ingatan ran

335 45 18
                                    

   Aku melihat sela yang mulai membuka matanya, dan melihat ke arahku dan ricka.

"Em, ricka san,ren"sela mengosok matanya.

"Huh, syukurlah kau sudah sadar"ricka mengelus kepala sela.

   Aku memalingkan wajahku dan membelakangi sela, sela menundukkan kepalanya.

"Ren..."sela terdiam karenaku.

"Kau tidak perlu berubah sela, aku lebih suka kau yang sekarang"aku tersenyum lebar.

   Sela terkejut dan tersenyum kecil, "plak-plak"sela memukul pelan punggungku.

"Apa yang kau katakan dasar, hihihi "sela tertawa melihatku.

   Aku bingung karena sela menepuk punggungku,sela berhenti dan "aku ke toilet dulu, soalnya dari tadi aku enggak bisa menahannya "kaki sela mulai gemetaran.

"Apa yang kau pikirkan cepat kesana "aku menunjuk ke balik batu.

"Baik captain"sela menghormati dan langsung bergerak cepat ke balik batu.

   Di balik batu sela bediri, sambil menyentuh dadanya"deg-deg"bunyi jantung sela yang berdetak agak cepat.

"(Kenapa aku malu sekali) "sela dengan wajah memerah,"(apakah itu benar-benar mimpi) "sela menepuk kedua pipinya dengan tanganya sendiri.

   Aku dan ricka saling memandang "oke selanjutnya ran "ricka menunjuk ran yang tertidur.

"Oke aku siap"aku mengadu tanganku.

   Tak beberapa lama aku masuk ke dalam ingatan ran, yang tampak tenang berbeda dengan sela "arusnya lumayan tenang"aku melihat ingatan ran yang sedang bersama semua anggota dewan yang lain saat masih kecil.

   Aku tertawa melihat kedekatan mereka semua yang tampak bahagia,namun itu hanya sementara karena aku terbawak arus yang sangat kencang dan akhirnya aku sampai di ingatan yang berwarna hitam.

"Ukurannya lebih besar dari punya sela"aku terkejut melihat bola ingatan ran yang sangat besar.

   Aku menyentuh bola tersebut dan aku masuk ke dalam ,bola tersebut.

   Aku mengedipkan mataku dan melihat ke kiri dan kanan, "(tempat apa ini?) "aku bingung melihat ruangan yang tampak seperti sekolah dasar.

   Aku keluar dari ruangan dan melihat anak kecil dengan berambut pendek hijau.

"Buwshhhh"tubuhnya terkena tepung.

   Aku langsung belari menuju anak tersebut dan ternyata, anak kecil itu adalah ran aku mengigit bibirku dan langsung melihat teman-teman ran sekelas menertawainya.

   Ran hanya diam saja dengan tatapan mata kosong,dia membunyikan jarinya dan masuk ke dalam kelas,dan menutup kelas tersebut.

"Bukk-bukk"terdengar kericuhan dalam kelas, dan tak beberapa lama ran keluar dari kelas.

"(Astaga) "aku terkejut melihat semua anak-anak babak belur.

    Ran hanya diam saja dan tidak memperdulikan orang-orang, karena pakaiannya penuh dengan tepung malahan yang mereka katakan pada ran adalah.

"Hati-hati bukanya dia monster "kata anak kecil menujuk ran.

"Woi jangan di pedulikan nanti dia memukulmu tahu"anak tersebut lari melihat ran.

   Ran dengan tatapan kesal keluar dari sekolah dan dia duduk di bawah jembatan, "siapa juga yang butuh teman"ran menutup wajahnya karena dia tidak ingin mengeluarkan air matanya.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang