BAB 96

71 16 5
                                    

Ketika Susi mengetuk pintu kamar dan memberitahu bahwa ada tamu yang mencarinya, Yoona sama sekali tidak menyangka bahwa yang datang adalah Kim Jiwon.

Saat sang aktris bertamu, Yoona sedang menyusui Yoomi di atas tempat tidur. Ia membujuk anak bungsunya itu agar mau melepaskan susunya guna menemui sang tamu.

Tak ada satupun dari penampilan tamunya yang mengesankan bahwa dia adalah orang yang sangat terkenal----terkecuali semua pakaian yang melekat dari ujung rambut sampai ujung kakinya merupakan keluaran merk paling tersohor di dunia----yang jika di-won-kan----setara dengan mobil sedan matik milik Yoona yang diparkir di dalam garasi.

Karena tamunya mengenakan sebuah masker yang menutupi 90% wajahnya, Yoona mesti memerhatikan wanita itu dua kali.

Barulah ketika sang tamu membuka maskernya, Yoona bisa mengenali siapa perempuan yang sengaja menyambangi rumahnya ini.

"Kim Jiwon?" Yoona terperangah kaget.

Jiwon tersenyum. "Yoona, aku ingin bicara denganmu." Ujarnya.

"Denganku?" Yoona menunjuk dirinya sendiri. Bukan dengan Taehyung?

Jiwon mengangguk. "Aku yakin kamu pasti kaget melihat kedatanganku."

Yoona mengangguk lugu. Ia memang kaget. "Silahkan duduk." Ujarnya sambil menunjuk sofa di ruang tamu.

Tanpa canggung, Jiwon menerima tawaran Yoona. Ia memilih sofa single yang ada di dekat jendela.

"Tolong tunggu sebentar." Yoona meminta izin untuk pergi ke dapur. Di ruang TV, ia memanggil Susi yang sedang mengasuh Yoomi.

"Ada apa, Nyonya?" Tanya Susi sambil menggendong Yoomi.

"Tolong bikinkan minum untuk tamu kita."

"Mau dibuatkan teh apa kopi?" Tanya Susi. Ia mesti bertanya karena tidak semua tamu mereka bisa minum teh atau kopi. Terkadang ada beberapa orang yang lebih suka air putih. "Atau sirup?"

Saking kagetnya didatangi oleh seorang Kim Jiwon secara tiba-tiba, Yoona sampai tidak sempat menanyakan pada sang tamu minuman apa yang dia sukai.

"Teh saja. Gulanya dipisah, ya. Ambil gula sachet di dalam lemari dapur." Perintah Yoona. Rasanya kalau teh tawar saja pasti tidak akan ditampik oleh tamu mereka. "Kita masih punya bolu marmer, kan? Tolong potong-potong dan suguhkan ke depan."

"Baik, Nyonya."

Yoona menoleh puterinya. "Kalau Yoomi membuatmu repot, taruh saja dia di ruang TV dan setelkan film kartun kesukaannya." Yoona mengecup dan menjawil pipi Yoomi. "Yoomi jangan rewel, ya. Mama lagi ada tamu." Pesan Yoona. Ia merasa kasihan pada puterinya itu karena si anak kelihatan masih lapar dan ingin menyusu padanya. "Sus, tolong sekalian bikinkan susu untuk Yoomi. Tadi dia belum kenyang nyusu."

"Baik, Nyonya." Angguk Susi.

Yoona kembali ke ruang tamu sambil membawa satu toples berisi cokelat yang sengaja ia sembunyikan dari Taeyoo dan Yoomi karena kedua anaknya itu pasti akan memakan habis semua cokelat itu kalau mereka tahu sang ibu punya banyak persediaan cokelat. Bukan Yoona pelit, tapi ia tak mau gigi anak-anaknya rusak karena terlalu banyak mengonsumsi gula.

"Silahkan." Yoona membuka tutup toples. Di meja tamu terdapat dua buah toples kristal yang masing-masing berisi kue-kue kering. Ia tidak yakin ketiga camilan yang dimilikinya ini menarik minat Jiwon. Tamunya itu sudah terlalu sering wara-wiri ke luar negeri bahkan sempat tinggal di Inggris selama satu tahun, pasti dia sudah sering mencicipi kue-kue dan camilan yang lebih enak lagi.

Tapi Jiwon cukup tahu sopan santun. Begitu Yoona membukakan semua tutup toples untuknya, ia mengambil sepotong cokelat dan sebuah kue keju. "Terimakasih." Ucapnya.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang