapa dia memiliki tiga orang ayah dan tiga orang ibu. Tapi kamu dan Yoona mampu menjelaskan semuanya secara perlahan-lahan kepada anak itu tanpa mencoreng nama siapapun."

Taehyung menggelengkan kepala untuk menampik pujian yang Sukku berikan untuknya. "Narae adalah anak yang luar biasa cerdas, dia mampu mencerna hal-hal yang belum tentu dapat dimengerti oleh anak-anak seusianya. Aku dan Yoona hanya mendampinginya saja.  Naraelah yang menentukan sikapnya sendiri-----bagaimana dia ingin memandang ibu kandungnya, ayah kandungnya, dan juga kita berempat. Aku bersyukur, hati Narae penuh dengan cinta kasih. Dia tidak mempertanyakan apakah ayah dan ibunya salah atau benar. Bagi Narae, kita semua adalah orangtuanya. Orangtua yang dia sayangi dan hormati."

Son Sukku memandang batu nisan milik Jiwon dan juga Hansung. Ia mampu memberikan kata maaf kepada mendiang Hansung karena kehadiran lelaki itu di dalam rumah tangganya bersama Jiwon telah memberinya seorang Narae. Meskipun hatinya sempat hancur saat mengetahui bahwa Narae bukanlah anak kandungnya, Sukku tetap tak mampu menghapus perasaan sayangnya kepada bocah itu.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang