BAB 81

134 16 15
                                    

Taehyung langsung membuktikan bahwa dirinya adalah seorang suami serta ayah yang sangat bertanggung jawab dan begitu perhatian kepada keluarganya.

Semenjak Yoona mengandung anak ketiga mereka, Taehyung semakin protektif terhadap isterinya itu. Ia rela bangun lebih pagi, memandikan Taeyoo, dan mengantarkan Yoona ke toko. Setiap jam istirahat, ia akan keluar dari kampus untuk makan siang bersama sang isteri. Begitu jam kerjanya selesai, Taehyung langsung menuju toko yang dikelola oleh Yoona dan menunggu sang ibu hamil membereskan pekerjaannya. Ia juga rutin mengantarkan Yoona ke dokter kandungan dan bersama-sama mengikuti kelas ibu hamil. Apapun Taehyung lakukan demi membuat isterinya bahagia dan menikmati masa kehamilannya yang ketiga itu.

"Yoong," ketika Yoona masuk ke dalam kamar tidur mereka, Taehyung baru saja merapihkan ranjang yang hendak dinaiki oleh isterinya itu. Perut Yoona sudah cukup terlihat mencuat namun bentuk tubuh dan wajahnya yang tirus membuat siapapun yang melihatnya harus menoleh dua kali sebelum menyadari bahwa wanita cantik itu tengah berbadan dua.

"Kamu enggak perlu merapihkan dan membersihkan ranjang setiap malam, Tae. Ada Susi. Jangan kamu manjakan dia." Yoona mengambil bantal untuk mengganjal punggungnya. "Tugasnya adalah meringankan beban kita."

Taehyung membantu Yoona untuk duduk di atas ranjang. "Aku tidak memanjakan Susi, aku justru ingin memanjakanmu." Bibirnya yang hangat mengecup kening Yoona. "Bagaimana dengan si kecil kesayanganku ini?" Ia menempelkan telinganya di atas perut Yoona. "Dia tidak begitu aktif hari ini?"

Yoona mengelus-elus rambut Taehyung yang hitam lebat. "Sepertinya anak ketiga kita ini jauh lebih tenang jika dibandingkan dengan Taeyoo. Mungkin... Dia mirip dengan Kitae." Yoona menggigit bibir teringat akan putera sulung mereka yang sudah lama tiada.

Taehyung mengangkat kepalanya dari atas perut Yoona. "Tolong jangan bersedih lagi, Sayang. Sekarang Kitae pasti sangat bahagia di dalam surga karena dia bisa melihat kalau ayah dan ibunya sudah kembali bersatu." Jika ada satu hal yang paling Taehyung khawatirkan, itu adalah kesedihan Yoona setiap kali terkenang akan anak pertama mereka.

Yoona tersenyum. "Aku tidak bersedih, Tae. Kitae adalah kebahagiaanku. Mengingatnya hanya membuatku merasa rindu padanya, tapi aku sudah ikhlas. Aku hanya rindu. Dan tidak ada yang salah dari merindukan seseorang yang kita cintai. Buktinya, aku selalu merindukanmu setiap kali kamu pergi mengajar atau saat aku berjauhan dari Taeyoo."

Melihat wajah Yoona yang berbinar teduh, kecemasan dalam hati Taehyung menyurut banyak. Ia pegangi tangan kanan Yoona dan menciumi jari-jemarinya satu persatu. "Aku benar-benar cinta padamu."

"Aku lega kamu masih mencintaiku meskipun perutku sudah besar begini." Yoona memandangi perutnya yang sedikit gendut.

Taehyung berbaring di samping Yoona sambil menepuk-nepuk lembut perut isterinya itu. "Aku sangat sayang pada bayi ini. Kehadirannya membuatmu semakin terlihat menawan dan seksi."

"Seksi?" Dahi Yoona berkerut. "Kalau menawan, aku masih bisa paham. Tapi seksi? Setiap kali aku habis mandi dan bercermin, yang kulihat hanyalah seorang wanita yang perutnya buncit. Jangan menggombal, apanya yang seksi?"

Taehyung nyengir lebar, "kamu seksi. Aku suka sekali melihatmu telanjang biarpun dengan perut yang besar seperti ini. Aku malah sering merasa sulit menahan diri untuk tidak mencumbumu."

"Ah, itu sih karena otakmu memang selalu mesum." Yoona menyentil pipi Taehyung. Selama kehamilannya yang ketiga ini, gairah seksual Taehyung memang tidak berkurang sama sekali. Hampir beberapa malam sekali suaminya itu merayu agar diperbolehkan untuk menggaulinya. Yoona sendiri tidak pernah keberatan. Selain karena hasratnya juga tidak surut, dokter kandungannya pun menyarankan agar sang bayi sering-sering dijenguk oleh ayahnya----selama si ibu merasa nyaman dalam melakukan hubungan intim.

LOVE THAT COULD NEVER BE [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang