BAB 24

86 24 18
                                    

Taehyung menenteng sebuah tas ransel dari dalam mobil. Lelaki itu membuka pagar rumahnya dan membunyikan bel.

Tahulah Yoona kalau Taehyung tidak tinggal sendiri di rumah itu. Dia pasti sudah memiliki seorang pendamping....

Meskipun hatinya retak dan berantakan, Yoona ingin tahu siapakah pendamping Taehyung saat ini. Pasti wanita itu yang telah membuat Taehyung meninggalkannya dan berpura-pura tidak mengenalinya tadi siang. Pasti wanita itu adalah isterinya. Taehyung sudah dua puluh enam tahun, sudah sepantasnya memiliki seorang isteri. Dulupun, sewaktu mereka berada di Everest, yang selalu dibicarakan oleh Taehyung adalah menikah dan punya anak. Apakah dulu diam-diam dia sudah punya kekasih? Tunangan yang menunggunya di Boston? Apakah semua kata-kata cinta dan rayuan Taehyung kepadanya hanyalah sebuah dusta besar?

Yoona tertawa dalam hati. Sudah tentu itu semua hanya dusta. Bukankah Taehyung memang meninggalkannya? Mencampakkannya tanpa sebuah penjelasan? Tanpa pernah menghubungi dan meminta maaf padanya?

Dasar pengecut!

"Hansung ah," seorang wanita muda membukakan pintu rumah. Wanita itu tersenyum manis kepada lelaki yang baru saja pulang itu.

Itukah isteri Taehyung? Yoona memajukan duduknya untuk melihat dengan lebih jelas lagi. Perempuan yang memanggil Taehyung dengan sebutan Hansung itu bertubuh cukup tinggi. Berkulit putih. Dan berambut lurus sedikit di bawah pundak. Meskipun kelihatannya perempuan itu sedikit lebih tua daripada Taehyung, dia memiliki wajah yang cantik, menarik, dan memancarkan pesonanya sendiri. Inikah wanita yang dipilih oleh Taehyung sebagai isterinya?

"Minyoung Noona. Sudah lama di sini?" Taehyung merangkul wanita tadi.

Dahi Yoona spontan berkerut. Tidak mungkin Taehyung menyebut isterinya dengan panggilan 'noona'. Tidak ada seorang suami atau kekasih manapun yang akan memanggil isterinya sendiri dengan sebutan hormat seperti itu.

Yoona sadar, wanita yang dipanggil sebagai 'Minyoung Noona' itu bukanlah isteri Taehyung.

"Sudah sejak sore." Jawab Minyoung. "Kamu pulangnya malam juga, ya? Eomma dan appa sudah menunggumu sejak tadi. Mau pamer meja makan baru." Ia tertawa.

"Meja makannya sudah datang, ya?" Hansung melepaskan kedua sepatunya sebelum melangkah masuk ke dalam rumah. "Eomma suka kan sama mejanya?"

"Suka sekali."

Sayup-sayup Yoona mendengarkan semuanya. Karena kedua orang tadi berbicara dengan suara yang cukup keras, ia tak memiliki kesulitan untuk menangkap isi obrolan mereka.

Jadi, ini rumah orangtua Taehyung? Yoona termangu. Tapi wanita tadi memanggil Taehyung dengan sebutan Hansung, apakah itu nama kecil Taehyung? Yoona menggeleng. Mustahil. Ia tidak melihat bagaimana nama Kim Taehyung bisa berubah menjadi Hansung. Mungkinkah nama asli Taehyung adalah Hansung? Park Hansung? Seperti nama yang tertera di kartu nama lelaki itu?

Sekali lagi Yoona menggeleng. Ia sudah pernah melihat paspor Taehyung. Nama yang tertera di sana adalah Kim Taehyung----tertulis dengan begitu jelasnya. Paspor itu tidak mungkin palsu.

Tapi bagaimana bisa seorang Taehyung berubah menjadi seorang Hansung?

Mungkinkah Taehyung mengubah namanya sendiri? Untuk apa? Untuk menghindar darinya?

Yoona semakin bertambah pusing. Jika Taehyung memang tidak ingin diketahui rimbanya, lelaki itu cukup menghilang seperti tiga tahun lalu, tidak perlu sampai mengubah namanya. Yoona tidak pernah menyusul Taehyung ke Boston, tidak pernah menyambangi rumah dan kampusnya sekalipun ia ingin sekali bertemu dan berkeluh kesah kepada lelaki itu. Tidak ada alasan bagi Taehyung untuk mengubah nama dan identitasnya hanya untuk melarikan diri dari seorang gadis naif yang sangat tolol.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang