tinju anggota dewan

340 41 13
                                    

   Semua anggota dewan berada di gerbang depan sekolah the elit.

"Yuki san ada orang mesum disini"murid berambut kuning menunjuk ke arahku.

"Huh, siapa tu cowok beraninya dia masuk ke sekolah the elit"yuki dengan aura mengerikan.

"Benar juga aku sudah lama tidak menghajar orang habis-habisan"restia membunyikan jarinya.

"Huh merepotkan sekali"selina menggosokk kepalanya seperti seorang berandalan.

"Dimana kau ren!"rin beteriak kesal.

"Kenapa dengannya masih memikirkan ren setiap pagi "lucy binggung melihat tin yang memanggil namaku setiap hari.

"Benar juga, aku agak kesal dimana sebenarnya ren sekarang..... "Ricka melihatku.

"Emmmmm"sela gemetaran.

"Sela sampai gemetaran mungkin dia takut dengan orang mesum ini"restia melihat sela yang gemetaran untuk pertama kalinya.

"(Ren!) "beteriak senang dalam hati.

   Alice, ricka terkejut melihatku, "(ren) "alice dan ticka serempak.

"Woi keparat beraninya kau masuk ke sekolah ini huh"selina menunjukku.

"Woi aku ren tahu!"aku menunjuk diriku sendiri.

"Ren jangan seenaknya menyebut nama si bodoh itu ya"yuki tepat di depan wajahku, "death grap"yuki gagal mencengkramku dan terkena tiang bola basket.

"Hampir saja"aku termundur.
"Trangggg"besi yang patah karena cengkraman tangan yuki, "sebenarnya aku ingin menggunakan pada si bodoh itu"yuki kesal sambil mengingat wajahku.

"(Aku bisa-bisa mati, kalau terkena cengkeramannya barusan) "aku dengan tatapan bodoh.

"Diamlah disitu tuan"lucy tersenyum sambil menyentuh tubuhku.

   Dia terdiam binggung melihatku, "tidak berhasil padahal, aku sudah melepaskan cincin ini"lucy mengambil cincin yang ada di kantongnya, "ada yang aneh semua..... Eh"lucy melihat semua murid terpingsan.

"Lucy cincin pakai sekarang "rin beteriak.

"Astaga maaf"lucy langsung memakai cincinnya.

"Hampir saja kami ke alam baka,aku sudah melihat seberang sungai"kata murid berkuncir kuda.

"Maafkan aku, maafkan aku"lucy membungkukkan kepala nya meminta maaf, "tapi kau ini siapa kenapa tidak pingsan saat aku sentuh? "Lucy melihatku.

   Aku dengan tatapan datar di balik poniku, "aku ren"aku menunjuk diriku sendiri.

"Broken fist"pukulan restia hampir mengenai wajahku.

   Aku melihat batu yang di sampingku, "brakk"batu berlubang cukup besar.

"Jangan menghindari !"restia kesal.

"Kalau aku tidak menghindar bisa-bisa aku mati woi! "Aku meneriaki restia.

"Hahahah"tawa yang mengerikan di sampingku ,"overwatch "selina meniru gerakanku saat menghindari nya.

"Srett"dia mengangkat kakinya, kakinya tepat di depan wajahku, "stomp"selina menginjak tanah.

   Aku menghindari serangannya dan, "bomsss"angin menghembus sanagat kecang.

"(Apa-apaan ini woi!) "aku gemetaran ketakutan, "seingatku kalian semua tidak sekuat ini apa yang terjadi pada kalian semua "aku menunjuk semua anggota dewan.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang