Selama di sekolah ini aku berteman baik dengan ren, dari makan siang sampai belajar di sekolah.
Aku pun tidak lagi menerima permintaan bantuan ke orang-orang, agar aku bisa menghabiskan waktuku dengan cisa.
Hari kelima pertemananku dengan cisa di sore hari, "tunggu sebentar ya, aku tidak sabar melihat cisa terkejut apa yang aku buat, hihihi"aku tersenyum senang.
Tepat di depan pintu kelas cisa, aku mencoba membuka pintu kelasnya namun kau terhenti karena mendengar tawa cisa dengan teman-temannya."Hahaha, kau ini parah sekali ya cisa"teman wanita cisa tertawa.
"Jadi kau menipu dia selama 5 hari, ini winner"teman wanita cisa dengan rambut berkuncir menyerahkan tas dan uang.
"Jangan meremehkan aku ya, hahaha"cisa tertawa.
"Tapi kau parah juga, apa kau benar-benar tidak ingin berteman dengan dia"kata wanita berambut pendek.
"Hahaha,mana mungkin aku mau anak yatim piatu hidup saja susah sehari-hari, apalagi dia punya dua adik yang di rawat beratnya pasti hidupnya, mau tahu enggak bahkan dia, tidak tahu gaya sama sekali seleranya bahkan buruk "cisa tertawa.
"Kau kejam juga ternyata ya cisa"wanita berkuncir menutup mulutnya.
"Phew,masalah buatmu lagi pula ini karena taruhan saja aku mau tahu"cisa turun dari mejanya dan mencoba berjalan keluar.
"Cisa kalau kau mau berteman dengannya, kami tidak masalah kok, hihihi "wanita berambut pendek tertawa melihat cisa.
"Huh, kan sudah aku bilang aku tidak tertarik dengannya kok, aku mengangap dia hanya orang asing"cisa tertawa sambil membuka pintu kelasnya.
Tepat di depan wajahnya, aku dengan tatapan kosong dingin melihatnya "ren... "Cisa terdiam dan menjatuhkan tas pemberian temannya.
"Oh babu, kenapa kau ada disini kau dengar sendiri kan cisa hanya mengangapmu apa tadi hanya orang asing"kata wanita berambut pendek.
"Iya lucunya, kau percaya apa yang di katakan cisa bodohnya"wanita berkuncir tertawa melihatku.
Aku mengangkat tangan kananku, "oh maaf menganggu waktunya nona-nona, aku hanya menemukan barang terjatuh "aku menujukkan kalung batu cahaya yang hanya bisa di temukan di tengah sungai.
"Apa ini, sampah ya mana ada harganya"wanita berambut pendek melihat kalungku dan menjatuhkannya lagi.
"Maaf menganggu waktunya"aku mengelus kepalaku dan meninggalkan mereka semua.
"(Ren) "cisa mencoba menghentikanku namun tidak berani.
"Hahaha, sudah aku duga wajar saja kau tidak menyukai nya ya cisa "wanita berambut pendek tertawa.
"Ya benar kenapa juga aku menyukainya (perasaan apa ini, kenapa dadaku terasa sesak) "cisa menyentuh dadanya.
Akhirnya selama di sekolah, aku tidak pernah lagi melihat ren mengunjungi kelasku bahkan saat aku dan dia saling memandang dia menatapku dengan tatpan dingin membuatku gemetaran, senyuman di wajahnya telah menghilang karena kesalahanku, berbagai macam bully an murid lain kepada ren makin menjadi, aku tidak bisa membantunya sama sekali dan memperhatikannya dari jauh saja.
"Itulah penyebab kenapa ren seperti itu, aku tahu perbuatanku salah jadi kumohon untuk satu kali ini saja biarkan aku meminta maaf padanya "dia menundukan kepalanya.
Semua anggota dewan terdiam dan tidak mengatakan apapun, "kau lakukan sendiri sampah"yuki meminum tehnya.
"Tapi... "Cisa menundukan kepalanya dengan wajah murung.
"Rasanya aku ingin sekali menghajarmu"yuki naik di atas meja karaoke membuat makanan terjatuh, dia menatap wajah cisa dengan tatapan dingin "grap"yuki mencengkram kerah baju cisa.
Cisa terkejut dan gemetaran melihat yuki menatap matanya yang sudah ketakutan, "kau mau menghajarku silahkan, aku pantas menerimanya"dia menutup matanya.
"Heh, aku tidak tertarik dengan pencundang sepertimu"yuki tersenyum kecil dan melepaskan cengkramannya.
Yuki turun dari meja, "ini untuk kerusakannya barusan,kalau kau ingin minta maaf lakukan sendiri aku bukan babu mu"yuki menaruh 200.000 munny di atas meja, "ayo kita pergi dia hanya orang asing semua "yuki keluar dari ruang karaoke.
Semua mengikuti yuki, "permisi"erina menundukan kepalanya dan meninggalkan cisa sendiri.
Cisa menundukan kepalanya "humm, wahhh maafkan ren"cisa menahan air matanya "jika saja aku tidak melakukan itu di masa lalu mungkin saja, aku berada di antara mereka semua"cisa melihat tempat duduk yang barusan, di duduki anggota dewan.
Tak beberapa lama cisa keluar dari tempat karoke dengan mata membengkak.
"Bukan itu cisa "laki berambut panjang tersenyum senang dengan ketiga temannya.
Cisa tidak memperdulikannya, "woi tunggu, aku dengar katanya kau makin terkenal ya di sma aku tidak menyangka "dia memegang tangan cisa.
"Memang kenapa aku pergi dulu "cisa dengan wajah kesal meninggalkan mereka.
Wajah kesal mereka semua, "hufff "mulut cisa di tutuo dengan sapu tangan dan di bawak ke gang sepi.
"Sombongnya kau cisa,apakah tubuhmu ini sering kau pakai untuk menghasilkan uang"dia tersenyum melihat cisa.
Cisa meronta-ronta menangis melihat tubuhnya yang sedikit demi, sedikit di lucuti.
"Woi kalian lagi ngapain "aku dengan tatapan datar melihat mereka semua dengan baju pekerja ramen.
"Bukannya itu babu, kau sekarang jadi ini hahahaha, memalukan sekali hormati aku bodoh aku pertarungan rank b pergilah"dia mengusirku.
"Kau yang pergi, jangan gangu dia"aku dengan tatapan dingin melihatnya.
"Berisik kau sialan"dia mengarahkan tendangan ke wajahku.
"Grap"aku memegang kakinya, "bukkk"aku memukul kakinya, "kretak"bunyi tulang yang patah.
"Wahhh keparat kau"dia melihat kakinya yang terbalik, "bukkkk"aku menendang dengkulnya, "kretak"dengkulnya patah karena tendanganku.
"Wahhh sakit sekali kalian Serang dia"dia memerintahkan kedua temannya.
"Grap-grap"aku mencengkram kepala mereka dengan tangan kiri dan kanan, "ahhhhh hentikan "mereka berdua berteriak karena cengkramanku, "bomshhhh"aku menghentakkan kepala mereka ke tanah membuat, mereka terpingsan dengan kepala berdarah.
Dia ketakutan melihatku, "ahhh menjauhlah"dia merangkak ketakutan melihatku.
"Grap"aku memegang tangan kanannya dan, "kretak"aku memutar lengan kananya.
"Wahhh"dia menangis kesakitan melihat tangannya.
"Bukk"aku menghajar tangan kirinya membuat tulangnya retak dan hancur."Ahhh"dia terpingsan dengan terkencing di celana.
"Menyebakan sekali, oh hujan ternyata "aku melihat tetesan air hujan.
"Anu ren"cisa memanggilku sambil menutup baju nya yang sobek.
Aku menatap cisa dengan tatapan dingin ku, membuat cisa tidak berani melihat wajahku, "sruggg"aku menyelimuti cisa dengan baju kerjaku.
Cisa terkejut dan melihatku yang pergi, "maafkan aku ren Yamamoto! "Cisa beteriak membuatku berhenti, "aku benar-benar bodoh, maafkan aku"dia menangis melihatku.
"Tidak usah dipikirkan kunjungi kedai kami kapan-kapan nona"aku berjalan meninggalkan mereka.
Cisa melihat air yang mengenang karena hujan, "wahhhh"cisa menangis melihat bayangannya yang ada di air.
Sela tersenyum melihatku yang meninggalkan cisa, "itu baru my hero "sela tersenyum kecil.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
School Girl (The Symbol)
FantasyRen Yamamoto remaja biasa yang ingin putus sekolah saat sma tapi, itu semua berubah saat dia mendapatkan beasiswa sekolah the elit. Karena dia tidak tahu tentang sekolah itu, dia mendatangi sekolah tersebut dan ternyata ini adalah sekolah untuk per...