BAB 17

108 25 12
                                    

Taehyung dan Yoona masih menghabiskan hari kelima mereka di Namche Bazaar untuk aklimatisasi. Aklimatisasi adalah penyesuaian diri dengan ketinggian yang lebih ekstrim daripada sebelumnya. Sebagai guide, Bhisnu membawa Yoona, Taehyung, dan Meylin naik ke bukit paling tinggi di Namche. Selama setengah jam, mereka berempat berdiam diri di atas sana. Sementara Meylin sibuk berfoto-foto bersama Bhisnu, Taehyung dan Yoona malah asyik berpacaran.

Yoona selalu merasa lucu dan ingin tertawa geli setiap kali teringat bahwa kini ia dan Taehyung sudah resmi berpacaran. Enam hari lalu----ketika ia meninggalkan Korea Selatan----tak pernah secuilpun terlintas dalam pikirannya kalau ia akan mendapatkan seorang pacar di tempat seasing ini. Dan pacarnya ini bukan pula lelaki sembarangan. Taehyung begitu istimewa di mata Yoona. Pemuda itu benar-benar tampan luar biasa. Tak ada satupun fitur di wajah Taehyung yang tidak ia sukai. Semua yang melekat pada diri Taehyung begitu sempurna tanpa ada cela. Seringkali saat lelaki itu tertidur di ranjangnya, diam-diam Yoona memandanginya tanpa berkata apa-apa. Semakin dipandang, ia semakin terkagum-kagum dengan apa yang dilihatnya. Taehyung cukup jangkung, tubuhnya memang tidak penuh otot, tetapi sangat atletis. Kedua lengannya yang panjang begitu kokoh. Rahang Taehyung juga tajam dan tegas. Hidungnya sangat mancung. Bibirnya pun begitu menarik dan seksi. Tak jarang Yoona tersenyum menertawakan pikirannya sendiri.

Tapi yang paling ia sukai dari fisik Taehyung adalah kedua mata lelaki itu. Tatapan Taehyung bisa berubah dari serius, kocak, menjadi sangat romantis. Entah ada apa di dalam kedua bola mata yang bening itu, rasanya setiap kali Taehyung melirik atau menatapnya, seluruh sel di tubuh Yoona menjadi lumer seketika.

Dan lelaki yang menurutnya sangat sempurna itu kini mencintainya. Menginginkannya. Dan telah menjadi pacarnya. Apa yang akan ia katakan pada Hyeyoung begitu ia kembali ke Seoul nanti?

Yoona menggigit bibir senang, Hyeyoung pasti akan terbelalak kaget atau terbengong-bengong. Bisa jadi si tomboy itu malah akan mengejek dan menggodanya. Tapi seperti apapun reaksi Hyeyoung nanti, Yoona membulatkan tekad untuk memperkenalkan Taehyung kepada sepupunya itu. Mungkin Hyeyoung akan menyebutnya lemah dan tolol karena semudah ini jatuh cinta kepada seseorang yang baru saja dikenalnya, tapi Yoona tidak peduli. Ia suka pada Taehyung. Ia sayang pada pemuda itu. Ia cinta.

Cintakah ia pada Taehyung? Ataukah ini hanya euforia sesaat karena mereka berdua sama-sama berada di sebuah negeri asing tanpa mengenal satupun orang dari kampung halaman yang sama? Mungkinkah rasa indah ini akan surut dan menghilang begitu mereka berdua berpisah jalan?

Yoona menatap Taehyung yang sedang memandangi seluruh desa Namche Bazaar dari atas bukit. Ia percaya pada kesungguhan dan ketulusan Taehyung. Lelaki itu memang mencintainya. Bukan hanya kata-kata Taehyung yang begitu memabukkan yang meyakinkannya, bukan pula genggaman tangannya yang hangat dan lembut. Melainkan tatapan matanya serta kehadiran Taehyung di sampingnya. Itu yang membuat Yoona percaya. Dan ia pun percaya pada perasaannya sendiri. Ia memang sudah jatuh cinta kepada Taehyung. Cinta yang terasa begitu megah dan indah. Perasaan yang tidak ingin surut sampai kapanpun. Cinta yang membuat rentang usia manusia menjadi terasa begitu singkat. Dan itu adalah perasaannya yang paling jujur untuk Taehyung.

"Kapan-kapan, kamu mau kan kembali lagi ke Namche?" Sambil menyelipkan kelima jarinya di sela-sela ruas jari Yoona, Taehyung menatap gadis cantik itu.

"Buat apa kembali lagi ke Namche?" Yoona menoleh.

"Biar kita bisa mengulangi lagi saat-saat seperti ini."

"Apa bagusnya saat-saat seperti ini?" Tak tahu mengapa, Yoona tiba-tiba saja ingin jual mahal pada Taehyung. Mungkin ini memang sifat dasar semua perempuan----selalu ingin dirayu oleh lelaki yang mereka sukai.

Taehyung tersenyum, "karena saat ini----saat berdiri di sini bersama kamu----membuat aku bahagia." Taehyung mendekatkan bibirnya di telinga Yoona, "kamu membuat aku bahagia, Sayang."

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang