kemampuan lucy

372 48 2
                                    

"Hem, hem,hem"lucy tersenyum senang sambil berjalan-jalan melihat arus sungai,"indahnya"lucy tersenyum senang.

"Yoshhh, hahahahah"aku terjun di air sungai, "huh, nyamannya eh... "Aku terkejut melihat lucy dengan baju yang basah.

   Wajah kesal lucy melihatku  ,"(merusak pemandangan kau ren) "lucy dengan wajah tertutup rambutnya yang basah dan satu matanya saja yang terlihat.

"Maaf, hihihi"aku mengelus kepalaku karena malu.

   Tak beberapa lama lucy duduk di api unggun di sampingku, "hacummm"lucy bersin.

   Aku memberik jaketku, yang ke tubuh yuki, "sekali lagi maafkan aku ya"aku dengan pipi membengkak karena pukulan lucy.

"Baik aku maafkan"lucy memalingkan wajahnya.

   Aku menundukan kepalaku dengan, pipi masih membengkak"ini untukmu"aku memberikan kerang pelangi kepada lucy.

"Terima kasih"lucy tersenyum sambil melihat cangkang kerang berubah warna, "terima kasih ya"lucy dengan pipi merona melihatku.

"Sama-sama "aku dengan pipi masih membengkak.

   Lucy mengelus pipiku dengan salep dingin, "maaf ya nampaknya pukulanku terlalu kuat "lucy dengan wajah penuh bersalah.

"Enggak apa-apa kok(lagi pula yang paling sering membuatku babak belur adalah erina dan yuki) "aku mengingat kejadian biasanya.
   Lucy tersenyum sambil meratakan salep dingin ke pipiku.

   Karena tubuhku yang tidak memakai baju, dan hanya menggunakan celana pendek saja, lucy tidak memalingkan pandangannya padaku.

"(Tubuh ren kenapa makin kekar, perasaan dulu aku melihatnya enggak sebentuk ini,tunggu dulu kenapa aku memikirkan hal yang aneh pada tubuh ren sih) "lucy melirikku.

"Oh ya lucy, aku sampai sekarang masih bingung soal kemampuanmu itu, kenapa semua tidak perlu menggunakan baju astronot lagi saat berada di dekatmu"aku memikirkan kejadian dulu saat seluruh pulau the elit di evakuasi hanya karena lucy.

   Lucy mendadak melotot melihatku, dan menyentuh tangannya sendiri, "aku juga tidak menyadarinya ren"lucy menatapku dengan tatapan serius.

"Eh,bukannya kemampuan dapat mengambil umur orang lain"kataku.

"Tunggu kenapa aku tidak menyadari selama aku berada di dekatmu, aku dapat berbicara biasa saja dengan orang lain dan juga semua murid tidak terpengaruh dengan kekuatanku"lucy melihat tanganya sendiri.

"Aneh juga ya, jangan-jangan kemampuanmu menghilang ya"aku terkejut sambil menyentuh tangan lucy.

"Entahlah aku juga tidak tahu"lucy memalingkan wajahnya karenaku, "(kau kedekatan ren) "lucy dengan pipi merona.

"Aneh juga ya"aku melihat cincin di jari lucy,"oh ya lucy kau tidak pernah melepaskan cincinmu itu kan"aku menujuk cincin yang kami dapatkan di pulau the elit.

"Tidak memang kenapa, kau juga kan lihat kau masih memakai cincinku tahu"lucy mengembungkan pipinya.

"Lucy coba kau lepaskan cincinmu"aku menarik bunga yang aku temukan di dekat sungai, "maaf ya bunga padahal kau sudah memakar seindah ini"aku tersenyum melihat bunga putih.

   Lucy dengan pipi merona malu melihatku, "(dia sungguh baik ya, dasar ren) "lucy menyentuh dadanya.

"Coba kau sentuh ini"aku memberikan bunga ke tangan yuki.

"Srashhh"bunga tersebut layu, dan mengering lucy gemetar sambil mengepalkan tangannya.

"Oke baik pakai lagi cincinmu lucy"aku memasukan cincin ke jari manis lucy layaknya seperti sebuah pernikahan karena, aku memasangnya di jari kirinya lucy.

"Sunggg"mendadak bunga mulai bercahaya, dan kami melihat bunga ini bermekaran kembali.

"Wow"aku dan lucy tercengah.

   Aku mengubur bunga itu lagi, dan memberikan sedikit air untuknya "terima kasih ya"aku tersenyum.

   Lucy dengan pipi merona, "(sial kenapa saat aku melihatnya dia tambah keren saja) "lucy menutup wajahnya.

"(Kenapa dengan lucy?) "aku bingung.

   Tak beberapa lama aku duduk di atas batu dan lucy di sampingku sambil melihat ke indahan sungai.

"Ren tentang cincin ini"lucy menyentuh cincin bertuliskan namaku.

"Hahaha, ternyata nenek itu baik sekali ya di sampai memberikan cincin ini kepada kita"aku tertawa sambil melihat cincin yang bertuliskan nama lucy.

"Emmm"lucy mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Singg"mendadak cincin di tangan kami bersinar dan, aku dan lucy di tempat kosong berwana putih.

  Aku menghadap ke kanan,dan kiri dan melihat,"Nenek kemarin"aku menujuk nenek yang ada di pulau the elit.

   Lucy terkejut karena aku beteriak dan, "nenek"lucy terkejut.

"Hahaha, lama tidak bertemu ya"nenek tersebut tersenyum melihat kami.

   Kami mulai mengobrol dengan nenek tersebut.

"Jadi nenek kenapa memberikan cincin ini? "Lucy bingung.

  Nenek tersebut tersenyum melihatku, "anggap saja itu hadiah nak, mungkin suatu hari kau akan menjadi istri pria yang hebat "nenek tersenyum melihatku.

   Pipi lucy langsung memerah, sedangkan aku binggung apa yang di bicarakan nenek ini.

"Oh ya nenek, kalau aku kenapa di kasih cincin juga? "Aku menujukan cincin pemberian nenek tersebut.

   Nenek tersebut dengan raut wajah agak gelisah karena perkataanku barusan, "itu untuk menahan sesuatu nak"nenek tersebut dengan tatapan serius.

   Lucy terkejut dengan perkataan nenek tersebut, dan langsung melihat ke arahku.

"(Menahan sesuatu?)"aku melihat cincin ini namun, aku tidak terlalu memikirkannya.

"(anak ini bukan hanya memberikan kehangatan saja, namun aku bisa merasakan sesuatu lebih mengerikan di dalamnya) "nenek tersebut menelan air ludahnya sambil melihatku layaknya seorang monster.

"Ren"lucy menyentuh tangan kananku.

"Sob-sob"aku mengelus kepala lucy, "kau tidak perlu memikirkan itu lucy"aku tersenyum lebar.

   Lucy tersenyum kecil melihatku, dan nenek tersebut ikut tersenyum melihat kami.

"Baiklah waktunya kita berpisah mungkin suatu hari nanti kita akan bertemu,jika kau ingin bertemu denganku lagi cukup kau minta bantuan dengan nona rin ya"nenek tersebut melambaikan tangannya ke arah kami.

"Eh nenek tahu rin"aku terkejut namun mendadak aku dan lucy kembali ke dunia nyata dan, "cupp"bibir rin tepat di depan wajahku.

"Ahhh"aku terkejut dan kepalaku terbentur dengannya, "aduh sakit"rin mengelus kepalanya.

"Rin kenapa kau ada disini(bukanya biasanya sela yang seperti itu?)"Aku bingung melihatnya bersama dengan lucy yang sudah sadar duluan.

"Oh, aku hanya ingin melihat nenek yang bersama dengan kalian tadi"rin tersenyum mengejek.

   Mendadak aku dan lucy terkejut dengan perkataan rin barusan.

"(Terima kasih ya atas hadiahnya nona miko) "rin tersenyum melihat kami, namun senyumannya terhenti karena, "ren bagaimana kau mendapatkan cincin ini(bukanya yang mendapatkan cincin hanya lucy saja) "rin gemetaran.

"Huh, bagaimana aku pun juga tidak tahu nenek itu yang memberikan padaku saat di pulau the elit?"aku bingung.

   Rin mulai gemetaran merasakan firasat buruk yang mungkin akan terjadi.

"(Aku harap tidak ada hal yang buruk menimpamu ren) "rin menelan ludahnya.

"Zuwshhhh"aura kegelapan yang menyelimutiku, membuat rin gemetaran, "(namun karena cincin ini,auranya mulai menutup sedikit) "kata rin dalam hati dan tetap tersenyum melihatku.

"(Aku harap kau baik-baik saja ren) "rin dengan tatapan serius.

Bersambung

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang