bagian 23:kekacauan (2)

621 86 4
                                    

"Ahhhhh"aku beteriak karena semua anggota dewan mengejarku dengan mata seperti hewan malam.

"(Untung rin tidak ikutan) "aku melihat kebelakang.

  Mendadak rin mentapku tepat di depan wajahku,"kau juga ikutan"aku beteriak dalam hati.

  Aku menghindari rin, dan berlari terus-menerus aku sudah melihat,jam sekolahku yang 2 jam lagi akan berakhir.

"Aku harus bertahan"aku beteriak, "tapi, kalian ini manusia atau bukan, huh tenaga kalain dua kali lebih kuat dariku"aku meneriaki mereka yang ada di belakangku.

   Aku melewati jalan sempit di sekolah the elit, membuat mereka terjepit.

"Bagus kesempatan"aku belari lagi lebih cepat mendadak ada wanita di depanku dari bajunya aku mengenalinya.

  Wanita tersebut berbalik "yo ren"erina tanpa kaca matanya.

"Kenapa loe, enggak pakai kaca mata"aku memarahi erina.

"Aku kelupaan tahu!"erina menarikku.

"Oke baiklah, aku bantu kau"aku mengendong erina.

   Semua murid wanita menatapku dan mencoba menangkapku namun aku menghindari mereka semua,"bagaiamana cara menghentikan mereka"aku bepikir dalam hati.

   Tak beberapa lama aku dan erina sampai, di ruang osis "baik permisi"aku membuka pintu.

   Aku melihat ruangan yang gelap erina turun dari gendonganku dan langsung menutup pintu.

"(Aku punya perasaan tidak enak nih) "aku dengan wajah agak pucat.

"Anu ren pendapatmu tentang, hadiah kepala sekolah apakah kau tertarik"erina memainkan rambutnya.

"Enggak sama sekali"aku tergesa-gesa.

"Begitu ya, jika aku memenangkan hadiah ini apakah kau mau pergi denganku"erina dengan pipi memerah.

"(Aku enggak mau hadiahnya!)"aku melihat erina serius, "entahlah, menurutku menghabiskan waktu bersama kalian semua menyenagkan"aku mengelus kepalaku.

   erina tersenyum, "begitu ya"erina mengambil kacamatanya dan, "tapi bukanya kalau aku berlibur di pulau bersamamu lebih asik"senyuman senang erina.

"Hehhh, kau juga !"aku beteriak.

   Aku membuka pintu namun tidak berhasil.

"Percuma kuncinya di tangan ku"erina memainkan kunci di tangan kananya, "menyerahlah akan aku buat lebih mudah"erina demon mode on.

"Ahhhh!"aku beteriak dan menabrak pintu, "brakkk"pintu yang hancur.

"Aduh, kuatnya ren"wajah bodoh erina.

   Aku belari lagi ke tempat persembunyian yang paling aman, "sial tidak ada yang bisa aku percaya"aku berlari tergesa-gesa karena tenagaku sudah aku pakai selama 6 jam.

  Mendadak semua murid menyerbuku, dengan seni bela dirinya, "maaf semua"aku memukul pelan titik kelemahan mereka membuat mereka tertidur.

   Aku melihat ke sekeliling teman-teman yang lain sudah terpingsan, "aduh, sudah semua ya"aku menarik nafas lega.

  Tapi hanya untuk beberapa menit karena, semua anggota dewan tepat di depanku, " kalian semua manusia enggak!"aku memarahi mereka.

"Lebih baik kau menyerah ren dan kita akan.. "Ran terhenti.

"Kau mau bilang apa ren akan berlibur denganku! "Selina memarahi ran.

"Siapa bilang aku yang pertama "ricka bersuara seperti laki-laki.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang