selamat tinggal

405 26 18
                                    

   Di pagi hari di sekolah the elit, "capeknya "selina dengan kondisi kepala mencium meja.

"Benar juga, kita tidak beristirahat semalaman lebih"lucy mengelus kepalanya.

   Restia dan alice yang sedang menyiram tanaman, melihat yuki yang sedang sibuk membaca dokumen.

"Apakah sudah ketemu"sela memeluk yuki dari belakang.

"Belum, aku juga tidak tahu siapa lagi yang mungkin mengincar kita"yuki mengelus kepalanya karena tidak mendapatkan informasi apapun.

"Benar juga, pada saat itu aku telah dikalahkan "ran menundukkan kepalanya.

"Tenanglah mereka berbuat curang saat bertarung dengamu"rin menyentuh tangan ran.

   Ran tersenyum senang melihat semua yang, tampak senang melihatnya baik-baik saja.

"Jadi yuki ...tentang celia"ricka dengan tatapan tenang.

   Semua mendadak terdiam dan melihat yuki, "kami tidak ada masalah apapun dia tetaplah murid kesayanganku kok"yuki merenggangkan tubuhnya dengan senyuman di wajahnya.

   Semua menarik nafas lega tersenyum kecil melihat yuki, "syukurlah,nampaknya waktunya celia menemuinya ya yuki"lucy menundukan kepalanya.

"Ya begitulah, aku merasa bersalah soal muridmu erina"yuki menundukan kepala melihat ke erina.

"Tenang saja yuki san, dia akan selalu memafkan celia"erina menundukkan kepala dengan raut wajah gelisah.

   Yuki menundukan kepalanya, "sial! "Yuki memukul meja membuat semuanya terkejut.

"Kejadian kemarin semua adalah ulahku, aku yang menyebabkan ran di culik, aku juga yang membuat ren menjadi monster seperti itu, dan kenapa kalian tetap tenang menanggapinya "yuki dengan tubuh gemetaran.

"Pukkkk"kedua pipi yuki ditepuk sela, "kau tahu satu hal yuki, kita anggota dewan ikatan kita lebih daripada saudara"sela tersenyum manis.

   Yuki gemetaran, "aku yang selalu membawa kesialan pada kalian, tapi kenapa selalu saja memaafkanku semudah itu"yuki dengan pipi berkedut.

"Pukk-pukk"pipi yuki ditepuk berkali-kali dengan sela, "jangan tunjukan air matamu, sela saja yang cukup seperti itu"sela meneteskan sedikit air mata.

   Yuki menahan air matanya dan tersenyum kecil melihat semua anggota dewan, "terima kasih semuanya"yuki menundukan kepalanya.

   Semua tertawa senang melihat yuki,"oh ya ngomong-ngomong dimana ren? "Sela binggung melihat semuanya.

"Benar juga aku tidak melihatnya pagi ini "erina bepikir.

"Apakah kalian melihatnya"lucy melihat semuanya.

   Semua menggelengkan kepalanya karena tidak mengetahui keberadaanku.

"Ceklek"mendadak pintu terbuka membuat semua terkejut.

"Kepala sekolah,wakil kepala sekolah! "Ran terkejut melihat mari dengan wajah agak gelisah bersama dengan jesika di sampingnya.

"Semua tentang kejadian kemarin, saya sebagai kepala sekolah meminta maaf sebesar-besarnya"mari menundukan kepalanya dengan wajah penuh rasa penyesalan.

"Tidak perlu dipikirkan, kami adalah anggota dewan itu sudah menjadi tugas kami jika ada sebuah masalah hehehe "selina tersenyum senang.

   mari tetap menundukan kepalanya dan mengeluarkan surat yang berada di jasnya.

"Apa ini"sela binggung melihat surat itu.

"Kalian semua dengarkan ren Yamamoto telah berhenti dari sekolah the elit"kepala sekolah dengan wajah tegas.

   Semua terkejut mendengar apa yang barusan saja di katakan kepala sekolah.

"tunggu kau bohong bukan"sela temundur.

   Semua gelisah melihat kepala sekolah, yuki tetap diam dan saat dia berjalan menuju pintu.

"Grab"bahu yuki di cengkram mari, "kau mau kemana yuki "tatapan tenang mari.

"Aku ingin memberi pelajaran pada sesorang, jadi jangan gangu aku"yuki dengan mata penuh amarah.

"Kita dan ren sekarang ini berada di dunia yang berbeda, lebih baik kau... "Mari terdiam saat melihat yuki yang melotot dengan tatapan mengerikan.

"Kau pikir, aku peduli jika kau menghentikanku sekarang kau tahu apa akibatnya kan"yuki mencoba menyentuh tangan mari.

   Mari menarik nafas dan, "wushhh"dengan kecepatan tinggi yuki terbanting dan kedua lengan yuki terkunci.

   Yuki mencoba melepaskan diri dari kuncian pelukan belakang mari.

"Sudah aku bilang hentikan nona muda"mari kesal melihat yuki.

  Yuki kesal melihat mari yang makin kuat menguncinya, "mari hentikan"jesika menyentuh bahu mari.

   Mari terdiam dan melepaskan kunciannya, yuki dengan tatapan kesal melihat mari.

   Yuki menyentuh pegangan pintu dan, "jika kalian mencoba menghentikanku,aku akan keluar dari anggota dewan"yuki langsung keluar dari ruangan.

   Semua anggota dewan terkejut dan langsung berjalan secara bergiliran keluar dari ruangan ini.

"Mereka benar-benar menyusahkan "mari mengelus kepalanya.

   Jesika melihat surat yang dibiarkan tergeletak di atas meja, tanpa di baca sama sekali.

"Aku harap mereka berhasil menjemput ren"mari tersenyum manis.

   Di corridor semua anggota dewan berjalan secara bersama dengan wajah penuh tekad.

~~Di kediaman Yamamoto ~~
  
   Semua anggota dewan melihat kondisi rumah yang sepi.

"Ren apakah...."restia terdiam karena yuki langsung menjebol pintu dengan tangannya.

   Yuki memutar kunci pintu dan pintu langsung terbuka karena cengkramannya.

   Semua anggota dewan masuk ke dalam rumah dan melihat rumah yang kosong.

"Kemana dia? "Alice terkejut dan skaligus binggung melihat rumahku.

"Dia pindah, dan tidak ingin kita mengetahuinya sialan kau"selina mengepalakan kedua tangannya.

"Bukkkk"yuki memukul lantai sampai hancur, "kemana dia pergi, jika kau ingin berpamitan setidaknya ucapkan langsung "yuki memukul lantai berkali-kali sampai membuat tangannya bedarah.

"Sialan kau"yuki meneteskan air matanya diikuti semuanya yang menangis.

"Akan aku cari kau ren Yamamoto, karena kau milikku"sela tersenyum dengan air mata membasahi pipinya.

"Semua anggota dewan, misi mencari informasi tentang ren Yamamoto sekarang"sela beteriak.

"Misi diterima"semua anggota dewan dengan tatapan serius.

   Di suatu tempat yang sangat jauh di blue whale laki-laki yang duduk sambil meminum sakennya.

"Anata, menurutmu apakah tidak berlebihan"kata wanita berambut putih dengan yukata biru mudah.

"Tidak sama sekali, mereka semua tidak boleh mengetahui tentang keluarga kita"laki-laki itu meminum sakenya.

   Wanita itu tersenyum kecil, "kita lihat saja, apakah pilihamu yang benar atau pilihanku"wanita itu menyenderkan kepalanya di bahunya.

"Hehehe, dia masih bocah tapi aku ingin melihat apa yang akan terjadi "laki-laki itu tersenyum kecil.

Bersambung.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang