Bagian 9 :event

978 111 4
                                    

"Woi tunggu dulu, apa maksudnya erina plus lensa kontak,di atas"erina mendadak ada sebelum cerita dimulai.

"Benar, apa maksudnya"ren melihat gambar erina, "tapi kau terlihat, manis kok! "Aku tersenyum dengan suara elegant.

"Benarkah? "Erina dengan pipi memerah.

"Becanda mana mungkin kau manis, hahahah"aku tertawa, "bukkkk"lancaran pukulan tepat diwajahku.

"Woi sialan, kau berani memainkan aku ya akan,kubuat kau ke alam baka"erina membunyikan jarinya.

"Maaf nona"aku bersujud, "tapi memang kau pake lensa kontak kan, hari ini"ren melihat erina tanpa kaca mata.

Erina menyentuh matanya dan tidak menemukan kacamatanya, "aduh tunggu dulu"erina tersenyum malu.

"Stare"aku melototin erina.

"Maaf, hihihihi"erina mengelus kepalanya.

Ren mendekati erina sedikit demi sedikit dengan tatapan iblis, "tunggu ren kau mau apa, ahhhhhhhhhh"erina berteriak karena amarah ren.

Bersambung.

"Semuanya ini baru opening tahu belum mulai"erina berteraik mengoyak gambar bersambung.

Pagi hari di sekolah the elit, aku melihat banyak murid yang melihat mading.

"Ramenya memang ada apa? "Aku bingung dan mendekati mading, "anu permisi"aku menyentuh salah satu bahu murid yang lain, mendadak mereka semua terkejut seperti melihat hantu.

"Ren, benaran baru kali ini kami melihatmu"wanita dengan rambut kuncir kuda tersenyum.

"Benar itu ren"kata semua murid.

"Keren ya dia, berbeda dengan yang ada di foto"kata semua wanita yang berbisik.

"(Anu maaf aku enggak hobi, di gosipin tahu) "alis mata kananku berkedut, "permisi boleh aku melihatnya "aku menujuk ke mading.

"(Melihat, jangan-jangan ren ingin melihat ituku) kecepetan tahu"semua wanita menamparku dengan keceptan tinggi.

Mendadak mereka semua pergi, "ada, apa dengan mereka semua apa salahaku? "Aku menyentuh kedua pipiku yang memerah.

Aku berdiri dan melihat mading, "event(event apa'an?)"aku bingung dengan pipi masih membengkak.

"Wow event lagi"mendadak ran di belakangku.

"Wahhhhhh"aku terkejut melihat ran, "kau ini ngejutin aku saja?"aku menyentuh dadaku.

"Maaf tehehehe"ran memukul kepalanya seperti lupa.

"(Kenapa dia seperti itu, tidak seperti biasanya?) "aku menatap ran dengan, tatapan cold eye.

"(Apa tidak bekerja, padahal aku sudah lihat majalah cara mendekati laki-laki) anu"mendadak wajah ran memerah.

"Ran apa maksudnya, tehehehe"aku meniru apa yang ran lakukan barusan.

"Bukan apa-apa kok"ran menundukan kepalanya.

"Sob-sob"aku mengelus kepala ran, "jadilah dirimu sendiri, aku lebih suka kau biasa saja"aku tersenyum lebar.

"Baik, hihihi"ran tersenyum kecil, "jadi ini adalah event bisa di bilang hampir mirip seperti turnament"ran tersenyum senang.

"Oh begitu!"aku biasa saja sambil bersandar di dinding.

"Kau bisa menaikan ranking ren, hihihihi"ran tertawa.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang