kediamman yuki kuro

475 59 20
                                    

"Jadi disini tempatnya ya"aku melihat gedung pencakar langit mewah di tengah kota blue whale.

"Oh ya pasti kalian tidak tahu kan sebenarnya kota kami bernama blue whale"ren tersenyum melihat pembaca.

"Siapa yang peduli"ricka menjadi sutradara, "cepat baca naskahnya agar cepat selesai bodoh"ricka kesal melihatku.

"Siapa yang kau bilang bodoh, huh"aku memarahi ricka.

   Tak beberapa lama aku masuk dengan tubuh penuh fi cek dan, "apakah anda memiliki kartu indentitas? "Kata penjaga tersebut.

"Ada ini"aku memberikan kertas ke penjaga tersebut.

   Pengawas tersebut melotot melihatku, "maaf mengganggu waktumu tuan, baru kali ini nona yuki memiliki tamu"penjaga tersebut menghormatiku.

   aku pun juga menghormatinya, "di lantai 50 ya wow, tingginya"aku dengan tatapan bodoh dan masuk ke dalam lift.

   Aku masih berpikir kenapa yuki memberikan alamat rumahnya sendiri, dan juga dia ingin mengatakan hal yang penting.

"Apa yang dia inginkan? "Aku dengan tatapan serius.

   Aku melihat tempat yang lumayan besar, "apakah benar ini lantai 50,besar dan mewah Juga"aku tercengah.

   Aku melihat nomor rumahnya"ini nomornya"aku melihat nomor yang ada di kertasku.

"Benar sama nomornya"aku membunyikan bell, "ting-tong"bunyi bell.

"Permisi"aku beteriak, "(enggak ada respon) "aku menguping dari pintu.

   Pintu yang terbuka sendiri, "pintunya terbuka!"aku terkejut.

   Aku masuk ke dalam dengan perasaan agak khawatir.

   Aku melihat keadaan tempat lumayan rapi, dan bersih tempat ini lebih lebar dari dugaanku, "(jangan-jangan yuki ini,anak orang kaya) "kataku dalam hati.

   Aku terkejut karena melihat semua foto keluarga dengan yuki,ibunya, dan ayahnya.

"(Kenapa wajah ayahnya dihancurkan) "aku menyentuh foto tersebut.

   Aku teringat saat bertarung dengan yuki dulu.

"Semua laki-laki adalah sampah akan aku hancurkan semuanya"yuki meneriakiku.

"Tidak akan aku biarkan ada orang yang mengalami penderitaan yang sama seperti ibuku"suara yang masih sampai sekarang teringat dalam pikiranku.

   Bunyi pintu kamar mandi yang terbuka.

"Mama kalau pulang langsung masuk saja kenapa, mau bunyikan bell"yuki dengan celana dalam tanpa baju yang menutupi bagian dadanya hanya handuk kecil.

"Eh"aku melotot.

"Eh"yuki langsung melotot melihatku dan, "kyaaa"dia beteriak, "bukkk"wajahku di pukul yuki.

   Tak beberapa lama kemudian, aku dengan pipi membengkak dan kepala benjol.

"Jadi kenapa kau disini ren Yamamoto"yuki serius menatapku.

"Bukanya kau yang mengundangku? "Aku dengan tatapan datar.

"Siapa juga yang mengundangmu, slurpp"yuki meminum tehnya.

"Lihat ini "aku menujukan surat yang ada di dalam kotak posku.

"Pftttt"yuki terkejut, "tunggu bagaimana kau bisa mendapatkan benda ini? "Yuki mengambil kertas tersebut.

"Ya mana aku tahu, aku disuruh datang di surat itu lihat"aku meminum teh yang di sajikan yuki.

"Aduh, pasti yang memberikannya mama"yuki menutup matanya,"Maaf kan aku ya"yuki menundukan kepalanya.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang