BAB 61

69 18 16
                                    

Karena tidak mau menunggu sampai enam bulan untuk keluar dari hutan Amazon, Taehyung nekat mengutarakan niatnya kepada Wapichana----si kepala suku Japimamo----untuk kembali ke Amerika Serikat.

"Kukira kamu mau tinggal di sini selamanya." Wapichana menepuk pahanya sendiri. Tubuh Wapichana cukup besar meskipun ia tidak setinggi Taehyung. Bunyi tepukan pahanya cukup mengagetkan lelaki tampan itu.

"Saya suka di sini, tapi saya harus pulang." Taehyung duduk bersila kaki di seberang Wapichana. Ia berbicara sehalus dan sesopan mungkin agar ketua suku Japimamo itu tidak tersinggung dengan niatnya yang ingin segera pergi dari sana.

"Kenapa kamu harus pulang?"

Kepala Taehyung sedikit tertunduk tapi kedua matanya menatap Wapichana. "Saya punya tunangan di Boston."

Wapichana tersentak. Matanya yang bulat hitam terbelalak. "Kamu mau menikahi gadis lain? Lalu bagaimana dengan Yanu? Bukankah kamu hendak menikahinya?"

Taehyung menggeleng. "Yanu wanita yang luar biasa. Dia mewarisi kebijaksanaan Anda. Tapi sayangnya, hati saya sudah saya berikan kepada gadis lain."

Wapichana mendengus keras-keras. "Kamu boleh mengambil dua atau tiga orang isteri, tapi kamu tidak boleh mencampakkan Yanu. Dia sudah aku jodohkan denganmu."

Taehyung mendongak. "Yanu akan menggantikan Anda sebagai kepala suku, tidak mungkin dia menjadi isteri kedua apalagi ketiga dari seorang pria."

"Kalau Yanu menikah denganmu, kamulah yang akan menggantikanku sebagai kepala suku."

Taehyung menelan ludah dengan perasaan serba salah. Ia segera memutar otak untuk mencari cara agar bisa keluar dari Japimamo tanpa menimbulkan masalah apalagi menciptakan dendam di hati sang ketua suku. Biar bagaimana juga, ia berhutang nyawa kepada Yanu, Hopi, Akutsu, dan tentunya kepada Wapichana yang sudah memperbolehkannya untuk tinggal secara gratis di Japimamo selama hampir satu tahun ini. Ia tidak boleh mematik permusuhan dengan mereka semua.

"Wapichana yang terhormat, saya sangat tersanjung jika Anda ingin menjadikan saya penerus Anda. Tapi menurut saya, sangat tidak bijak membiarkan orang asing menjadi kepala suku Japimamo. Orang seperti saya sama sekali tidak mengerti apa-apa tentang Japimamo. Saya khawatir saya hanya akan membawa keburukan bagi Japimamo." Taehyung menundukkan kepala dalam-dalam. Kata-katanya barusan spontan terlintas begitu saja di benaknya. Ia berharap Wapichana akan mempertimbangkan apa yang ia katakan tadi.

Siasat Taehyung sepertinya cukup mempengaruhi pikiran Wapichana. Kepala suku yang sudah sangat uzur itupun menyuruh salah satu kerabatnya untuk memanggil Akutsu agar segera datang ke rumahnya.

Belakangan Taehyung baru mengetahui kalau Akutsu adalah adik perempuan Wapichana. Pantas saja mereka berdua memiliki bentuk wajah dan postur tubuh yang hampir serupa. Kalau rambut Wapichana dikepang dua seperti gaya rambut Akutsu, kedua manula itu pasti akan disangka saudara kembar.

Tak berapa lama kemudian Akutsu pun datang. Wanita berambut kelabu itu menoleh Taehyung yang masih duduk bersila di ruang tamu rumah si kepala suku.

Begitu sang shaman duduk, Wapichana segera mengutarakan unek-uneknya kepada sang adik.

"Bagaimana menurutmu? Apakah Taehyung bisa memimpin desa kita?"

Akutsu menggigit-gigit akar kayu tumbuhan herbal yang sedari tadi ia kantongi dari rumahnya. Ia tertawa. "Bisa. Jika hatinya ada bersama kita."

"Maksudmu?"

Akutsu melirik Taehyung. "Anak muda ini tidak punya niatan untuk tinggal bersama kita. Hati dan pikirannya ada di tempat lain. Di kampung halamannya sendiri."

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang