"Ya, Taehyung. Kamu masih penasaran dengan dia dan kenapa wajah kami bisa begitu mirip?" Saking tegangnya menunggu jawaban apa yang akan keluar dari bibir Yoona, Hansung sampai lupa untuk berkedip.
Yoona cepat-cepat membilas piring porselen yang tengah dicucinya. Ia memberikan piring itu ke tangan Hansung untuk dikeringkan. Ia tersenyum dan menggeleng. "Enggak. Aku sudah enggak penasaran lagi sama dia."
"Lho, kenapa?" Dahi Hansung berkerut heran. "Kupikir kamu masih marah dan kesal karena Taehyung melarikan uangmu."
"Enggak, Sung." Yoona baru ingat kalau selama ini Hansung mengira Taehyung telah membawa kabur uangnya. "Aku sudah mengikhlaskan semuanya."
"Tapi apa yang Taehyung lakukan itu adalah sebuah kejahatan. Dia harus menepati janjinya dan mengembalikan uangmu." Hansung mengelap piring cepat-cepat. "Meskipun mungkin kamu enggak terlalu butuh uang itu, Taehyung tetap harus mempertanggung jawabkan perbuatannya."
Dia sudah terlambat empat tahun. Senyum Yoona pahit. Tidak ada gunanya Taehyung menepati janjinya sekarang. Itupun kalau seandainya dia masih ingat akan janjinya padaku....
"Sudahlah. Aku enggak mau ingat-ingat lagi." Karena piring kotor yang mesti ia cuci sudah tidak ada lagi, Yoona melepaskan sarung tangan karet yang ia kenakan dan mengeringkan lengannya dengan selembar kain bersih.
"Yoona," Hansung menahan siku lengan kanan Yoona.
Yoona menoleh dan menunggu apa yang hendak Hansung katakan padanya.
"Kamu enggak mau ketemu Taehyung?"
Alis Yoona berkedut. "Untuk apa? Untuk menagih hutangnya padaku? Enggak. Jawabanku tetap sama."
"Kamu enggak penasaran sama dia?"
Yoona memegang kedua pipi Hansung. Rasanya seperti pipi Taehyunglah yang sedang ia sentuh. Kedua lelaki ini benar-benar begitu mirip. Bahkan mereka mempunyai tanda lahir yang sama----setitik kecil tahi lalat di bawah mata kiri yang hanya terlihat jelas jika dipandang dalam jarak sedekat ini.
"Aku enggak penasaran lagi sama Taehyung."
"Kenapa?"
"Karena sudah ada kamu."
Dada Hansung berdebar begitu hebatnya mendengar kata-kata Yoona. Selama ini ia selalu bertanya-tanya apakah Yoona menyimpan sebuah perasaan khusus kepada Taehyung atau tidak. Jawaban Yoona tadi bagaikan sebuah belati bermata dua. Apakah dulu Yoona pernah jatuh hati pada Taehyung dan hanya menerimanya karena ia dan Taehyung memiliki wajah yang sama? Ataukah Yoona memang tidak tertarik lagi pada Taehyung karena kini tunangannya itu mencintainya dan hanya ada dirinya----Park Hansung----di hati Yoona?
Hansung membalas senyum Yoona. Ia percaya pada calon isterinya. Yoona tidak mungkin berbohong. Kedua sorot mata gadis itu memancar tulus dan jujur. Diam-diam Hansung merasa lega----juga bangga. Cinta Yoona begitu berharga untuknya. Seumur hidupnya, ia belum pernah jatuh hati sedalam ini kepada seorang perempuan. Dulu, memang pernah ada satu wanita yang benar-benar mengisi relung hatinya, sempat membuatnya tergila-gila, dan rela menempuh rintangan seberat apapun demi cintanya untuk gadis itu. Namun kisah itu sudah menjadi sejarah. Semua cerita cintanya di masa lalu tidak bisa dibandingkan dengan cintanya kepada Yoona. Ia tidak akan melamar gadis itu untuk menjadi isterinya jika ia tidak sungguh-sungguh mencintainya.
Hansung meraih tubuh Yoona dan memeluknya. "Aku merasa sungguh bahagia, Yoona. Aku sangat mencintaimu."
Yoona menerima dekapan Hansung dan balas memeluknya. "Aku juga...."
Namun Yoona setengah berdusta. Dan dustanya ini langsung menyengat hatinya. "Eh, Hansung," Yoona mencoba untuk menghalau rasa nyeri yang merayapi sanubarinya, "kenapa kamu tiba-tiba ungkit-ungkit soal Taehyung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]
FanfictionLim Yoona melakukan kesalahan terbesarnya saat ia bertemu dengan Kim Taehyung dalam sebuah pendakian ke kaki Gunung Everest. Setelah menghabiskan waktu bersama di sebuah negeri yang begitu asing, Yoona dan Taehyung terlibat dalam sebuah hubungan asm...