bagian 33:penentuan

606 71 0
                                    

"Baik ren, aku sudah memberikan waktu jadi apa jawabanmu? "Wajah serius kepala sekolah.

"Aku tidak bisa mengatakannya"aku menundukan kepalaku.

"Heh, apakah ini yang di namakan laki-laki tidak bisa menentukannya memalukan! "Wajah kesal kepal sekolah.

"Maaftkan aku, aku sungguh menyesal"aku menundukan kepala.

"Huh, yang benar saja woi pergi kesini aja enggak bisa! "Kepala sekolah meneriakiku sambil menunjuk poster di pulau the elit.

"Sudah,aku bilang aku punya adik tahu!"aku memarahi kepala sekolah.

"Apa katamu bocah, kan sudah aku bilang ini gratis tahu, adikmu boleh ikut"kepala sekolah memukul meja.

"Huh, jadi bayarannya dua kali dong kan adikku ikut tahu (aku tidak akan terjebak perangkapmu lagi kepala sekolah) "aku dengan urat di kepala.

"Sudah aku bilang gratis tahu, dan juga kenapa kau memberikan handphone mu yang sudah aku berikan, dan juga apa maksudnya akan aku lunasin dan aku ambil"kepala sekolah menujukan kotak isi hp yang aku kirim.

"Berisik"aku menutup kuping.

"Apa katamu bocah! "Kepal sekolah naik ke atas meja.

"Pletak-pletak"kepala kami berdua di pukul.

"Bisa kalian berdua diam"wajah kesal erina, dan wakil kepala sekolah.

"Ahhhh, sakit"kepala sekolah mengelus kepalanya.

"Kenapa kau ada disini erina? "Aku melihat dia.

   Erina memalingkan wajahnya dengan wajah kesal, "masalah buatmu aku disini "kata erina.

"Bukan apa-apa, kan aku sudah bilang ini pembicaran kamu berdua saja! "Aku kesal menatap kepala sekolah.

"Huh, apa yang kau lihat bocah berani kau denganku! "Kepala sekolah naik ke meja.
   Aku mengangkat lengan bajuku, "(karena kau, karena kau) "aku mengingat saat, aku pertama bertemu dengan kepala sekolah saat dia membuat game menyebalkan ini.

"Pletak-pletak"kepala kami berdua di pukul lagi.

"Aduh"aku dan kepala sekolah mengelus, kepala kami karena bekas pukulan wakil kepala sekolah dan erina.

"Huh"tatapan mengerikan kepala sekolah, "kalin berdua keluar"kepala sekolah meneriaki erina, dan wakil kepala sekolah.

  Erina dan wakil kepala sekolah terdiam dan keluar dari ruangan.

"Aduh mereka menggangu saja "wajah kesal kepala sekolah.

   Kepala sekolah melihatku, "jadi intinya ren, kau harus pergi"kepala sekolah menujukku.

"Sudah aku bilang enggak"aku menyilangkan lenganku.

   Wajah kesal kepala sekolah, "ya sudah aku akan menayakan kedua orang tuamu saja"kepala sekolah memainkan pena.

   Aku menundukan kepala, "mereka berdua sudah meninggal"kataku.

   Kepala sekolah berhenti memainkan penannya, "(apa aku baru tahu!)maaf ren "suara pelan kepala sekolah.

"Jadi intinya, aku tidak bisa pergi tahu"aku dengan wajah kesal.

"Huh, apa katamu barusan bocah(ternyata dia tegar juga, bocah yang menarik) "kepala sekolah tersenyum.

   Aku menghentikan kepala sekolah, "anu aku sampai lupa aku punya paman dia barusan datang dari Rusia ,hihihi"aku mengelus kepalaku.

  Wajah kesal kepala sekolah, "bilang dong dari tadi!"kepala sekolah meneriakiku.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang