bagian 11: pertarungan (2)

913 103 17
                                    

"Oke baik akan aku jelaskan ren"kata erina dengan sopan, "lawan pertama tadi bernama roger, dia juara bertahan selama tiga tahun, di ranking d"erina dengan nada bosannya.

"Begitu ya"aku biasa saja.

"(Ren ternyata tidak bisa di anggap remeh juga)"erina dengan sedikit keringat.

"Jadi lawanku selanjutnya siapa? "Aku bertanya kepada erina.

"Salah satu petingi, dari destroyer "erina bisa saja.

"Oh gitu ya berarti orang lebih kuat dari, orang yang aku lawan tadi, aku tidak sabar"aku semangat.

"Kalau kau mau tahu sebenarnya roger akan naik peringkat C kalau kau tidak mengalahkannya"erina tersenyum licik.

"E... (Berarti aku merusak, harga dirinya) "aku menelan ludah.

"Tidak usah dipikirikan ren, ingat satu hal ,yang terkuatlah yang menang"erina tersenyum sambil menunjukku.

"(Betul juga yang dikatakan erina, tapi tetep saja aku tadi bertarung tidak adil soalnya lawanku terlalu lemah) "aku agak gerogi.

"Grep"aku merasakan ada yang menyentuh bahuku,"yo"roger tersenyum tepat di depan wajahku.

"Wahhh"aku termundur buat roger bingung, "apa maumu(sial mungkin dia akan dendam padaku) "aku keringat becucuran.

Roger mendekatiku dan,menjambakkan tanganya kepadaku, "pertarungan yang menarik, lain kali kita bertarung lagi"roger tersenyum dan meninggalkan kami.

"Itu berarti kau di hormatin ren"ran tersenyum senang.

"Huh, itu berarti dia menyukai pertarunganmu barusan"erina sambil membersihkan kacamatanya.

"Begitu ya, keren"kataku.

Tak beberapa ronde kedua dimulai, aku menaikan panggung, dan melihat lawan yang di jelaskan erina barusan, tapi yang membuatku bingung adalah, "(kenapa hanya aku yang memakai seragam sekolah sedangkan lawanku menggunakan baju seni beladiri) aku bertriak dalam hati.

"Ren semangat!! "Ran meneriakiku, "oh ya aku sampai lupa"ran melempar benda kerahaku.

Aku mengkapa benda yang di lempar ran, "(sarung tangan tinju tapi imut juga warnanya hijau dan ada lambang kelinci) "aku menggunakannya.

Ran tersenyum"jaga ya itu sarung tangan favoritku"ran tersenyum kearahku.

Aku mengajumpkan jempolku membelakanginya, "baik ayo mulai"aku mengadu pukulan tanganku.

"Baik kita mulai pertandingannya"wasit berteriak.

Aku menundukan kepalaku, kepada lawanku namun dia langsung menyerangku, tepat di wajahku.

"Sunggg"aku menghindarinya dan menggunakan kakiku untuk menghantam wajahnya.

"Bukkk"musuhku terjatuh, dan dia tidak berdiri, wasit menghitung, "1,2,...."wasit berhenti.

Dia berdiri dan, "hei white boy, kau kuat juga ya"dia membersihkan darah di hidungnya.

"Begitu ya"aku menatap dia biasa.

"Kalau aku boleh tahu siapa namamu sebenarnya, max hawk ketua dari destroyer"max tersenyum sombong.

Erina dan ran melihatku serius, ke pertarungan kami, "lawan ren sekarang ini max ketua dari destroyer, kalau aku lihat dia cara bertarung nya setara dengan rank A di sekolah kita"kata erina.

"Begitu ya walau pun dia ranking A ,pasti ren yang menang"ran menghisap lolipopnya.

"Kau tahu dari mana ran? "Erina bingung.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang