Di markas destroyer kami semua telah sampai dan berada di gedung besar dan di kawal beberapa pagawal berbadan besar.
Pengawal menghentikan kami aku, mare, dan alex mengangkat kedua tanganku dan menyentuh bahu dua orang tersebut.
"Grab! "Kami bertiga menguatkan cengkraman kami di 6 pengawal, "ahhhh"mereka berdua mencoba melepas dari cengkraman kami bertiga.
"Dimana ran atau, kau mati"aku melotot di depan wajah pengawal berkepala botak.
Semua anggota dewan gemetaran melihatku yang seperti itu untuk pertama kalinya, kedua pengawal yang berada di cengkramanku terpingsan.
"Woi berlebihan kau ren"mare tersenyum mengejek ke arahku.
"Begitu ya"aku melepaskan cengkramanku.
"Benar seharusnya begini"mare mengangkat kedua pengawal berbadan besar dengan kedua tangannya.
Kedua pengawal terlempar , mare melompat dan "bukkk"kedua pengawal terkena tendangan dua kaki mare.
"Kretak"pagar hancur karena tendangan mare, "begini baru caranya memanggil mereka semua"mare tersenyum lebar.
"Benar banget "aku tersenyum lebar.
"Jadi mereka berdua aku apain ya"alex melihat kedua pengawal yang di cengkramannya, alex melepas cengkramannya "kalian bawak mereka ke rumah sakit"alex dengan wajah malas dan masuk mengikuti kami.
"Keren"sela menelan ludahnya.
"Seberapa kuat mereka bertiga"yuki gemetaran melihat kami yang ada di depan.
~|||~
"Lepaskan aku keparat"ran memukul pintu yang terbuat dari baja."Bukkk-bukkk"ran memukul secara bertubi-tubi, "sial! "Ran menangis sambil memukul terus pintu.
Tangan ran yang sudah bedarah, "aku membahayakan semuanya, semua maafkan aku! "Ran menangis.
Layar monitor mendadak hidup ran membersihkan air matanya, dan mendekati monitor itu "semuannya"ran terkejut melihat kami yang di keliling ratusan petarung.
"Ren! "Ran terkejut saat melihat mataku yang terlihat berbeda seperti elang yang menatap mangsanya.
Ran mengepalakan kedua tangannya, "bodoh! ,yang ketangkap hanya aku kenapa kalian semua ada disini"ran menangis sambil menunduk kepalanya.
"Keluarkan aku keparat! "Ran beteriak dan terus menerus memukul pintu, sampai membuat tangannya mengeluarkan banyak darah.
"Percuma saja monster hijau,kau tidak akan pernah bisa menghancurkan pintu itu, lihatlah di layar ini pembantaian teman-temanmu,hahahahah"suara di mikrofon menertawakan ran.
"Sudah aku bilang lepaskan aku keparat! "Ran beteriak kesal dan menghancurkan mikrofon itu,"sial semoga saja kalian baik-baik saja semua"ran terududuk sambil melihat layar.
~|||~
"Huh,nampaknya kita terkepung"mare dengan wajah malasnya.
"Benar sekali ya"alex tersenyum kecil.
Mendadak di tengah kerumunan muncul laki-laki berambut panjang dengan tubuh terluka, "selamat datang semuanya "dia tersenyum senang.
"Bukannya kau anggota red dragon "restia terkejut.
"Kau mengenalinya restia"erina terkejut.
"Benar di petarung yang mengandalkan kecepatan, dan dia be rank A ,aku pernah bertarung dengannya sekali"restia tersenyum senang, "mau tanding ulang denganku "restia menggunkan kuda-kudanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Girl (The Symbol)
FantasyRen Yamamoto remaja biasa yang ingin putus sekolah saat sma tapi, itu semua berubah saat dia mendapatkan beasiswa sekolah the elit. Karena dia tidak tahu tentang sekolah itu, dia mendatangi sekolah tersebut dan ternyata ini adalah sekolah untuk per...