hari 4 di palau the elit

554 59 6
                                    

"Satu, dua, satu, dua"ran belari pagi denganku dan semua anggota dewan.

   Aku belari santai mengitari pantai dengan semua anggota dewan, "segarnya"aku menarik nafas.

"Hihihi"ran tertawa kecil.

"Ayo terus jalan"erina mendorong tubuhku.

   Kami semua belari terus dan tak terasa sudah jam 9 pagi banyak murid yang, berjemur dan bermain voli pantai sedangkan kami, "nampaknya kalina kecapean"aku melihat semua anggota dewan kelelahan kecuali sela dan ricka.

"(Tenaga ren setara dengan ricka san , dan sela san ya) "erina membersihkan keringat.

"Sob-sob"aku membersihkan keringat erina, "semangat yang keren"aku mengajumpkan jempolku.

   Wajah erina mendadak memerah, "apa yang barusan saja kau katakan, huh! "Erina dengan pipi memerah.

"(Tsun-tsun dia) "semua anggota dewan dengan tatapan datar.

   Mendadak semua terduduk kecuali aku, namun aku merasakan sesuatu yaitu.

"Bukkkk"aku beradu tendangan dengan seseorang.

"(Siapa itu pergerakannya lumayan cepat) "erina terkejut.

"Hihihi, yo ren"senyuman yang nampaknya pernah aku lihat.

"Oh mare! "Aku beteriak senang.

"Ren"mare memelukku, "hahah, bagaimana kabarmu huh"kami saling berjamba tangan rahasia.

"Siapa dia "sela binggung.

"Entahlah"ricka bingung.

"Besarnya"selina melotot melihat tinggi mare yang mungkin 2 meter.

"Woi ren siapa dia? "Erina melihatku saling bersalaman rahasia.

"Oh dia temanku, namanya mare"aku menujuk mare.

"Yo semua, anggota dewan"mare tersenyum senang.

"Eh, mare kau tahu mereka siapa ya? "Kataku.

"Ya begitulah mereka adalah, wanita terkuat, di dunia kan"mare dengan wajah polosnya.

"Wow, kau tahu ternyata, hahah...."aku tertawa.

"Pletak"erina memukul kepalaku,"ya jelaslah,dasar"erina menyilangkan lengannya.

"Wow, kau pasti erina kan jangan-jangan kau dengan ren pacaran ya"mare tersenyum mengejek.

"Ya enggak lah"kepalaku di pasir.

   Wajah erina memerah, sambil memainkan rambutnya, "ya.... "Erina terhenti.

"Sayang ren"sela melompat ke arahku, "enak saja ren itu pacarku tahu"sela mengelus kepalanya ke tubuhku.

"Bukan dia itu suamiku"rin ikut memelukku.

"Enak saja dia itu suami masa depanku, yang akan menjadi ketua the hive"kata restia.

"Woi apa katamu barusan, huh"suara selina seperti preman.

   Ricka diam sambil minum air mineral.

"Kalian semua tenanglah"ran dengan pipi memerah.

   Mare menatapku dengan tatapan bodoh, dan dia tersenyum senang, "buat harem ya"kata mare.

"Enggaklah woi"aku meneriaki mare.

"Jadi kenapa, anggota dewan jadi seperti itu semua"mare menujuk anggota dewan.

"Oh ya perasaanku saja atau kau lebih pendek"mare mengukur tinggi tubuhku.

"Ya enggaklah, kau enggak sadar ya tinggimu itu sudah 2 meter tahu"aku menujuk mare.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang